Pages

Showing posts with label Laporan Praktikum Kualitas Air. Show all posts
Showing posts with label Laporan Praktikum Kualitas Air. Show all posts

Laporan Praktikum Pembuatan Larutan Standar dan Penjernihan Air

I. JUDUL ACARA V  : Pembuatan Larutan Standar dan Penjernihan Air 
                    dengan Perlakuan Alum Metode Pengendapan 
II. HARI,TANGGAL   : Kamis, 11 April 2019
III. TUJUAN           :
  1. Membuat larutan standar alum dan soda ash.
  2. Mengukur konsentrasi optimal dari alum untuk menjernihkan sempel air. 
  3. Mengukur kualitas air setelah jar test.
IV. DASAR TEORI
     Larutan adalah campuran homogen. Disebut campuran karena susunannya dapat diubah-ubah, dan disebut homogen karena komponen-komponen penyusunnya telah kehilangan sifat fisiknya dan susunannya sangat seragam sehingga tidak dapat diamati bagian-bagian penyusunnya dengan mikroskop sekalipun. Didalam suatu campuran terdapat molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion dari dua zat atau lebih. Larutan baku (Larutan standar) adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan dalam buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Adapun larutan baku dibagi menjadi : larutan Baku Primer Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasinya diketahui secara cepat melalui metode Gravimetri (Perhitungan Massa). Dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan dalam volume tertentu. Syarat–syarat larutan baku primer : zat harus mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110 - 120 ̊C) dan disimpan dalam keadaan murni. Zat harus tidak berubah berat dalam penimbangan diudara : kondisi ini menunnjukkan bahwa zat tidak boleh higroskopik. Tak pula dioksidasi oleh udara atau dipengaruhi karbondioksida (Yoga, 2016).
     Yang dimaksud adalah oksigen terlarut yang terkandung di dalam air, berasaldari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan olehsemua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnyatermasuk mikroorganisme seperti bakteri.Agar ikan dapat hidup, air harusmengandung oksigen paling sedikit 5 mg/ literatau 5 ppm (part per million). Apabila kadaroksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan mati, tetapi bakteri yang kebutuhan oksigenterlarutnya lebih rendah dari 5 ppm akan berkembang. Apabila sungai menjadi tempatpembuangan limbah yang mengandung bahanorganik, sebagian besar oksigen terlarutdigunakan bakteri aerob untuk mengoksidasikarbon dan nitrogen dalam bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewanseperti ikan, udang dan kerang akan mati (Maulida, 2012).
     Sodium carbonat (Na2CO3) adalah bahan lunak yang larut dalam air dingin dan kelarutan dalam air kira-kira 30% berat larutan, dalam industri kimia di kenal dengan “soda ash”. Dinegara eropa dan beberapa kota distrik di USA istilah soda mengacu pada decahidrat (Na2CO310H2O) dan monohidrat (Na2CO3H2O) yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, tapi komoditi decahidrat (Na2CO310H2O) dan monohidrat (Na2CO3H2O) jumlahnya relatif kecil di bandingkan dengan bentuk anhidrat (Nunulasa, 2011).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Pipet ukur : 1  unit
  2. Gelas beker 100 ml : 3 unit
  3. PH meter         : 1 unit 
  4. TDS + EC meter : 1 unit
B. Bahan
  1. Sample air selokan mataram : 50 ml
  2. Sample air sungai         : 50 ml
  3. Sample air mandiri         : 50 ml
  4. H2O (Aquadesh) : 500 ml
  5. Aluminium sulfat(AL2SO4) : 0,5 gr
  6. Soda ash                 : 0,5 gr
VI. CARA KERJA
A. Teoritis
  1. Melakukan pengukuran parameter kualitas air sebelum penambahan alum dan soda ash pada sampel.
  2. Menyiapkan sampel di gelas beker beri nomor sampai 1 – 3 masing – masing sampel sebanyak 100 ml. 
  3. Menambahkan larutan standar alum dan soda ash sesuai dengan yang sudah ditentukan untuk masing – masing gelas.
  4. Memberikan alum kesemua sampel sedangkan soda ash hanya untuk sampel 2 dan 3. 
  5. Mengendapkan sampel selama 1 hari. 
  6. Mengukur kembali parameter kualitas air setelah diendapkan. 
  7. Mencatat hasil yang di peroleh dari pengamatan.



