Pages

Showing posts with label Laporan Penanaman dan Pemeliharaan. Show all posts
Showing posts with label Laporan Penanaman dan Pemeliharaan. Show all posts

Laporan Praktikum Weeding Chemical

ACARA VIII
WEEDING CHEMICAL

A. Tujuan
  1. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi pengendalian gulma secara kimiawi
  2. Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi herbisida dengan bahan aktif sistemik maupun kontak

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Arboretum Fakultas Kehutanan
  2. Tanggal : 22 Februari ....

C. Alat dan Bahan
a) Alat
  1. Alat semprot / hand sprayer
  2. Kamera
  3. Alat tulis
  4. Tali rafia
  5. Masker
  6. Sarung tangan

b) Bahan
  1. Gulma
  2. Herbisida sistemik Ronda Plus 360/5 SL
  3. Herbisida kontak Gramoxone 276 SL

D. Dasar Teori
     Gulma adalah salah satu kendala utama dalam memperoleh hasil yang tinggi dalam budidaya padi sawah. Persaingan gulma dengan padi dalam  pertumbuhan hingga masa pematangan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap penurunan hasil panen.Gulma dapat menurunkan hasil panen karena adanya persaingan antara gulma itu sendiri denganpadi, dalam pengambilan unsur hara, air dan cahaya. Di samping itu ada beberapa gulma yang dapat dijadikan tanaman inang oleh hama dan penyakit tanaman padi, sehingga kalau kita membiarkan gulma tumbuh tanpa dikendalikan, jelas kerugian akan kita dapatkantermasuk kerugian akibat peledakan hama dan penyakit.Pengendalian gulma padi sawah, umumnya sudah dilakukan oleh para petani, baik dengan penggunaan tenaga manusia (penyiangan tangan) dengan peralatan khusus (landak/gasrok) ataupun cara kimiawi dengan penggunaan herbisida. Cara pengendalian dengan penyiangan tangan, sekarang ini sudah jarang sekali dilakukan karena adanya keterbatasan tenaga penyiang, terlebih lebih untuk daerah daerah yang sulit mendapatkan tenaga kerja.
     Penyiangan atau weeding merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di antara sela-sela tanaman pertanian dan sekaligus menggemburkan tanah. Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari. Tanaman yang ditumbuhkan harus mendapatkan semua nutrisi dan air yang diberikan oleh petani agar mampu menghasilkan secara optimal.


E. Cara Kerja
  1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan weeding/penyiangan
  2. Membuat plot/ petak 1 x 1 m
  3. Melakukan penyemprotan larutan gramoxone dan larutan roundup ke masing-masing petak
  4. Melakukan pengamatan 1 jam, 2 jam, 3 jam, 1 hari, 2 hari, dan 3 hari
  5. Mengambil gambar setiap pengamatan



F. Hasil Pengamatan
1. Layout


2. Tabel Persentase Kematian Gulma

3. Dokumentasi
   
Gambar 1. Lahan setelah penyemprotan


Gambar 2. Lahan setelah penyemprotan 1 jam
 
Gambar 3. Lahan setelah penyemprotan 2 jam


Gambar 4. Lahan setelah penyemprotan 3 jam

Gambar 5. Lahan setelah penyemprotan 1 Hari


Gambar 6. Lahan setelah penyemprotan 2 Hari

Gambar 7. Lahan setelah penyemprotan 3 Hari





DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. “Gramoxone 276 SL”. dalam http://udbumibarokah.blogspot.com diakses pada 03 Maret 2019, pukul 23.01 WIB. 

Anonim. 2016. “Ronda plus 360/5 SL“. dalam  https://faedahjaya.com/herbisida/ ronda-plus. diakses pada 03 Maret 2019, pukul 23.40 WIB. 

Aministrator. 2017. “Teknik Pengendaian Gulma (Fisik, Biologi Dan Kimiawi) Pada Tanaman Kedelai “ dalam http://nad.litbang.pertanian.go.id diakses pada 03 Maret 2019, pukul 23.50 WIB.

Laporan Praktikum Singling (Penunggalan)

ACARA VII
SINGLING

A. Tujuan
  1. Mahasiswa dapat mengetahui dan dapat melakukan cara singling yang baik dan benar.

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Lahan Penanaman dan Pemeliharaan
  2. Tanggal : 25 Januari .....

C. Alat dan Bahan
1) Alat
  1. Gunting singling/gunting pemangkas dahan
  2. Kamera

2) Bahan
  1. Tumbuhan Gamal (Gliricidia sepium) 
D. Cara Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
  2. Mencari batang tumbuhan yang memiliki cabang berlebih pada pertumbuhan batangnya dengan ukuran yang hampir sama .
  3. Melakukan singling pada batang yang berlebih tersebut dengan cara terlebih dahulu memilih batang utama  yang memiliki pertumbuhan  cukup baik (ukuran besar), kemudian memotong batang lainnya dan hanya meninggalkan batang utama yang telah dipilih sebelumnya.
  4. Mendokumentasi kegiatan singling baik sebelum, sesudah dan ketika melakukan kegiatan. 

