I. ACARA I : Evapotranspirasi Potensial (Prediksi)
II. HARI, TANGGAL : Senin, 05 November 2018
III. TUJUAN :
- Dapat mengetahui suhu rata-rata, kecepatan angin, RH/ kelembaban suatu daerah.
- Dapat mengetahui cara menganalisa data iklim.
- Mengetahui pengukuran evapotranspirasi
IV. DASAR TEORI
Evapotranspirasi adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari permukaan tanah, air, dan vegetasi yang diuapkan kembali ke atmosfer oleh adanya pengaruh faktor–faktor iklim dan fisiologi vegetasi. Dengan kata lain, besarnya evapotranspirasi adalah jumlah antara evaporasi (penguapan air berasal dari permukaan tanah), intersepsi (penguapan kembali air hujan dari permukaan tajuk vegetasi), dan transpirasi (penguapan air tanah ke atmosfer melalui vegetasi). Beda antara intersepsi dan tranapirasi adalah pada proses intersepsi air yang diuapkan kembali ke atmosfer tersebut adalah air hujan yang tertampung sementara pada permukaan tajuk dan bagian lain dari suatu vegetasi, sedangkan transpirasi adalah penguapan air yang berasal dari dalam tanah melalui tajuk vegetasi sebagai hasil proses fisiologi vegetasi (Pepra, 2012).
Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dan transpirasi tumbuhan yang hidup di permukaan bumi. Air yang diuapkan oleh tanaman dilepas ke atmosfer. Evaporasi merupakan pergerakan air ke udara dari berbagai sumber seperti tanah, atap, dan badan air. Transpirasi merupakan pergerakan air di dalam tumbuhan yang hilang melalui stomata akibat diuapkan oleh daun. Evapotranspirasi adalah bagian terpenting dalam siklus air. Evapotranspirasi dapat menggambarkan jumlah air yang hilang dari badan air karena adanya vegetasi. Jenis vegetasi mempengaruhi jumlah evapotranspirasi secara signifikan. Karena air ditranspirasikan melalui daun yang mengalir dari akar, tumbuhan yang akarnya menancap dalam ke bawah tanah mentranspirasikan air lebih banyak. Tanaman semak umumnya mentranspirasikan air lebih sedikit dari tanaman berkayu karena semak tidak memiliki akar yang sedalam tanaman kayu, dan daun yang posisinya setinggi tanaman kayu. Tanaman konifer meski memiliki daun yang tidak lebar, dapat memiliki nilai transpirasi yang lebih tinggi dari tanaman berdaun lebar, terutama di periode dormansi dan awal musim semi (Anonim, 2018).
Untuk mengetahui faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi besarnya evapotranspirasi, maka evapotranspirasi perlu dibedakan menjadi evapotranspirasi potensial (PET) dan evapotranspirasi aktual (AET). PET lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi, sementara AET lebih dipengaruhi oleh faktor fisiologi tanaman dan unsur tanah. Uraian tentang pengaruh faktor lingkungan terhadap evapotranspirasi akan lebih ditekankan pada pengaruh faktor- faktor tersebut pada PET. Faktor-faktor yang dominan mempengaruhi PET adalah radiasi panas matahari dan suhu, kelembaban atmosfer dan angin, dan secara umum besarnya PET akan meningkat ketika suhu, radiasi panas matahari, kelembaban, dan kecepatan angin bertambah besar. Pengaruh radiasi panas matahari terhadap PET adalah melalui proses fotosíntesis. Dalam mengatur hidupnya tanaman memerlukan sirkulasi air melalui sistem akar-batang-daun. Sirkulasi perjalanan air dari bawah (perakaran) ke atas (daun) dipercepat dengan meningkatnya jumlah radiasi panas matahari terhadap vegetasi yang bersangkutan. Metode ini untuk memprakirakan besarnya evapotranspirasi potensial (PET) pada awalnya dikembangkan untuk memprakirakan besarnya konsumsi air irigasi di Amerika Serikat (Anonim, 2010).
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
- Alat tulis : 1 buah
- Penggaris : 1 buah
B. Bahan
- Data iklim BMKG
- Data Klimatologi
VI. CARA KERJA
A. Teoritis
a). Blaney-Criddle
- Menganalisis data iklim.
- Membuat tabel analisisa perhitungan.
- Menghitung P.
- Menghitung ETO*
- Data suhu rata-rata.
- Data tinggi tempat.
- Menghitung ETO* = P (0,46.T + 8)
- Menilai ETO* diplotkan pada grafik fig 1.
- Menilai biog berdasakan kelembaban.
- Tarik garis lurus dari ETO* memotong garis kecepatan angin.
- Tarik garis perpotongan kecepatan angin mendatar memotong ETO* prediksi.
- Pemilihan garis spasi 1, 2, 3 berdasarkan kecepatan angin rata-rata.
b). Radiasi
- Menganalisis data iklim.
- Membuat tabel analisisa perhitungan.
- Menghitung Rs dan Ra.
- Menghitung W
- Data suhu rata-rata.
- Data tinggi tempat.
- Menghitung W. Rs
- Menilai W. Rs diplotkan pada grafik fig 2.
- Menilai biog berdasakan kelembaban.
- Tarik garis lurus dari W. Rs memotong garis kecepatan angin.
- Tarik garis perpotongan kecepatan angin mendatar memotong ETO* prediksi.
- Pemilihan garis 1, 2, 3, 4 berdasarkan kecepatan angin rata-rata.
B. Skematis
a). Blaney-Criddle
- Dianalisis data iklim.
- Dibuat tabel analisisa perhitungan.
- Dihitung P dan ETO*.
- Dinilai ETO* diplotkan pada grafik fig 1.
b). Radiasi
- Dianalisis data iklim.
- Dibuat tabel analisa perhitungan.
- Dihitung Rs, Ra dan W.
- Dihitung W. Rs kemudian dinilai W. Rs diplotkan pada grafik fig 2.
VII. HASIL PENGAMATAN
A. Metode Blaney-Criddle
Metode : Blaney-Criddle
Lokasi : Yogyakarta
Tinggi tempat : 115 m dpl
Letak lintang : 100 LS
Lama penyinaran aktual : 11,5 jam/hari
Kecepatan angin : 8,5 m/dt
3. Perhitungan
B. Metode Radiasi
Metode : Radiasi
Lokasi : Yogyakarta
Tinggi tempat : 115 mdpl
Letak lintang : 100 LS
Lama penyinaran aktual : 11,5 jam/hari
Kecepatan angin : 8,5 m/dt
1. Tabel hasil analisis data iklim
2. Perhitungan
a). Menghitung nilai Rs
b). Menghitung W
c). Menghitung ETO*
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (a). 2018. “Evapotranspirasi“. https://id.wikipedia.org/wiki/Evapotranspirasi. html. Diakses pada 07 November 2018, pukul 00.40 WIB.
Anonim (b). 2010. “Evapotranspirasi”. http://n1692.wordpress.com/2010/12/18/ evapotranspirasi/html. Diakses pada 07 November 2018, pukul 00.47 WIB.
Dewa, Pepra. 2012. “Evapotranspirasi“. http://pepradewa.blogspot.com/2012/03/ evapotranspirasi.html. Diakses pada 06 November 2018, pukul 23.14 WIB.
No comments:
Post a Comment