B. Skematis
  1. Dilakukan parameter kualitas air sebelum di berikan alum dan soda ash. 

  2. Disiapkan sample masing – masing sebanyak 100 ml dan di berikan nomor. 

  3. Ditambahkan larutan alum dan soda ash pada  sample. 

  4. Diendapkan sample yang telah di beri alum dan soda ash selama 1 hari atau 1 minggu, kemuidan di ukur lagi parameter kualitas airnya dan catat hasil yang di peroleh. 

  5. Diukur kembali parameter kualitas air setelah diendapkan dan mencatat hasil yang di peroleh dari pengamatan. 



VII. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN










DAFTAR PUSTAKA
Maulida.  2012. Makalah Penjernihan Air. https://www.scribd.com/doc/1170 83332/Makalah-Penjernihan-Air.html. Diakses 14 April 2019, pukul 21.35 WIB.

Nunulasa. 2011. Pembuatan Soda Ash. https://nunulasa.wordpress.com/2011/ 04/01/164/.html. Diakses 14 April 2019, pukul 20.58WIB.

Wananda, Yoga.  2016. Laporan Kualitas Air Pembuatan Larutan. http://yoga wananda.blogspot.com/2016/04/laporan-kualitas-air-pembuatan-larutan.html. Diakses 14 April 2019,  pukul 21.28 WIB.

Laporan Praktikum Mengukur Kesadahan Non Karbonat

I. JUDUL ACARA IV : Pengukuran kadar Karbonat (CO3) dan Bikarbonat 
              (HCO3) Atau mengukur Kesadahan Non Karbonat
II. HARI,TANGGAL   : Kamis, 11 April 2019
III. TUJUAN   :
  1. Mengetahui kadar CO3 yang terkandung pada sample air.
  2. Mengetahui kadar HCO3 yang terkandung pada sample air.

IV. DASAR TEORI
     Ion karbonat yang terkandung dalam larutan dapat ditentukan secara asidimetri, dengan larutan HCl sebagai standar. Penambahan larutan HCl ke dalam larutan yang mengandung campuran ion karbonat dan bikarbonat. Dalam hal ini, reaksi terjadi dalam dua langkah, yakni yang pertama merupakan perubahan dari ion karbonat menjadi ion bikarbonat, maka pH larutan kira – kira 8,2. Setelah langkah petama berlangsung sempurna, maka ion bikarbonat yang terdapat dalam larutan yang diselidiki berasal dari ion bikarbonat mula - mula dan berasal dari perubahan tersebut. Penambahan HCl lebih lanjut akan merubah semua ion bikarbonat menjadi asam karbonat. HCO3- + H3O  → H2CO3  + H2O Kesempurnaan reaksi ini dapat diselidiki dengan bantuan indikator metyl orange ( trayek pH antara 3,1 dan 4,4 ). Prosedur di atas juga dapat dipakai untuk penentuan kandungan bikarbonat dan karbonat dalam air.  Ion karbonat dan bikarbonat adalah salah satu bagian dari golongan basa. Umumnya ion - ion ini banyak ditemukan pada batu kapur atau batu tulis yang digunakan sebagai campuran bahan - bahan bangunan. Dalam penentuan kadar ion karbonat dan ion bikarbonat dalam suatu cuplikan, digunakan metode asidimetri. Titrasi asidimetri merupakan salah satu bagian analisis volumetri kuantitatif yang berdasarkan reaksi netralisasi. Titrasi asidimetri adalah titrasi netralisasi dengan menggunakan asam sebagai larutan standar (Yoga, 2016).
     Kesadahan air (hardness) adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Sedang pada air berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Cara yang lebih kompleks adalah melalui titrasi. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3 (Anonim, 2013).
     Air merupakan pelarut yang sangat baik, sehingga di alam umumnya  berada dalam keadaan tidak murni. Air alam mengandung berbagai jenis zat, baik yang larut maupun yang tidak larut serta mengandung mikroorganisme. Jika kandungan bahan-bahan dalam air tersebut tidak mengganggu kesehatan, air dianggap bersih dan layak untuk diminum, air dikatakan tercemar jika terdapat gangguan terhadap kualitas air sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaannya. Pencemaran air dapat terjadi karena masuknya makhluk hidup, zat, dan energi terdalam air oleh kegiatan manusia. Keadaan itu dapat menurunkan kualitas air sampai ke tingkat tertentu dan membuat air tidak berfungsi lagi sesuai dengan tujuan  penggunaannya (Gita, 2019).



V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Labu Erlenmeyer : 3 unit
  2. Gelas ukur 100 ml : 1 buah
  3. Pipet volume : 1 buah
  4. Buret : 1 buah

B. Bahan
  1. Sample air selokan : 25 ml
  2. Sample air sungai : 25 ml
  3. Larutan H2SO4 0,050 N         : 10 ml
  4. Larutan Indikator PP : 3 tetes 
  5. Larutan indikator metyl orange (MO) : 2 tetes
VI. CARA KERJA
A. Teoritis
  1. Menyiapkan sample air sebanyak 25 ml, masukkan kedalam labu erlenmayer.
  2. Menambahkan beberapa tetes larutan indikator PP sebanyak 3 tetes.
  3. Menambahkan 2 tetes larutan metyl orange ke dalam tiap sample
  4. Melakukan titrasi dengan larutan H2SO4 sampai warna berubah menjadi jingga catat volume yang di inginkan.



B. Skematis
  1. Disiapkan sample air sebanyak 25 ml, pada labu erlenmeyer dan di beri tanda. 

  2. Ditambahkan beberapa tetes larutan indikator PP kedalam sample sebanyak 3 tetes. 

  3. Ditambah larutan metyl orange kedalam sample 2 tetes. 

  4. Dititrasi sample tersebut dengan larutan H2SO4 standar sampai sample berubah warna dan catat volume larutan yang terpakai sampai sample berubah warna. 



VII. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN








DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Analisa Hardness dalam Air. http://goelanzsaw.blogspot.com/2013/ 04/analisa-hardness-dalam-air.html. Diakses 13 April 2019, pukul 14.08 WIB.

Pambayun, Gita.  2019. Penentuan Kadar Kesadahan Air dengan Metode Titrasi EDTA. https://www.academia.edu/9180678/Penentuan_Kadar_Kesadahan_Air_ dengan_Metode_Titrasi_EDTA.html. Diakses 13 April 2019, pukul 14.17 WIB.

Wananda, Yoga.  2016. Laporan Kualitas Air Pengukuran Kadar. http://yoga wananda.blogspot.com/2016/04/laporan-kualitas-air-pengukuran-kadar.html. Diakses 13 April 2019,  pukul 13.59 WIB.

Laporan Praktikum Kualitas Air (Pengukuran Kadar Kalsium dan Magenesium)

I. JUDUL ACARA III : Pengukuran Kadar Kalsium (Ca) dan Magenesium 
                    (Mg) atau Mengukur Kesadahan Non Karbonat 
II. HARI,TANGGAL         : Selasa, 09 April 2019
III. TUJUAN         :
  1. Mengetahui kadar Ca untuk menentukan kesadahan non karbonat sample air.
  2. Mengetahui kadar Mg untuk menentukan kesadahan non karbonat sample air.

IV. DASAR TEORI
     Kesadahan adalah suatu keadaan atau peristiwa terlarutnya ion- ion tertentu di air sehingga menurunkan kualitas air baik secara distribusi maupun penggunaanya. Ion - ion tersebut yaitu Ca2+, Mg2+, Mn2+, Fe2+, Si2+, dan semua kation yang bermuatan. Ion-  ion mampu bereaksi dengan Sabun untuk Presipirat dan anion - anion yang ada untuk membentuk kerak. Air sadah berarti air yang didalamnya terkandung ion - ion kesadahan. Kesadahan air bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Kesadahan air permukaan lebih kecil daripada air tanah di daerah kapur, karena pada daerah tanah tersebut banyak terkandung ion Ca2+ dan Mg2+. Kesadahan dibagi menjadi  tipe yaitu: kesadahan kalsium dan magnesium, (kesadahan total) kalsium dan magnesium merupakan dua anggota dari kelompok alkali logam. Kedua struktur ini mempunyai struktur elektron dan reaksi kimia yang sama. Besarnya kesadahan kalsium dan magnesium dapat dihitung. Kesadahan karbonat dan non karbonat, kesadahan karbonat ialah bagian kesadahan total yang secara kimia ekuivalen terhadap alkalinitas bikarbonat dan karbonat dalam air. Kesadahan non karbonat ialah jumlah kesadahan akibat kelebihan, kesadahan karbonat, Kesadahan nonkarbonat = kesadahan total – kesadahan karbonat kation. Kation kesadahan nonkarbonat berikatan dengan nion – anion sulfat nitrat (Yoga, 2016).
     Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun di rumah tangga, air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan berbagai zat kimia ataupun dengan menggunakan resin penukar ion. Berdasarkan penjabaran di atas maka untuk mengetahui secara mendalam tentang kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) pada suatu sampel air maka dilakukanlah percobaan penentuan kadar kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) (Arie, 2013).
     Pada umumnya kesadahan disebabkan oleh adanya logam-logam atau kation-kation yang bervalensi 2 seperti Fe, Sr, Mn, Ca, dan Mg, tetapi penyebab utama dari kesadahan adalah Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan  bersenyawa dengan bikarbonat, sulfat, khlorida dan nitrat, sementara itu magnesium terdapat dalam air kemungkinan bersenyawa dengan bikarbonat, sulfat dan khlorida. Secara umum kesadahan dibedakan menjadi dua jenis yaitu : kesadahan umum (general hardness) dan kesadahan karbonat dan non karbonat (carbonate hardness). Selain itu, terdapat pula tipe kesadahan lainnya yaitu Pseudo Hardness (Rahmat, 2014).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Labu erlenmeyer 100 ml : 3 unit
  2. Gelas ukur 100 ml         : 1 unit
  3. Pipet volume         : 1 unit
  4. Buret         : 1 unit

B. Bahan
  1. Sample air                 : 10 ml
  2. Larutan NH2OH HCL 3% : 1 ml
  3. Larutan KCN 2,5%                 : 2 ml
  4. Larutan NaOH 2N         : 1 ml
  5. Larutan merexide                 : 1 ml
  6. Larutan standar Na2EDTA : 10 ml
VI. CARA KERJA
A. Teoritis
  1. Menyiapkan sample air dan aquadesh sebanyak 10 ml, masukkan kedalam labu erlenmeyer.
  2. Menambahkan 1 ml larutan NH2OH HCL 3% pada masing-masing sample.
  3. Menambahkan 2 ml larutan KCN 2,5% pada masing-masing sample.
  4. Menambahkan 1 ml larutan NaOH 2N pada masing-masing sample.
  5. Menambahkan 2 tetes larutan merexide pada masing-masing sample sambil diaduk-aduk sampai berubah warna dan catat warna yang dihasilkan.
  6. Menitrasi sample tersebut dengan larutan standar Na2EDTA sampai berubah warna dan catat berapa volume larutan standar Na2EDTA yang terpakai.



B. Skematis
  1. Disiapkan sample air dan aquadest sebanyak 10 ml pada labu erlenmeyer. 

  2. Ditambahkan larutan NH2OH, HCL, KCN, NaOH kedalam sample sesuai dengan jumlah masing – masing. 

  3. Ditambahkan larutan merexide sebanyak 2 tetes kedalam setiap sample dan lihat perubahan warna sambil di aduk. 

  4. Dititrasi sample tersebut dengan larutan standar Na2EDTA sampai sample berubah warna dan catat volume larutan yang terpakai sampai sample berubah warna. 



VII. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN






DAFTAR PUSTAKA
Arhy, Arie. 2013. Laporan Penentuan Kadar Kalsium (Ca) & Magnesium (Mg). http://arikimia.blogspot.com/2013/06/laporan-penentuan-kadar-kalsium-ca.html. Diakses 10 April 2019, pukul 19.29 WIB.

Rahmat, Priyono.  2014. Kesadahan 14. https://www.academia.edu/9394021/ Kesadahan14.html. Diakses 10 April 2019, pukul 19.36 WIB.

Wananda, Yoga.  2016. Laporan Kualitas Air Pengukuran Kadar. http:// yogawananda.blogspot.com/2016/04/laporan-kualitas-air-pengukuran-kadar.html. Diakses 10 April 2019,  pukul 19.23 WIB.

Laporan Praktikum Pengukuran Parameter Kualitas Air

I. JUDUL ACARA II : Pengukuran Parameter Kualitas Air (pH, turbidity, tds, ec)
II. HARI,TANGGAL : Jum’at, 29 Maret 2019
III. TUJUAN  :
  1. Mengetahui parameter kualitas air.
  2. Mampu mengukur pH, Turbidity, TDS, EC.

IV. DASAR TEORI
     Air merupakan sumberdaya alam yang mempunyai fungsi sangat penting  bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya serta sebagai modal dasar dalam pembangunan. Dengan perannya yang sangat penting, air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya. Air dibutuhkan oleh organ tubuh manusia untuk melangsungkan metabolisme, sistem asimilasi, menjaga keseimbangan cairan tubuh, memperlancar proses  pencernaan, melarutkan dan membuang racun dari ginjal. Air yang cukup dan layak masuk ke dalam tubuh akan membantu berlangsungnya fungsi tersebut dengan sempurna. Salah satu air yang dimanfaatkan oleh manusia adalah waduk. Air waduk merupakan bagian dari sumber air permukaan. Air waduk dikatakan layak untuk dikonsumsi sebagai air baku mutu bila memenuhi persyaratan kualitas air. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain (Achmad, 2016).
     Derajat keasaman (pH) merupakan suatu parameter penting untuk menentukan kadar asam/basa dalam air. Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan. Kemampuan air untuk mengikat atau melepas sejumlah ion Hidrogen akan menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam/ basa. Di dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan, sehingga air yang bersih akan bereaksi normal. Peningkatan ion hidrogen akan menyebabkan nilai pH turun dan disebut sebagai larutan asam. Sebaliknya apabila ion hidrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan ini disebut sebagai larutan basa. Nilai pH yang ideal untuk mendukung kehidupan organisme aquatik pada umumnya terdapat antara 7-8,5 (Taufiq, 2016).
     Parameter kualitas air perairan dalam pengertian secara umum, kualitas air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu. Kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, misalkan kualitas air untuk keperluan minum berbeda dengan kualitas air untuk keperluan budidaya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Dalam pengukuran  kualitas air ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah parameter fisik, parameter kimia, dan parameter biologis. Parameter fisik air sebagai lingkungan hidup organisme air relatif tidak begitu banyak mengalami fluktuasi suhu dibandingkan dengan udara, hal ini disebabkan panas jenis air lebih tinggi daripada udara. Parameter kimia DO (Disolved Oxigent) Semua makhluk hidup untuk hidup sangat membutuhkan oksigen sebagai faktor penting bagi pernafasan.  parameter biologi, plankton adalah mikroorganisme yang hidup melayang di perairan, mempunyai gerak sedikit sehingga mudah terbawa oleh arus (Yoga, 2016).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. pH meter digital : 1 unit
  2. TDS + EC meter : 1 unit
  3. Gelas beaker 100 ml : 3 buah
  4. Kertas stik pH : 3 buah
  5. Turbidity meter    : 1 buah

B. Bahan
  1. Sample air Selokan Mataram : 1500 ml
  2. Sample air sungai         : 1500 ml
  3. Sample air biasa         : 1500 ml
  4. Aquadesh         : 1500 ml
VI. CARA KERJA
A. Teoritis
  1. Menyiapkan sample air sungai dan sample air selokan masing – masing 1500 ml.
  2. Memberi nomor 1-3 pada sample, 1 air sungai, 2 air selokan dan 3 air biasa.
  3. Mengukur pH sample dengan menggunakan kertas stik pH dan amati perubahan warna yang muncul pada kertas stik pH, cocokkan warna dengan kotak warna pH dan catat hasilnya. Bandingkan dengan yang didapat dengan pH meter digital.
  4. Mengukur kekeruhan dengan Turbidity meter.
  5. Mengukur TDS dan EC (Electrilit Conductivity).



B. Skematis
  1. Disiapkan sample dan di berikan nomor untuk membedakan sample. 

  2. Diukur pH sample air dengan kertas stik dan cocokkan dengan warna pada kotak warna pH dan catat hasilnya. 

  3. Dibandingkan dengan yang didapat dengan pH meter digital. 

  4. Diukur kekeruhan dengan Turbidity meter. 

  5. Dihitung TDS jika telah di dapat conduktivity dan DHL dengan menggunakan rumus TDS (ppm) = 640 × EC (mmho/cm). 


    
VII. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN







DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufiq. 2016. Laporan Praktikum Manajemen Kualitas Air. http:// taufiqabd.blogspot.com/2016/12/laporan-praktikum-manajemen-kualitas.html Diakses 31 Maret 2018, pukul 09.59 WIB.

Azhari, Achmad, Rizki.  2016. Laporan Pemeriksaan Kualitas Air. https:// www.academia.edu/26062216/Laporan_Praktikum_PemeriksaanKualitas_Air.html. Diakses 31 Maret 2019, pukul 09.20 WIB.

Wananda, Yoga.  2016. Laporan Kualitas Air. http://yogawananda.blogspot.com/ 2016/04/laporan-kualitas-air-pengukuran.html. Diakses 31 Maret 2019,  pukul 10.14 WIB.

Laporan Praktikum Teknik Pengukuran Debit Air

I. JUDUL ACARA I : Teknik Pengukuran Debit Air dan Pengambilan Sample
II. HARI,TANGGAL : Rabu, 27 Maret 2019
III. TUJUAN :
  1. Mengukur debit air dengan metode bola pimpong.
  2. Mengetahui cara-cara pengambilan sample air.

IV. DASAR TEORI
     Air merupakan sumberdaya alam yang mempunyai fungsi sangat penting  bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya serta sebagai modal dasar dalam pembangunan. Dengan perannya yang sangat penting, air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya. Air dibutuhkan oleh organ tubuh manusia untuk melangsungkan metabolisme, sistem asimilasi, menjaga keseimbangan cairan tubuh, memperlancar proses  pencernaan, melarutkan dan membuang racun dari ginjal. Air yang cukup dan layak masuk ke dalam tubuh akan membantu berlangsungnya fungsi tersebut dengan sempurna. Salah satu air yang dimanfaatkan oleh manusia adalah waduk. Air waduk merupakan bagian dari sumber air permukaan. Air waduk dikatakan layak untuk dikonsumsi sebagai air baku mutu bila memenuhi persyaratan kualitas air. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain (Achmad, 2016).
     Debit (kecepatan aliran) air dan sedimen merupakan komponen penting yang berhubungan dengan permasalahan DAS seperti erosi, sedimentasi, banjir dan longsor. Oleh harena itu, pengukuran debit dan sedimen harus dilakukan dalam pemantauan DAS. Kegiatan yang dilakukan dalam pengukuran debit adalah pembuatan profilmelintang sungai dan pengukuran ke!epatan aliran. Profil melintang sungai atau bentuk geometri saluran sungai berpengaruh terhadap besarnya kecepatan aliran sungai, sehingga dalam perhitungan debit perlu dilakukan pembuatan profil. Kecepatan aliran sungai diperoleh dari rata-rata kecepatan aliran pada tiap bagian penampang sungai tersebut. Idealnya, kecepatan aliran rata-rata diukur dengan menggunakan current meter. Alat ini dapat mengetahui kecepatan aliran pada berbagai kedalaman penampang (Reni, 2014).
     Debit aliran tersebut dipengaruhi dengan adanya siklus hidrologi, salah satunya yaitu hujan. Pada musim kemarau besar debit air aliran air menyusut drastis sedangkan pada musim hujan debit aliran akan semakin deras dan dipengaruhi pula oleh tingkat intensitas hujan yang terjadi. Pada intensitas yang rendah debit aliran kecil dan pada intensitas hujan tinggi debit aliran akan semakin besar. Besar kecilnya debit aliran mempengaruhi sedimentasi yang terjadi pada hulu sungai. Debit aliran sungai dapat diukur, salah satunya menggunakan alat current meter  dengan metode velosity methode. Untuk mengetahui debit aliran sungai dapat diterapkan metode tersebut, oleh sebab itu perlu diketahui bagaimana cara pengukuran debit air tersebut (Iwan, 2015).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Roll meter : 1 Unit
  2. Bola pimpong : 1 Unit
  3. Stik/tongkat : 1 Unit
  4. Stopwatch : 1 Unit
  5. Botol sample air : 4 Unit

B. Bahan
  1. Sample air Selokan Mataram : 1500 ml
  2. Sample air sungai         : 1500 ml
VI. CARA KERJA
A. Teoritis
  1. Metode bola pimpong
  2. Mengukur jarak sampai 10 meter.
  3. Menyiapkan stopwatch untuk menghitung waktu yang diperlukan bola pimpong mencapai jarak yang telah ditentukan.
  4. Menghanyutkan bola pimpong kealiran sungai dengan jarak yang telah ditentukan dan dihitung waktunya.
  5. Mengulangi percobaan diatas sebanyak 3 kali.
  6. Menghitung kecepatan tempuh bola pimpong dengan menggunakan V = s/t.
  7. Menghitung debit air (Q) dengan menggunakan metode bola pimpong dengan menggunakan rumus Q = V x A.



B. Skematis
  1. Melakukan pengukuran pada saluran selokan mataram dengan jarak 10 meter. 

  2. Melakukan penghanyutan bola pimpong dari jaran 10 meter yang di tentukan. Sebanyak 3 kali dengan sisi kiri, kanan, dan tengah. 

  3. Mengukur kedalaman kering (permukaan air) kanan dan kiri. 

  4. Mengukur kedalaman basah (dalam air) kanan dan kiri. 

  5. Melakukan pengukuran lebar pada saluran aliran selokan mataram. 

        
  6. Melakukan pencucian/ membersihkan  botol aqua sebanyak 3 kali kedalam aliaran air yang akan di ambil sample. 

  7. Melakukan pengambilan sample sebanyak 3000 ml kedalam 2 botol aqua yang telah di cuci. 



VII. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN







DAFTAR PUSTAKA
Azhari, Achmad, Rizki.  2016. Laporan Pemeriksaan Kualitas Air. https://www. academia.edu/26062216/Laporan_Praktikum_PemeriksaanKualitas_Air.html. Diakses 29 Maret 2019, pukul 09.20 WIB.

Novian, Iwan. 2015. Debit Aliran Sungai. http://iwannovian.blogspot.com/ 2015/07/debit-aliran-sungai-laporan-praktikum.html. Diakses 29 Maret 2019, pukul 10.21 WIB.

Reni, Pratiwi.  2014. Laporan Praktikum Debit. https://www.academia.edu/3034 7142/Laporan_Praktikum_Debit.html. Diakses 29 Maret 2019,  pukul 10.06 WIB.