E. Dasar Teori
     Singling adalah pemotongan salah satu batang pada tanaman yang memiliki batang ganda. Ada beberapa latar belakang yang mendasari mengapa tanaman harus dipangkas, pertama tanaman cenderung akan tumbuh terus, baik tumbuh ke atas maupun tumbuh ke samping. Pertumbuhan yang tidak diarahkan pada beberapa jenis tanaman buah, akan menghasilkan tajuk tanaman yang umumnya tumbuh memanjang ke arah atas (Jawa : nglancir), dengan batang atau cabang tunggal. Kuatnya dominasi apikal (tunas ujung) di bagian ujung tanaman, memacu tanaman untuk terus tumbuh meninggi ke arah atas, dan salah satu cara untuk mematahkan dominasi apikal tersebut adalah dengan cara pemangkasan, yang akan merangsang keluarnya pertumbuhan tunas-tunas samping atau tunas lateral. Dengan demikian, bentuk tanaman sebagai manifestasi pertumbuhan tanaman menjadi lebih ideal dan seimbang, baik pertumbuhan ke arah atas maupun ke arah samping. Kesehatan tanaman secara keseluruhan juga sangat dipengaruhi oleh bentuk tanamannya. Banyak dahan dan ranting yang tumbuh tidak teratur dan bersilangan di bagian tengah tanaman dengan daun-daun yang umumnya tidak terkena sinar matahari secara langsung.


     Daun-daun yang tidak terkena sinar matahari secara langsung, lebih bersifat parasit bagi tanaman secara keseluruhan karena tidak melakukan proses fotosintesis namun tetap mendapatkan fotosintat (hasil fotosintesis) dari daun-daun di bagian terluar yang terkena sinar matahari langsung. Itu sebabnya, banyak tanaman yang secara keseluruhan tumbuh dengan lebat, daunnya rimbun dengan warna daun yang hijau pekat, namun teramat sangat jarang memunculkan bunga/buah. Jika muncul bunga/buah, maka bunga dan buah yang muncul jumlahnya terbatas atau sedikit sekali. Fotosintat yang terbentuk hanya dialokasikan untuk pertumbuhan tanaman, khususnya ke bagian tanaman yang bersifat parasit tersebut, dan pada akhirnya hanya sangat sedikit jumlah fotosintat yang akhirnya dialokasikan oleh tanaman untuk memunculkan bunga dan buah. Tanaman yang dipangkas teratur akan memberikan lingkungan mikro yang baik bagi pertumbuhan tanaman itu sendiri, di mana sinar matahari sebagai sumber energy utama dapat menembus semua bagian tanaman, memberikan iklim mikro yang baik, mengurangi kelembaban yang berlebihan, juga dapat meminimalkan perkembangan jamur dan organism pengganggu tanaman (OPT) lainnya. Dengan demikian pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal untuk memberikan hasil yang optimal pula.

  • Pangkas Bentuk adalah pemangkasan yang bertujuan untuk membentuk tajuk tanaman seawal mungkin, pada umur tanaman yang masih muda. Pada beberapa jenis tanaman tertentu (mangga misalnya), pangkas bentuk dilakukan dengan mengikuti pola 1-3-9 yang berarti 1 batang utama yang dipangkas akan menghasilkan beberapa cabang primer, dan dari beberapa cabang primer tersebut dipilih 3 cabang yang pertumbuhannya paling seragam dan seimbang dengan arah pertumbuhan yang proporsional (misalnya membentuk sudut 120 derajat bersilangan). Dari 3 cabang primer yang dipelihara ini, masing-masing cabang akan dipangkas lagi untuk menghasilkan 3 cabang sekunder dengan pertumbuhan terbaik, seimbang, dan proporsional. Dengan demikian, pasca pemangkasan bentuk sejak dini, pada akhirnya akan diperoleh tanaman dengan pola percabangan 1-3-9. Dengan pola percabangan seperti ini, akan dihasilakan tanaman dengan tajuk yang rimbun dan membulat, dengan ketinggian yang dapat diatur. Pada kasus tertentu, jika hanya terdapat 2 cabang primer pada batang utama, maka 2 cabang primer ini pun masih dapat dibentuk dengan mengikuti pola 1-2-6, sebagaimana pola 1-3-9. Pola 1-2-4 pun masih memberikan bentuk percabangan ideal dengan bentuk tajuk yang juga membulat dan rimbun. Pada pemangkasan bentuk seperti ini, semua dahan dan ranting yang bersilangan di dalam pola 1-3-6 atau 1-2-6 harus dibuang habis, dan hanya menyisakan cabang-cabang tersier di ujung tanaman.
  • Pangkas Produksi yaitu pemangkasan yang bertujuan untuk merangsang munculnya tunas-tunas produktif, khususnya tunas-tunas yang berada di tajuk bagian terluar dari tanaman. Semakin banyak tunas produktif di ujung ranting, maka kemungkinan munculnya bunga dan buah juga akan semakin banyak, artinya jumlah bunga/buah berbanding lurus dengan jumlah ujung ranting produktif. Pemangkasan produksi juga dilakukan pada semua dahan/ranting di bagian tengah tanaman yang tidak produktif dan tumbuh tidak beraturan, termasuk memangkas habis semua tunas air yang tumbuh lurus, tegak lurus di cabang primer maupun cabang sekunder. Coba perhatikan tunas-tunas air yang tumbuh di cabang primer/sekunder tanaman durian, jambu air, atau durian. Tunas air ini bersifat parasit dan tumbuh sangat cepat, melebihi kecepatan pertumbuhan tunas-tunas lainnya, dengan mengambil fotosintat hasil fotosintesis sebagai energi pertumbuhannya. Selain itu tunas air juga sangat jarang memunculkan bunga meski tanaman telah memasuki siklus/periode berbunga. Tunas-tunas air ini sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai entres untuk bahan perbanyakan tanaman, diambil sebagai entres yang disambungkan ke batang bawah dengan metode sambung susuan, sambung pucuk (top grafting), maupun sambung sisip. Hasilnya, bibit baru dengan sifat genetic yang sama persis dengan sifat genetic tanaman induk, tempat tunas air tersebut diperoleh.
  • Pangkas Pemeliharaan, lebih ditujukan untuk memeliharan kesehatan tanaman secara keseluruhan dengan melakukan pemangkasan bersamaan dengan pemberian pupuk, dan umumnya harus dilakukan pasca tanaman menyelesaikan periode berbuah, saat di mana energi tanaman terkuras habis untuk membesarkan buah, dimulai saat pentil buah terbentuk hingga buah masak fisiologis. Pemangkasan dilakukan dengan memangkas habis semua ujung-ujung ranting tempat keluarnya bunga/buah (contoh mudah adalah pada tanaman mangga, rambutan, dan klengkeng). Pemangkasan ujung-ujung ranting akan merangsang keluarnya tunas-tunas baru yang jumlahnnya akan lebih banyak dari jumlah tunas sebagai ujung ranting. Selain itu akan memudahkan pemeliharaan dengan mempertahankan tinggi tanaman yang tetap pendek, tidak tinggi menjulang atau tumbuh terlalu melebar ke arah samping sehingga menhabiskan banyak tempat untuk menunjang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Pangkas habis pula semua tunas air yang muncul serta membuang semua ranting kering yang mati. Ranting kering ini biasanya menjadi tempat yang menyenangkan bagi pertumbuhan beberapa jenis hama, khususnya hama penggerek batang.

     Gunakan alat pangkas yang tajam dan bersih agar bekas pangkasan terbentuk dengan rapi, tidak meninggalkan luka yang mungkin bisa menjadi sumber infeksi penyakit bagi tanaman. Hindari penggunaan golok/parang untuk memangkas, lebih baik menggunakan gunting pangkas untuk ranting kecil, sementara penggunaan gergaji lebih disarankan untuk memotong cabang/dahan tanaman yang berukuran besar, karena bekas potongan akan menjadi lebih rapi.

F. Hasil Pengamatan
1. Kegiatan Singling pada Tumbuhan Gamal (Gliricidia sepium)
a. Batang sebelum dilakukan singling
                 
b. Proses singling menggunakan gunting dahan

c. Kondisi batang setelah dilakukan singling

Baca juga : Mengenal Jenis-Jenis Buah Kakao                 


DAFTAR PUSTAKA
Dyah. 2015. Pemangkasan Tanaman. Dalam https://dyah258884.wordpress.com/ 2015/05/05/pemangkasan-tanaman-buah/. Diakses pada 26 januari 2019, pukul 18.36 WIB.  

Da Fruto, Albero. 2016. Cara Memangkas Pohon Berbuah. Dalam https:// id.wikihow.com/Memangkas-Pohon-Berbuah. Diakses pada 26 januari 2019, pukul 18.45 WIB.

Jati, Eko Nugroho.  2017. Ingin Produksi meningkat Pangkaslah Jeruk Dengan Benar. http://bali.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/706-tingkatkan-produksi-jeruk-dengan-pemangkasan-tanaman. Diakses pada 3 Maret 2018, pukul 18.46 WIB.  

Laporan Praktikum Prunning dan Wiwilan

ACARA VI
PRUNNING DAN WIWILAN


A. Tujuan
  1. Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan cara pruning yang baik dan benar.
  2. Mahasiswa dapat mengetahui dan cara melakukan wiwilan yang baik dan benar.

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Laboratorium Penanaman Fakultas Kehutanan 
  2. Tanggal : 17 Januari ....

C. Alat dan Bahan
a) Alat 
  1. Sabit atau parang
  2. Gunting stek
 
b) Bahan 
  1. Pohon Akasia (Acacia mangium) 
  2. Pohon Gamal (Gliricidia sepium)
D. Cara Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
  2. Mencari tunas kayu dan tunas air pada tanaman yang masih dalam fase/tahap sapihan atau tiang.
  3. Melakukan pruning pada tunas kayu, dari bagian bawah percabangan menuju keatas menggunakan sabit/parang, hal ini dilakukan agar menghindari kerusakan atau terjadinya perlukaan pada permukaan batang akibat penggunaan alat. Lakukan pruning dengan tinggi sebatas yang dapat dicapai, apabila memungkinkan dapat digunakan alat bantu galah/alat lainnya.
  4. Melakukan wiwilan pada tunas air dengan menggunakan gunting stek, lakukan pemotongan tunas sedekat mungkin dengan permukaan kulit batang. Lakukan wiwilan setinggi batas yang dapat dicapai, apabila memungkinkan dapat digunakan alat bantu galah/alat lainnya.
  5. Mendokumentasi kegiatan pruning dan wiwilan, baik sebelum maupun sesudah melakukan kegiatan. 

E. Dasar Teori
     Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan tanaman muda dan pemeliharaan tegakan. Pemeliharaan tanaman muda dilakukan mulai bibit selesai ditanam di lapangan sampai tanaman mencapai kondisi tegakan yaitu keadaan dimana pohon-pohonnya telah saling mempengaruhi satu sama lain, baik tajuk maupun perakarannya (umur 3–5 tahun). Pemeliharaan tegakan dilakukan setelah tegakan terbentuk sampai tegakan siap ditebang. Pekerjaan pemeliharaan tanaman muda dapat berupa penyulaman, penyiangan, pendangiran dan pembebasan gulma serta tanaman pengganggu lainnya. Kegiatan pemeliharaan tanaman muda juga dapat berupa pemupukan tanaman.  
     Pekerjaan pemeliharaan tegakan dapat berupa pembebasan tanaman pengganggu, pemangkasan cabang dan pemeliharaan. Pembebasan tanaman pengganggu dilakukan pada jalur tanaman pokok sehingga tanaman pokok mendapat kesempatan tumbuh secara baik. Pemangkasan cabang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas batang melalui peningkatan ukuran panjang batang bebas cabang. Sedangkan kegiatan penjarangan dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan ruang tumbuh yang optimal sehingga pertumbuhan pohon-pohon tertinggal dapat berlangsung secara maksimal. Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Hutan dilakukan guna membuat tegakan hutan yang berpotensi tinggi pada saat masa tebang dan guna menjaga kesuburan tanah serta kelestarian lingkungan.

 
     Pemeliharaan hutan bisa berupa pemangkasan tanaman sela, pemangkasan cabang tanaman pokok, penyiangan, penjarangan tanaman pokok, perlindungan hutan dari hama/ penyakit serta pencegahan gangguan penggembalaan, kebakaran dan lain-lain. Untuk memanfaatkan ruang hidup dalam hutan secara optimal, dibuat tabel perhitungan jumlah pohon yang harus ada (tetap hidup) dalam tiap hektar kawasan hutan, pada umur pohon serta dalam tingkat kesuburan tanah tertentu. Jadi secara periodik jumlah pohon terus dikurangi (dilakukan penjarangan) untuk memberi ruang hidup yang lebih baik pohon-pohon tinggal tersebut. Pemeliharaan tanaman hutan yang diselenggarakan dengan tertib dan baik dapat meningkatkan riap (pertambahan volume kayu) pohon yang tumbuh/tetap tinggal, pengaturan tata ruang lingkungan hidup secara efektif, pengadaan standing stock yang optimal melalui sebaran kelas umur dan kelas diameter pohon. Disamping pemeliharaan tanaman, tugas yang tidak kalah penting agar hutan tetap lestari adalah menjaga gangguan keamanan hutan. Kegiatan perlindungan hutan mempunyai tujuan untuk melindungi hutan dari gangguan hama dan penyakit serta gangguan lain baik hewan maupun manusia. Kegiatan perlindungan dapat bersifat pencegahan (preventif) ataupun pemberantasan (represif).

 
    Pemangkasan (pruning) merupakan kegiatan pemangkasan cabang-cabang pohon yang masih muda dan tumbuh pada batang utama pohon,cabang atau tunas yang dilakukan prunning merupakan tunas kayu artinya tunas muda yang telah memiliki struktur kayu. Sedangkan pada kegiatan wiwilan merupakan kegiatan pemangkasan pada tunas-tunas air (masih muda dan berwarna hijau). Pemangkasan yang kurang hati-hati akan dapat menyebabkan gangguan mekanik pada batang, luka-luka yang tertinggal akan menularkan penyakit ke kayunya, atau kerusakan lain pada batang. Kerusakan ini dapat terjadi diakibatkan oleh  penggunaan alat-alat yang kurang tajam, atau pemangkasan yang  terlalu keras, yaitu pemotongan cabang dan daun terlalu banyak sehingga pertumbuhan tegakan menjadi terhambat.
     Dalam tegakan campuran, pemangkasan ditujukan terutama pada jenis-jenis yang sukar mengadakan pemangkasan sendiri, tetapi menghasilkan kayu yang lebih berharga jika kayu tersebut diberi perlakuan yang tepat atau dibersihkan. Pohon-pohon yang  dipangkas haruslah dipilih individu-individu yang baik, yang akan memberikan harapan akhir pada tanaman. Biasanya pemangkasan ditujukan  pada kelas-kelas pohon yang dominan.


F. Hasil Pengamatan
1. Kegiatan Pruning pada Tanaman Akasia (Acacia mangium)
a. Tunas kayu sebelum pruning

          
b. Proses pruning menggunakan sabit
          
c. Kondisi batang setelah dilakukan pruning

          
2. Kegiatan Wiwilan pada Tanaman Gamal (Gliricidia sepium)
a. Tunas air sebelum wiwilan
          
b. Proses wiwilan menggunakan gunting stek

          
c. Kondisi batang setelah dilakukan wiwilan



DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Rahmat. 2013. Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Kehutanan. Dalam http://forester-untad.blogspot.co.id/2013/11/kegiatan-pemeliharaan-tanaman-kehutanan.html. Diakses pada 20 Januari 2018, pukul 18.36 WIB.
  
Arifsyah, Venny N P. 2011. Contoh Laporan Pemangkasan (Prunning). Dalam http://bodopaya4ever.blogspot.co.id/2011/06/contoh-laporan-pemangkasan-prunning.html. Diakses pada 20 Januari 2018, pukul 18.45 WIB. 

Cita, Insan. 2016. 3 Pengaruh Pemangkasan Pruning Wiwil Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Dalam http://belajartani.com/3-pengaruh-pemangkasan-pruningwiwil-terhadap-pertumbuhan-dan-perkembangan-tanaman/. Diakses pada 20 Januari 2018, pukul 19.02 WIB. 

Roshetko. James M. 2014. Pemangkasan (Prunning) Jati. Dalam www.worldargoforestry.org. Diakses pada 21 Januari 2018, pukul 13.40 WIB.

Laporan Praktikum Mulching

ACARA V
MULCHING

A. Tujuan
  1. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam fungsi pemulsaan.
  2. Mahasiswa dapat mengetahui macam – macam jenis mulsa.

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Laboratorium Penanaman Fakultas Kehutanan 
  2. Tanggal : 13 Februari ....

C. Alat dan Bahan
a) Alat 
  1. Kamera
  2. Cangkul

b) Bahan 
  1. Bibit tanaman meranti ( Shorea sp.)
  2. Seresah
D. Dasar Teori
     Mulsa adalah  setiap bahan yang dihamparkan untuk menutupi sebagian atau seluruh   permukaan tanah dan mempengaruhi lingkungan mikro tanah yang ditutupi tersebut. Bahan-bahan dari mulsa dapat berupa sisa-sisa tanaman atau bagian tanaman yang dikelompokkan sebagai mulsa organik dan bahan-bahan sintesis berupa plastik yang dikelompokkan sebagai mulsa anorganik. Mulsa organik adalah sisa-sisa tanaman yang disebar di permukaan tanah. Sisa tanaman dapat berupa serasah tanaman (gulma), cabang, ranting, batang maupun daun-daun bekas tanaman atau sisa tanaman hasil panen. Mulsa dapat melindungi tanah dari terpaan hujan, erosi, menjaga struktur, menambah kesuburan tanah serta menghambat pertumbuhan gulma. Mulsa dibedakan menjadi dua macam dilihat dari bahan asalnya, yaitu mulsa organik dan anorganik. Bahan-bahan dari mulsa dapat berupa sisa-sisa tanaman atau bagian tanaman yang lalu dikelompokkan sebagai mulsa organik, dan bahan-bahan sintetis berupa plastik yang lalu dikelompokkan sebagai mulsa non-organik.


     Mulsa anorganik meliputi semua bahan batuan dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti batu kerikil, batu koral, pasir kasar, batu bata, dan batu gravel. Untuk tanaman semusim, bahan mulsa ini jarang digunakan. Bahan mulsa ini lebih sering digunakan untuk tanaman hias dalam pot. Mulsa kimia-sintesis meliputi bahan – bahan plastic dan bahan – bahan kimia lainnya. Bahan- bahan plastic berbentuk lembaran dengan daya tembus sinar matahari yang beragam. Bahan plastic yang saat ini sering digunakan yang sering digunakan sebagai bahan mulsa adalah plastik transparan, plastik hitam, palstik perak, dan plastik perak hitam. Dengan adanya bahan mulsa di atas permukaan tanah, benih gulma akan sangat terhalang. energy air hujan akan ditanggung oleh bahan mulsa tersebut sehingga agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses penghancuran. Semua jenis mulsa dapat digunakan untuk tujuan mengendalikan erosi. 


E. Cara Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
  2. Melakukan kegiatan pemulsaan dengan didahului pembersihan gulam disekitar tanaman, bentuk mulsa disesuaikan dengan bentuk danger yang dibuat pada tanaman tersebut.
  3. Mendokumentasi tanaman yang telah dilakukan pemulsaan.

F. Hasil Pengamatan
1. Layout Perlakuan 
        
2. Dokumentasi hasil kegiatan pemulsaan pada tanaman meranti. 

Gambar 1. Mulching pada pendangiran  bentuk piringan.


Gambar 2. Mulching pada pendangiran bentuk jalur.
               



DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Nico Dwi. 2016. Laporan Praktikum Pertanian Lestari Mulsa Organik. Dalam https://nicodwiardiansyah18.blogspot.co.id/2016/02/laporan-praktikum-pertanian-lestari_20.html. Diakses pada  18 Februari 2019, pukul 22.37 WIB. 

Fahmi. 2013. Mulsa. Dalam http://kickfahmi.blogspot.co.id/2013/12/mulsa.html  Diakses pada 18 Februari 2019, pukul 22.24 WIB. 
 
Jamal, Jamaludin. 2014. Laporan Penggunaan Mulsa. Dalam  http://malpertanian.blogspot.co.id/2014/04/laporan-penggunaan-mulsa_20.html. Diakses pada  18 Februari 2019, pukul 22.25 WIB. 

Laporan Praktikum Teknik Pemupukan

ACARA IV
TEKNIK PEMUPUKAN

A. Tujuan
  1. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam cara pemupukan efektif bagi tanaman kehutanan.

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Laboratorium Penanaman Fakultas Kehutanan
  2. Tanggal : 21 Februari .......

C. Alat dan Bahan
a) Alat 
  1. Cangkul
  2. Sekop
  3. Timbangan digital
  4. Gelas ukur

b) Bahan
  1. Bibit tanaman meranti (Shorea sp.)
  2. Pupuk organik
  3. Pupuk Kimia (ZA)
  4. Pupuk kimia (NPK)



D. Dasar Teori
     Kesuburan tanah adalah potensi tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup, dalam bentuk tersedia serta seimbang untuk menjamin pertumbuhan tanah yang maksimum. Komponen penting kesuburan tanah adalah unsur hara esensial yang dapat diserap tanaman yang digunakan untuk berbagai proses pertumbuhannya. Tanah yang subur yaitu tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman yang sangat  dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH sekitar 6-6.5, mempunyai aktivitas jasad renik yang tinggi (maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup dan tidak terdapat pembatasan-pembatasan tanah untuk pertumbuhan tanaman (Pairunan, 1997).
     Pemupukan adalah penambahan pupuk ke dalam tanah agar tanah menjadi lebih subur. Pemupukan dalam arti luas adalah penambahan bahan-bahan yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. Contoh penambahan pasir pada tanah liat, penambahan tanah mineral pada tanah organik, pengapuran dan sebagainya. Dalam ilmu memupuk bertujuan untuk menyelidiki tentang zat-zat apakah yang perlu diberikan kepada tanah sehubugan dengan kekurangan zat-zat tersebut yang terkandung di dalam tanah yang perlu guna pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam rangka produksinya agar tercapai hasil yang timggi (Sutejo,2002).




     Tujuan pemupukan adalah untuk memperbaiki kesuburan tanah, menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, mencukupkan handungan zat-zat mineralnya, menambah kandungan bahan-bahan organik. Pemupukan dilakukan apabila tanah mengalami kemunduran artinya berkurang kesuburannya akibat p[enghanyutan hara oleh erosi, pencucian hara , dan terangkut pada saat panen (Kartasapoetra, 1985). Proses pemupukan akan sangat menentukan keberhasilan produksi tanaman, selain jenis pupuk yang tepat, cara aplikasi pupuk yang efektif dan efisien akan meningkatkan keberhasilan pemupukan. Berbagai cara pemupukan :
1. Pemupukan melalui akar tanaman.
     Pemberian pupuk yang bertujuan untuk menambah kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanaman melalui akar dan dengan penambahan hara ini tanaman akan tumbuh subur dan memberikan hasil yang memuaskan.
a. Pemupukan dengan cara Sebar (Broadcasting)
Cara ini adalah cara yang paling sederhana karena pupuk diberikan ke media tanam dengan cara disebar di atas permukaan media saat pengolahan tanah (biasanya dilakukan pada tanaman semusim seperti padi dan kacang-kacangan yang ditanam di sawah), sehingga pupuk tercampur merata dengan tanah.
Pemupukan dengan cara sebar ini berpotensi tinggi merangsang pertumbuhan tanaman-tanaman pengganggu (gulma) serta tingkat fiksasi atau pengikatan unsur hara tertentu oleh tanah.
b. Pemupukan pada tempat tertentu (placement)
Berbentuk seperti barisan lurus di antara larikan atau barisan tanaman, membentuk garis lurus, atau membentuk lingkaran di bawah tajuk tanaman.
Alur pemupukan dibuat dengan membuat semacam kanal dangkal sebagai tempat pupuk dengan mencangkul tanah selebar kurang lebih 10 cm dengan kedalaman kurang lebih 10 cm dari permukaan tanah.




     Setelah pupuk diletakkan di dalam alur, kemudian ditutup kembali dengan tanah. Ada juga beberapa aplikasi lain yang memodifikasi cara ini ini, misalnya dengan cara membuat sejumlah lubang sedalam dan dengan jumlah lubang tertentu menggunakan tugal atau linggis melingkar di bawah tajuk kemudian pupuk diisikan ke dalam lubang lalu lubang ditutup tanah kembali.

2. Pemupukan melalui daun (spraying, foliar application)
Massa pupuk dalam jumlah tertentu dilarutkan ke dalam air dan campuran pupuk dengan air ini menghasilkan larutan pupuk dengan konsentrasi sangat rendah (kurang dari 0,05%). Larutan pupuk ini kemudian ini disemprotkan langsung ke daun-daun tanaman, menggunakan alat semprot volume rendah (hand sprayer), volume sedang (sprayer gendong), maupun volume besar menggunakan mesin kompresor, bahkan menggunakan pesawat terbang kecil untuk hamparan pertanaman yang luas.

3. Pemupukan melalui Air Siraman
Pada pertanaman yang terbatas (jumlah tanaman dan luasan pertanaman), pemupukan melalui akar dapat dimodifikasi dengan mengubah bentuk pupuk padatan menjadi cairan dengan cara melarutkan pupuk ke dalam air, dengan batas kepekatan atau konsentrasi tertentu yang aman dan tidak menyebabkan plasmolisis bagi akar tanaman. Pupuk yang telah berubah bentuknya tersebut kemudian diberikan ke tanaman sekaligus sebagai air siraman. Metode ini banyak direkomendasikan oleh pabrikan pupuk karena pupuk-pupuk generasi baru umumnya bersifat water soluble (sangat mudah larut dalam air) dengan ampas sisa pupuk yang tidak terlarut berjumlah sangat sedikit.




E. Cara Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
  2. Mengukur dosis masing-masing pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman..
  3. Membuat spot/tugal sedalam 10 cm disamping kiri dan kanan tanaman yang diberi perlakuan pemupukan dengan pupuk organic dan pupuk kimia pada 3 tanaman untuk setiap perlakuan. Sedangkan untuk pupuk NPK diberlakukan metode pemupukan dengan metode circle (melingkar) dengan ukuran selebar tajuk.
  4. Melakukan kegiatan pemupukan, untuk pupuk organik dan ZA digunakan dosis 40 gram/ tanaman dengan ketentuann pemberian dosis 20 gram pupuk dikiri dan kanan pada tugal. Sedangkan pada pupuk NPK dengan dosis yang sama bnamun carea pemupukan yang berbeda, yaitu dnegan menabur pupuk melingkari tanaman selebar tajuk.
  5. Mendokumentasi kegiatan pemupukan pada setiap perlakuan.
  6. Mengukur tinggi dan menghitung jumlah daun masing-masing bibit yang ditanam, cantumkan hasil pengukuran dalam tabel yang telah dibuat.
  7. Melakukan pengamatan  selama 15 hari, dengan melakukan pengukuran tinggi serta menghitung jumlah daun dalam selang 3 hari berturut – turut yaitu pada hari ke 3,6,9,12,dan 15.
  8. Mendokumentasi hasil pengamatan.



F. Hasil Pengamatan
1. Layout Petak Ukur 
Keterangan : 
O = pupuk organic
K = pupuk ZA
C = pupuk NPK




2. Tabel Pengamatan
a. Tabel pengukuran tinggi tanaman (cm)

         
b. Tabel penghitungan  jumlah daun




3. Dokumentasi penerapan metode pemupukan dan pengamatan pertumbuhan tanaman
Gambar 1.1 metode tugal pada pupuk organik



 
Gambar 1.2 Metode tugal tugal pupuk ZA




Gambar 1.3 Metode Circle pada pupuk NPK




DAFTAR PUSTAKA
Kelana, Gusse. 2017.Teknik Dan Cara Pemupukan Tepat Guna. Dalam https://bioboostsakti.blogspot.co.id/2017/01/teknik-dan-cara-pemupukan-tepat-guna.html. Diakses pada 20 Februari 2019, pukul 22.45 WIB.
  
Saipul Abbas. 2012. Dalam http://saiful-abbas.blogspot.co.id/2012/02/laporan-pupuk-dan-pemupukan.html. Diakses pada 20 Februari 2019, pukul 18.45 WIB. 

Laporan Praktikum Penanaman dan Pemeliharaan (Pendangiran)

ACARA III
PENDANGIRAN
 
A. Tujuan
  1. Mahasiswa dapat mengetahui macam - macam teknik pendangiran. 
  2. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan macam – macam teknik pendangiran.
  3. Mahasiswa dapat mengetahui efektivitas teknik pendangiran.

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Laboratorium Penanaman Fakultas Kehutanan
  2. Tanggal : 13 Februari 2018

C. Alat dan Bahan
a) Alat 
  1. Alat tulis
  2. Cangkul
  3. Stopwatch

b) Bahan 
  1. Bibit tanaman meranti ( Shorea sp.)


D. Dasar Teori
     Keberhasilan dari penanaman pohon terletak dari pemeliharaan setelah penanaman. Penanaman tanpa diikuti pemeliharaan niscaya tidak akan berhasil. Permasalahan utama yang timbul setelah penanaman antara kematian awal setelah penanaman dan pertumbuhan yang tidak normal. Selain itu, keberhasilan penanaman juga dipengaruhi adanya faktor biotik dan abiotik dari lingkungan tersebut. Pemeliharaan tanaman juga sangat penting dalam  pengelolaan taman guna menentukan keberhasilan proyek pembangunan lansekap. Aspek pemeliharaan tersebut meliputi pembersihan areal taman dan tanaman, penyiangan gulma, teknik penggemburan tanah dan aerasi tanah, serta teknik penyiraman. Teknik pemupukan tanaman, pamangkasan dan pengendalian hama penyakit. Untuk mendapatkan suatu tegakan yang mempunyai peran yang sangat besar maka setiap pohon memerlukan pemeliharaan. Beberapa kegiatan pemeliharan tanaman antara lain: penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan, pemangkasan cabang, penjarangan tanaman, dan pengendalian hama penyakit.




     Pendangiran adalah kegiatan penggemburan tanah disekitar tanaman pokok yang bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah (aerasi tanah) (Daniel et al 1987). Sedangkan menurut Sumardi dan Widyastuti (2004) pendangir merupakan suatu bentuk kegiatan yang membutuhkan semacam alat yang akan mengaduk permukaan tanah sampai kedalaman yang sedikit saja dengan cara sedemikian rupa, hingga gulma yang masih kecil bisa dimusnahkan dan pertumbuhan  budidaya  dapat ditingkatkan. Pendangiran untuk mengendalikan gulma dengan pengadukan tanah dapat dimulai pada lahan siap tanam sebelum penanaman. Setelah penanaman tanah dapat didangir, yang untuk sementara tanaman dilakukan sebelum tanaman – tanaman muncul diatas permukaan tanah. Pendangiran biasanya dimulai segera setelah munculnya semaian tanaman diatas tanah, mengingat bahwa gulma juga muncul pada saat yang bersamaan


E. Cara Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
  2. Melakukan kegiatan pendangiran menggunakan teknik piringan pada petak satu dan teknik jalur pada petak dua pada tanaman yang telah ditanam menggunakan cangkul.
  3. Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pendangiran pada masing-masing teknik yang digunakan.
  4. Mendokumentasi hasil pendangiran yang teelah dilakukan pada masing – masing petak.



F. Hasil Pengamatan
1. Layout Pengamatan 


2. Tabel Pengamatan 





3. Dokumentasi metode pendangiran.

Gambar 1. Metode piringan pada petak 1




Gambar 2. Metode jalur pada petak 2




DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Marshita. 2015. Pendangiran. Dalam http://marsithadewi.blogspot.co.id/ 2015/09/pendangiran.html Diakses pada 18 Februari 2019, pukul 18.56 WIB. 
 
Sobah, Nurus. 2016. Laporan Praktikum Manajemen Pastura Acara Penanaman dan Pemupukan. Dalam http://nurussobah.web.ugm.ac.id/2016/05/25/laporan-praktikum-manajemen-pastura-acara-penanaman-dan-pemupukan/. Diakses pada  18 Februari 2019, pukul 19.36 WIB.