Pages

Laporan Praktikum Penentuan Asam Lemak Bebas (ALB)

I. Judul Acara II         : Penentuan Asam Lemak Bebas
II. Waktu dan Tempat : Senin, 22 Oktober 2018 di Laboratorium Kimia 
III. Tujuan            : Untuk mengetahui cara penentuan asam lemak bebas pada minyak

IV. Dasar Teori
    Besarnya asam lemak bebas dalam minyak ditunjukan dengan nilai angka asam. Angka asam yang tinggi mengindikasikan bahwa asam lemak bebas yang ada di dalam minyak nabati juga tinggi sehingga kualitas minyak justru semakin rendah. Pembentukan asam lemak bebas dalam minyak goreng bekas diakibatkan oleh proses hidrolisis yang terjadi selama prosess penggorengan, ini biasanya disebabkan oleh pemanasan yang tinggi yaitu pada suhu 160-200°C. Menurut Kulkarni dan Dalai (2006) uap air yang dihasilkan pada saat proses penggorengan, menyebabkan terjadinya hidrolisis terhadap trigliserida, menghasilkan asam lemak bebas, digliserida, monogliserida, dan gliserol yang diindikasikan dari angka asam.  Asam lemak bebas di dalam minyak goreng merupakan asam lemak berantai panjang yang tidak teresterifikasi. Asam lemak bebas mengandung asam lemak jenuh yang berantai panjang. Semakin banyak konsumsi asam lemak bebas, akan meningkatkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dalam darah yang merupakan kolesterol jahat. Banyaknya asam lemak bebas dalam minyak menunjukkan penurunan kualitas minyak. Pengaruh minyak dan lemak terhadap kesehatan juga dapat memicu peningkatan kadar kolestrol dalam darah. Kadar kolestrol dalam darah manusia beragam dan mengalami bertambahnya umur. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap kolestrol darah adalah LDL, lemak total, lemak jenuh, dan energi total. Pada kolestrol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk jantung dan pembuluh darah (Sopianti, 2017).
    Berdasarkan penelitian Panagan (2010), kadar asam lemak bebas dapat di analisis menggunakan metode titrasi asam basa. Edwar et al. (2011) menganalisis kandungan asam lemak bebas pada minyak goreng sawit dan minyak goreng jagung. Hasil penelitian menyatakan bahwa pada pemanasan selama 60 menit dengan suhu 2000 C terlihat penurunan volume titrasi dari kedua sampel minyak goreng, serta penelitian Effendi et al. (2012) untuk mengukur kadar asam lemak bebas pada minyak kelapa yang menyatakan peningkatan kadar asam lemak bebas akibat proses oksidasi dan hidrolisis minyak. Pemilihan metode ini dipakai karena merupakan metode yang sederhana dan sudah banyak digunakan dalam laboratorium maupun industri, penentuannya hanya didasarkan pada perubahan warna yang terjadi pada sampel dan sering disebut sebagai titik akhir titrasi. Selain dengan menggunakan metode titrasi, kadar asam lemak bebas di dalam minyak dapat dianalisis menggunakan FTIR (Fourier Transformasi Infra Red) yang didasari pada vibrasi ikatan atom dari suatu molekul. Seperti yang dilakukan Al-Alawi et al. (2006) pada penelitian asam lemak bebas pada minyak nabati, hasil penelitiannya menunjukkan adanya perubahan pita serapan gugus fungsi dari asam lemak bebas yang ditandai dengan gugus karboksilat, terjadi kenaikan pita serapan pada panjang gelombang 1820-1573 cm-1 yang menandakan adanya vibrasi ikatan C=O. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Yelmeda et al. (2012) untuk menganalisis asam lemak pada minyak sawit dan pada minyak bekas penggorengan. Kelebihan dari FTIR yaitu penyiapan sampel yang lebih cepat serta waktu yang digunakan untuk menganalisis lebih cepat dibandingkan metode konvensional lainnya, tidak menggunakan pelarut yang banyak dan mengurangi resiko toksisitas (Selamat, 2017).




V. Alat dan Bahan
A. Alat
  1. Timbangan analit : 1 unit
  2. Buret dan Statif : 1 unit
  3. Erlemenyer 250 ml : 2 buah
  4. Gelas beaker : 1 buah
  5. Pipet tetes : 1 buah
  6. Gelas ukur : 1 buah 
B. Bahan
  1. CPO : 5 gram
  2. Minyak goreng : 5 gram
  3. Alkohol netral : 50 ml
  4. Indikator PP : 4 tetes
  5. NaOH O,1 N : secukupnya


VI. Cara Kerja
A. Teoritis
  1. Menimbang 3-5 g berat sampel minyak didalam erlenmeyer 250 gram.
  2. Menambahkan 50 ml alkohol netral dan 4 tetes indikator phenolphtalein, goyang hingga homogen. 
  3. Mentitrasi dengan larutan standar natrium 0,1 tetes demi tetes sampai timbul warna merah jambu yang dapat bertahan minimal 30 detik
  4. Kalkulasi % FFA = BM Asam Oleat x  ml NaOH ×N NaOH/berat Sampel(gram) 
  5. Berat Molekul asam lemak :
  • CPO (asam palmitat) = 25,6
  • Minyak goreng bekas (Olein (asam oleat)) = 28,2


B. Skematis
Tabel 2.1 Cara kerja skematis penentuan asam lemak bebas


VII. Hasil Pengamatan
A. Tabel hasil pengamatan

B. Perhitungan




DAFTAR PUSTAKA
Sopianti, et al. 2017. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Minyak Goreng. 2 : 100-105. Bengkulu : Farmasi, Akademisi Farmasi Al-Fatah Bengkulu. 

Alfiani, S. et al. 2014. Penggorengan Berulang Dengan Metode Titrasi Asam Basa dan Spektrofotometer Fourier Transformation Infra Red (FTIR). Jurnal Pharmascience, 1:7– 13.  

No comments: