Pages

Showing posts with label Laporan Praktikum Hidroklimatologi. Show all posts
Showing posts with label Laporan Praktikum Hidroklimatologi. Show all posts

Laporan Praktikum Pengenalan Stasiun Irigasi Otomatis

I. ACARA IV         : Pengenalan Stasiun Irigasi Otomatis
II. HARI, TANGGAL : Jum’at, 23 Agustus 2019
III. TUJUAN         :
  1. Dapat mengetahui cara kerja Irigasi Otomatis.
  2. Dapat mengetahui cara pengamatan Irigasi Otomatis.
  3. Dapat mengetahui tata letak dan pemasangan Irigasi Otomatis.

IV. DASAR TEORI
     Sistem pengairan merupakan salah satu sistem pokok yang memiliki nilai penting dalam penentuan berhasil atau tidaknya suatu produk tani dibudidayakan. Sistem pengairan yang baik tentunya akan meningkatkan produksi hasil tani karena asupan air yang dibutuhkan oleh tanaman menjadi semakin tercukupi. Masalahnya, banyak petani yang masih mengandalkan sistem pengairan konvensional. Jumlah kadar air yang diberikan selama proses pengairan pun tidak ditentukan dengan rinci dan hanya mengandalkan perkiraan saja. Hal ini tentu secara tidak langsung dapat menurunkan kualitas produk tani karena asupan air yang diberikan kurang sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri. Oleh karena itu, saat ini, para ilmuwan pertanian sudah mulai aktif mengembangkan berbagai teknologi pertanian tepat guna di berbagai sektor pertanian, termasuk juga dalam mengatasi masalah pengairan. Salah satu teknologi yang mulai dikenalkan adalah sistem irigasi otomatis tanpa kabel, Wireless Sensor Network (WSN) (Anonim, 2019). 
     Para petani di Indonesia umumnya masih menggunakan sistem pengairan yang tradisional yaitu dengan cara mengamati kondisi lahan untuk mengatur pengairannya. Selain itu pengairan tradisional kurang memperhatikan efisiensi penggunaan air, disisi lain jumlah petani cenderung berkurang karena generasi muda kurang berminat menjadi petani. Karena itu dibutuhkan sistem irigasi yang otomatis untuk mengurangi kerja petani dan mengefisienkan penggunaan air serta ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan merancang sistem irigasi otomatis menggunakan Wireless Sensor Network (WSN) berbasis tenaga surya. Pada sistem ini digunakan sensor kelembaban tanah untuk mendeteksi kondisi lahan. Hasil deteksi dikirimkan ke server dan untuk menentukan pengaktifan valve saluran air. (Putranto et al. 2018).
     Kondisi sumberdaya air yang terbatas dan telah mengalami gangguan akibat perubahan iklim serta adanya degradasi lingkungan menyebabkan kebutuhan air untuk kepentingan pertanian semakin kompetitif. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air tanaman. Masalah kekurangan atau kelebihan air akan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimum. Mengatasi masalah kekurangan air untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan air irigasi diperlukan penerapan teknologi pengelolaan irigasi yang efektif dan efisien, sehingga penggunaan air irigasi per satuan berat produk budidaya pertanian yang dihasilkan semakin kecil. Salah satu teknik pengelolaan irigasi yang efektif dan efisien adalah menjaga tinggi muka air di lahan sawah sesuai dengan yang diinginkan. Untuk itu, sistem irigasi pipa yang memanfaatkan teknologi otomatis berbasis tenaga surya menjadi satu alternatif untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan air irigasi di lahan pertanian (Sirait et al. 2015).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Pulpen : 1 Buah
  2. Buku : 1 Buah
  3. Laptop : 1 Buah
  4. Terminal         : 1 Buah

B. Bahan
  1. Modul : 1 Bundel
  2. Stasiun irigasi otomatis : 1 Set


VI. CARA KERJA
  1. Memperhatikan stasiun irigasi otomatis.
  2. Mencatat cara kerja dari stasiun irigasi otomatis.
  3. Mengambil gambar stasiun irigasi otomatis.



VII. HASIL PENGAMATAN 





VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
     Pada praktikum hidroklimatologi ini kita membahas tentang pengenalan Stasiun Irigasi Otomatis. Sistem irigasi otomatis yang satu ini menggunakan sistem kerja yang menghubungkan beberapa rangkaian yang nantinya akan dikontrol dengan sistem kontrol. Rangkaian alatnya sendiri dibagi ke dalam 2 macam yaitu rangkaian node sensor yang berfungsi untuk menghitung kelembaban tanah, rangkaian server gateway, dan sistem energi surya. Untuk bisa menjalankan teknologi kontrol irigasi otomatis ini, pengguna harus mengatur terlebih dahulu berapa nilai standar atau set point dari kelembaban tanah yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan penyiraman. 
     Teknologi stasiun irigasi otomatis adalah sekumpulan perangkat yang dibuat dari beberapa node yang dapat saling berkomunikasi melalui jaringan tanpa kabel. Kegunaan dari teknologi ini adalah kemampuannya dalam melakukan proses monitoring, penyajian informasi ke user, dan juga melakukan pengiriman data melalui sistem tertanam. Dengan begitu, kita dapat memberikan kadar air yang sesuai dengan kebutuhan tanaman secara cepat dan otomatis. Untuk bisa menjalankan teknologi kontrol irigasi otomatis ini, pengguna harus mengatur terlebih dahulu berapa nilai standar atau set point dari kelembaban tanah yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan perkembangan produk tani. Sensor mesin irigasi biasanya sudah menunjukkan beberapa skala kelembaban tanah antara lain 0 – 300 untuk tanah kering, 300 – 700 untuk tanah lembab, dan 700 – 1023 untuk tanah basah.
     Mekanisme kerja dari teknologi irigasi nirkabel ini adalah dengan mengambil data sensor dari kelembaban tanah irigasi. Namun sebelumnya, alat ini sudah diatur terlebih dahulu untuk bisa menentukan berapa nilai kadar yang tepat untuk kelembaban tanah. Jika nilai kelembaban tanah sudah sesuai dengan nilai standar, maka mesin otomatis mati. Namun, jika nilai kelembaban tidak sesuai, maka mesin irigasi otomatis akan menyala. Jika kondisi tanah pertanian terdeteksi kering, maka Solenoid Valve akan membuka aliran air secara otomatis hingga tanah basah dan akan menutup secara otomatis jika kelembaban tanah telah mencapai nilai set point yang telah ditetapkan. Cara kerja ini akan terus berjalan secara otomatis sehingga kelembaban tanah akan selalu berada pada nilai optimal untuk perkembangan tanaman. 




IX. KESIMPULAN
     Dari praktikum yang kita telah dilaksanakan dan berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan maka dapat disimpulkan :
  1. Rangkaian sistem irigasi otomatis dibagi ke dalam 2 macam yaitu rangkaian node sensor yang berfungsi untuk menghitung kelembaban tanah, rangkaian server gateway, dan sistem energi surya. 
  2. Teknologi stasiun irigasi otomatis adalah sekumpulan perangkat yang dibuat dari beberapa node yang dapat saling berkomunikasi melalui jaringan tanpa kabel. 
  3. Mekanisme kerja dari teknologi irigasi nirkabel ini adalah dengan mengambil data sensor dari kelembaban tanah irigasi
  4. Sensor mesin irigasi memiliki skala kelembaban tanah antara lain 0 – 300 untuk tanah kering, 300 – 700 untuk tanah lembab, dan 700 – 1023 untuk tanah basah. 
  5. Jika nilai kelembaban tanah sudah sesuai dengan nilai standar, maka mesin otomatis mati. Namun, jika nilai kelembaban tidak sesuai, maka mesin irigasi otomatis akan menyala.










DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Sistem Irigasi Otomatis Tanpa Kabel. https://paktanidigital.com/ artikel/sistem-irigasi-otomatis-tanpa-kabel/#.XW0u3fkzbIU.html. Diakses pada 02 September 2019, Pukul  22.33 WIB.

Putranto, et al. 2015. Perancangan Sistem Irigasi Otomatis Dengan Wireless Sensor Network (Wsn) Berbasis Energi Surya. https://jurnal.umk.ac.id/ index.php/ simet/article/view/2407.html. Diakses pada 02 September 2019, Pukul 22.58 WIB.

Sirait, et al. 2015. Rancang Bangun Sistem Irigasi Pipa Otomatis Lahan Sawah Berbasis Tenaga Surya. https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79352.html. Diakses pada 02 September 2019, Pukul 20.48 WIB.

Laporan Praktikum Pengenalan Soil Moisture Sensor

I. ACARA I         : Pengenalan Soil Moisture Sensor
II. HARI, TANGGAL : Jum’at, 23 Agustus 2019
III. TUJUAN         :
  1. Dapat mengetahui cara kerja Soil Moisture Sensor.
  2. Dapat mengetahui cara pengamatan Soil Moisture Sensor.
  3. Dapat mengetahui tata letak dan pemasangan Soil Moisture Sensor.

IV. DASAR TEORI
      Sensor kelembaban tanah mengukur kadar air volumetrik dalam tanah karena pengukuran gravimetri langsung dari kelembaban tanah bebas membutuhkan pemindahan, pengeringan, dan penimbangan sampel, sensor kelembaban tanah mengukur kadar air volumetrik secara tidak langsung dengan menggunakan beberapa properti lain dari tanah, seperti hambatan listrik, konstanta dielektrik, atau interaksi dengan neutron, sebagai proksi untuk kadar air. Hubungan antara sifat yang diukur dan kelembaban tanah harus dikalibrasi dan dapat bervariasi tergantung pada faktor lingkungan seperti jenis tanah, suhu, atau konduktivitas listrik. Radiasi gelombang mikro yang dipantulkan dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan digunakan untuk penginderaan jauh dalam hidrologi dan pertanian. Instrumen probe portabel dapat digunakan oleh petani atau tukang kebun. Sensor kelembaban tanah biasanya mengacu pada sensor yang memperkirakan kadar air volumetrik. Kelas lain dari sensor mengukur properti lain dari kelembaban di tanah yang disebut potensi air, sensor-sensor ini biasanya disebut sebagai sensor potensial air tanah dan termasuk tensiometer dan blok gypsum (Anonim, 2019).
      Kelembaban tanah adalah jumlah air yang ditahan di dalam tanah setelah kelebihan air dialirkan, apabila tanah memiliki kadar air yang tinggi maka kelebihan air tanah dikurangi melalui evaporasi, transpirasi dan transpor air bawah tanah. Untuk mengetahui kadar kelembaban tanah dapat digunakan banyak macam teknik, diantaranya dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran perbedaan berat tanah (disebut metode gravimetri) dan secara tidak langsung melalui pengukuran sifat-sifat lain yang berhubungan erat dengan air tanah. Metode langsung secara gravimetri memiliki akurasi yang sangat tinggi namun membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat besar. Kebutuhan akan metode yang cepat dalam memonitor fluktuasi kadar air tanah menjadi sangat mendesak sebagai jawaban atas tingginya waktu dan tenaga yang dibutuhkan oleh metode gravimetri (Ukfa, 2014).
     Kelembaban adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Semua uap air dalam udara itu berasal dari penguapan sedangkan penguapan itu sendiri adalah perubahan pase cair menjadi fase uap air yang ringan dan akan naik ke atmosfir . Dalam atmosfir senantiasa terdapat uap air dan kadar uap air ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur  udara setempat. Meskipun uap air hanya merupakan sebagian kecil saja dari semua atmosfir kira-kira 2% dari masa seluruhnya tetapi merupakan komponen udara yang penting dari segi cuaca dan iklim. Data klimatologi untuk kelembaban udara yang umum dilaporkan adalah kelembaban relative (RH). Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Pada musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara (Meida, 2016).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Pulpen : 1 Buah
  2. Buku : 1 Buah
  3. Laptop : 1 Buah
  4. Terminal         : 1 Buah
  5. Soil Moisture Sensor : 2 Buah

B. Bahan
  1. Modul : 1 Bundel
  2. Air         : 2 Gayung
  3. Software ECH2O



VI. CARA KERJA




VII. HASIL PENGAMATAN 






 
VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
     Pada praktikum hidroklimatologi ini kita membahas tentang Soil Moisture Sensor. Prinsip kerja sensor ini yaitu dengan mengalirkan arus pada dua probe maka resistansi yang terbaca berbanding lurus dengan jumlah kelembaban yang terdeteksi. Makin banyak cairan maka lebih mudah mengalirkan listrik dengan kata lain resistansinya kecil. Sebaliknya jika resistansinya besar maka listrik yang mengalir akan kecil yang kita asumsikan tanah tersebut makin kering. Pengukuran kelembaban tanah dilakukan pada lokasi serta kedalaman tanah yang berbeda. Pengukuran suhu tanah menggunakan alat yang dinamakan Soil Moisture Sensor, denagn cara memasukkan Soil Moisture Sensor kedalam tanah, sesuai dengan beberaa kedalaman yang ingin di ukur. Terjadinya perbedaan kelembaban tanah pada dua lokasi disebabkan karena adaya faktor lingkungan yang mempengaruhi kelembaban. Pada tempat  terbuka suhu tanah sangat tinggi karena di pengaruhi oleh sinar radiasi matahari sedangkan pada tempat/lahan tertutup radiasi  yang masuk ke permukaan tanah sangat kurang sekali karena ditutupi oleh daun yang merambat sehingga suhu tanah sangat lambat dan karena permukaan tanah menerima radiasi secara langsung dan energinya paling besar. Lalu radiasi matahari tersebut ada yang dipantulkan/direfleksikan dan ada yang diserap/diteruskan kedalam tanah yang jumlah energinya semakin kedalam semakin kecil, sehingga suhu dipermukaan tanah yang paling tinggi baik ditempat terbuka maupun di tempat yang ternaungi.
     Dalam melakukan praktikum hal pertama yang kita lakukan adalah menyiapakan perlatan praktikum yatiu pulpen, buku, laptop, terminal, Soil Moisture Sensor. Sedangkan bahan praktikum terdiri atas modul, air, serta software ECH2O. Proses yang pertama yaitu co.ass menjelaskan tentang Soil Moisture Sensor menegenai spesifikasi dan kegunanaannya. Setelah itu dilakukan kalibrasi untuk menyamakan pembacaan pada sensornya. Pada saat pertama kali ditancapkan ketanah pembacaan sensornya belum sama, hal ini dikarenakan kondisi tanah baik suhu, kelembaban dan tutupannya serta posisi pemasangannya yang mungkin berbeda. Setalah dilakuakan kalibrasi alat akhirnya pembacaannya sama, kemudian ditambahkan air untuk meningkatkan kelembaban tanah yang kering. Dilakukan satu perlakuan yang sama dikedua sensor. Soil Moisture Sensor akan secara otomatis membaca tingkat kelembaban tanahnya. Kemudian sambungkan sensor dengan laptop menggunakan kabel yang sudah terhubung ke sensor. Lalu kita buka software ECH2O, software tersebut akan membaca kondisi kelembaban tanah dari kedua sensor. Pada praktikum ini ada beberapa kendala yang kita hadapi yaitu terminal ang kurang panjang sehingga kita tidak bisa melakukan panjang perlakuan untuk kalibrasi alat. 
     Selain perbedaan lokasi kelembaban juga dipengaruhi oleh waktu yaitu antara pagi hari dan sore hari. Biasaya dipagi hari kelembapan tanah masih basah karena sinar matahari yang sampai kebumi tidak begitu panas. Sedangkan pada sore hari suhu tanah meningkat karena sinar matahari yang disampaikan kebumi sangat tinggi sekali pada waktu jam 2 siang dan tidak ada lagi kelembapan tanah karena semua sudah kering diserap oleh panas matahari menjadi partikel-partikel kecil yang akan membentuk awan. 




IX. KESIMPULAN
     Dari praktikum yang kita telah dilaksanakan dan berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan maka dapat disimpulkan :
  1. Soil Moisture Sensor adalah alat untuk mengukur kadar air volumetrik guna mengetahui besarnya kelembaban didalam tanah.
  2. Prinsip kerja sensor ini yaitu dengan mengalirkan arus pada dua probe maka resistansi yang terbaca berbanding lurus dengan jumlah kelembaban yang terdeteksi.
  3. Semakin banyak cairan maka lebih mudah mengalirkan listrik dengan kata lain resistansinya kecil. Semakin besar resistannya maka listrik yang mengalir akan kecil yang kita asumsikan tanah tersebut makin kering.
  4. Tingkat kedalaman, intensistas matahari, naungan pohon mempengaruhi tingkat kelembaban tanah.
  5. Pada saat ditancapkan ketanah pembacaan sensornya belum sama, hal ini dikarenakan kondisi tanah baik suhu, kelembaban dan tutupannya serta posisi pemasangannya yang mungkin berbeda.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Sensor Kelembaban Tanah. https://en.wikipedia.org/wiki/Soil-moisture_sensor.html. Diakses pada 02 September 2019, Pukul  09.28 WIB.

Pane, Meida. 2016. Laporan Praktikum Agroklimatologi. http://meidapane05.blog spot.com/2016/02/laporan-praktikumagroklimatologi13.html. Diakses pada 02 September 2019, Pukul 09.45 WIB.

Udin, Nur, Ukfa. 2014. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhanhttps://www. academia.edu/13437840/Pengukuran_Suhu_Kelembaban_Udara_Tanah_dan_pH_Tanah_Serta_Kadar_Air_dan_C_Organik_Tanah.html. Diakses pada 02 September 2019, Pukul 10.13 WIB.

Laporan Praktikum Pengenalan Hobo Water Level

I. ACARA II         : Pengenalan Hobo Water Level 
II. HARI, TANGGAL : Jum’at, 23 Agustus 2019
III. TUJUAN         :
  1. Dapat mengetahui cara kerja Hobo Water Level.
  2. Dapat mengetahui cara pengamatan Hobo Water Level.
  3. Dapat mengetahui tata letak dan pemasangan Hobo Water Level.

IV. DASAR TEORI
     Water Level adalah alat yang mengukur ketinggian atau level sebuah aliran/genangan air di suatu tempat agar mendapatkan data pengukuran yang akurat. Water level HOBO berbeda dengan water level yang lain karena water level ini dapat menyimpan hasil pengukurannya sehingga data pengukurannya dapat digunakan untuk pengumpulan data atau penelitian. Untuk penyimpanan data berupa bentuk log dan kapasitasnya adalah 56 kilobytes, dengan ukuran sebanyak itu water level dapat melakukan penyimpanan data secara terus-menerus selama 1 tahun. Water level HOBO dapat juga memantau pengukuran secara langsung melalui komputer atau perangkat mobile seperti smartphone tanpa harus berada di lokasi pengukuran. Selain itu, water level dari HOBO dapat digunakan dalam jumlah yang banyak dan beroperasi secara bersamaan. Hal ini dapat memperkuat tingkat akurasi data pengukuran (Anonima, 2019).
     Saat ini, ketinggian air dapat diukur secara mudah dengan menggunakan alat modern seperti Water Level. Pengertian Water Level sendiri adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian air di tempat yang berbeda agar mendapatkan data perbandingan. Water level yang paling sederhana adalah sepasang pipa yang saling terhubung di bagian bawah. Water level sederhana akan mengukur ketinggian air melalui tinggi air di kedua pipa apakah sama atau tidak. Hasil pengukuran dari water level lebih rendah dari menggunakan laser tetapi water level mempunyai akurasi yang tinggi dalam pengukuran jarak jauh. Untuk menghindari kesalahan pengukuran dalam penggunaan water level, suhu pada air haruslah sama (Anonimb, 2019).
     Kontrol Level Air adalah satu dari sekian banyak sistem yang ada di dunia industri juga dalam kehidupan sehari-hari. Disamping sederhana, sistem ini banyak digunakan di duniaindustri juga kehidupan sehari- hari. Misalkan saja dalam industri kimia. Dengan dukungan sistem pemantauan (proses industri dapat dimulai dan dikendalikan dari jauh, sehingga dapat menghemat  biaya, waktu dan tenaga), akan semakin memberikan gambaran tentang kebutuhan aktual yang ada di dunia industri. Dalam kehidupan sehari-haripun sistem ini sudah banyak diterapkan untuk memudahkan kerja manusia (Diah et al. 2013).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Pulpen : 1 Buah
  2. Buku : 1 Buah
  3. Laptop : 1 Buah
  4. Terminal         : 1 Buah

B. Bahan
  1. Modul         : 1 Bundel
  2. Hobo Water Level         : 1 Buah
  3. Coupler dan optik database : 1 Buah

VI. CARA KERJA
  1. Memperhatikan Hobo Water Level.
  2. Mencatat cara kerja dari Hobo Water Level.
  3. Mengambil gambar Hobo Water Level.



VII. HASIL PENGAMATAN 



VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
     Pada praktikum hidroklimatologi ini kita membahas tentang pengenalan Hobo Water Level. Saat ini, ketinggian air dapat diukur secara mudah dengan menggunakan alat modern seperti Hobo Water Level. Pengertian Water Level sendiri adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian air di tempat yang berbeda agar mendapatkan data perbandingan. Water level yang paling sederhana adalah sepasang pipa yang saling terhubung di bagian bawah. Water level sederhana akan mengukur ketinggian air melalui tinggi air di kedua pipa apakah sama atau tidak. Hasil pengukuran dari water level lebih rendah dari menggunakan laser tetapi water level mempunyai akurasi yang tinggi dalam pengukuran jarak jauh. Untuk menghindari kesalahan pengukuran dalam penggunaan water level, suhu pada air haruslah sama. Water level dapat juga digunakan untuk mengukur tekanan air dengan menggunakan prinsip tekanan Hidrostatik. Air dalam suatu wadah selalu mendapatkan tekanan dari atmosfir dan sebanding dengan level dari air sehingga bisa didapatkan besar tekanan air. Saat ini, sudah ada water level yang lebih modern dimana water level modern dapat mengukur ketinggian dan tekanan air secara bersamaan dengan sensor dan hasil pengukurannya dapat direkam kemudian disimpan dalam bentuk data. Alat tersebut disebut dengan Sensor Water Level. Salah satu alat sensor water level adalah Water Level HOBO. Water Level HOBO adalah perangkat water level yang dapat mengukur level air, tekanan mutlak, tekanan barometrik, suhu dan ketinggan air dengan akurasi tinggi. Water Level KIT ini menggabungkan berbagai pengukuran kedalam satu kit praktis, satu kit ini mencakup semua yang dibutuhkan untuk memantau level dan suhu di sumur, sungai, danau dan lahan basah air tawar. Water Level KIT mudah digunakan dan dilengkapi dengan software untuk memantau pengukuran water level secara langsung melalui grafik di aplikasi alatnya. Data yang terekam dalam Water Level KIT dapat diambil melalui USB.
     Dengan Water Level KIT, maka pemantauan ketinggian dan tekanan sungai menjadi semakin mudah, ditambah dengan software atau perangkat lunak yang dapat menampilkan hasil pengukuran secara langsung, maka data yang dibutuhkan dalam pengukuran dapat dianalisis lebih mudah. Prinsip kerja alat ini dengan menggabungkan pengukuran tingkat air dengan akurasi tinggi dengan kenyamanan di luar kotak, kit hemat ini mencakup semua yang dibutuhkan untuk segera memulai loggin. Sangat ideal untuk memantau tingkat air dan suhu di sumur, sungai, danau dan lahan basah air tawar



IX. KESIMPULAN
     Dari praktikum yang kita telah dilaksanakan dan berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan maka dapat disimpulkan :
  1. HOBO Water Level adalah perangkat water level yang dapat mengukur level air, tekanan mutlak, tekanan barometrik, suhu dan ketinggan air dengan akurasi tinggi. 
  2. Menggunakan Water Level KIT, maka pemantauan ketinggian dan tekanan sungai menjadi semakin mudah. 
  3. Water Level KIT ini menggabungkan berbagai pengukuran kedalam satu kit praktis, satu kit ini mencakup semua yang dibutuhkan untuk memantau level dan suhu di sumur, sungai, danau dan lahan basah air tawar.
  4. Prinsip kerja alat ini dengan menggabungkan pengukuran tingkat air dengan akurasi tinggi dengan kenyamanan di luar kotak. 
  5. Hasil pengukuran dari water level lebih rendah dari menggunakan laser tetapi water level mempunyai akurasi yang tinggi dalam pengukuran jarak jauh.  




DAFTAR PUSTAKA
Anonim(a). 2019. Water Level. https://www.loggerindo.com/distributor-hobo-water-level-di-indonesia-136.html. Diakses pada 02 September 2019, Pukul  20.16 WIB.

Anonim(b). 2019. Pengertian Sensor Water Level dan Cara Kerja. https://www. loggerindo.com/pengertian-sensor-water-level-dan-cara-kerja-109.html. Diakses pada 02 September 2019, Pukul  20.23 WIB.

Diah, et al. 2013. Makalah Tugas Rancang Water Level Control. https://www. academia.edu/6520482/Makalah_Tugas_Rancang_Water_Level_Control.html. Diakses pada 02 September 2019, Pukul 20.48 WIB.

Laporan Praktikum Pengenalan dan Pengolahan Data AWS

I. ACARA I         : Pengenalan dan Pengolahan Data Automatic 
                    Weather Station (AWS)
II. HARI, TANGGAL : Jum’at, 23 Agustus 2019
III. TUJUAN         :
  1. Dapat mengetahui cara kerja peralatan ukur unsur iklim/cuaca Automatic Weather Station (AWS).
  2. Dapat mengetahui cara pengamatan unsur iklim/cuaca Automatic Weather Station (AWS).
  3. Dapat mengetahui tata letak dan pemasangan peralatan unsur iklim/cuaca Automatic Weather Station (AWS).

IV. DASAR TEORI
     Meteorologi ilmiah (scientific meteorology) telah berkembang sejak ditemukannya termometer oleh Galileo (1593), barometer oleh Toricelli (1643) sistem penghubung yang cepat. Ini adalah tonggak pertama dalam perkembangan pertanian meteorologi. Masih banyak lagi yang harus di lakukan untuk menyempurnakan peralatan baik dalam prinsip dan mekanismenya maupun dalam ketelitian alat-alat pengamatan masing-masing komponen cuaca. Manusia  tidak bisa  lepas dari kesalahan. Operator bisa saja salah dalam mengamati data  atau  tidak  disiplin  dalam  jadwal  pencatatan.  Perilaku  ini  menyebabkan  data  yang dikumpulkan menjadi keliru sehingga dapat merugikan bagi masyarakat yang membutuhkan informasi tersebut. Untuk  mengatasi  semua  itu  kini  telah  banyak  diciptakan  stasiun  cuaca  otomatis (Automatic Weather  Station)  yang  dijual  di  pasaran.  Hal  ini  tentunya memudahkan  bagi lembaga masyarakat,  instansi pemerintah maupun swasta  terkait dalam melakukan kegiatan pengamatan cuaca. Akan tetapi harganya yang masih relatif mahal membuat kalangan tertentu manjadi  sulit  untuk memperolehnya. Oleh  karena  itu  stasiun  cuaca  otomatis  yang murah, akurat dan mudah dioperasikan menjadi pilihan dimasa-masa sekarang ini (Musdar, 2016).
     AWS (Automatic Weather Stations) merupakan suatu peralatan atau sistem terpadu yang di disain untuk pengumpulan data cuaca secara otomatis serta di proses agar pengamatan menjadi lebih mudah. AWS ini umumnya dilengkapi  dengan sensor, RTU (Remote Terminal Unit), Komputer, unit LED Display dan bagian-bagian lainnya. Sensor-sensor yang digunakan meliputi sensor temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban, presipitasi, tekanan udara, pyranometer, net radiometer. RTU (Remote Terminal Unit) terdiri atas data logger dan backup power, yang berfungsi sebagai terminal pengumpulan data cuaca dari sensor tersebut dan di transmisikan ke unit pengumpulan data pada komputer. Masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED (Light Emiting Diode) Display, sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu present weather dengan mudah. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang penggunaan alat ini sehingga dapat mempermudah pengamatan cuaca dan iklim (Andriyani, 2016).
     BMKG telah memasang beberapa peralatan AWS  baik yang terpasang secara terintegrasi (AWS wilayah Jabodetabek) maupun yang berdiri sendiri (tidak terintegrasi). Saat ini AWS yang terpasang di stasiun pengamatan BMKG telah lebih dari 70 peralatan dengan berbagai merk (Cimel, Vaisala, Jinyang, RM Joung dsb), sehingga hal ini relatif cukup sulit jika kita akan melakukan pemeliharaan karena memerlukan beberapa orang yang menguasai peralatan masing-masing merk. Kondisi ini diharapkan tidak mejadi penghalang bagi teknisi BMKG untuk menguasai teknologi AWS tersebut justru diharapkan menjadi tantangan untuk dihadapi (Nurhashifah, 2016).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Pulpen : 1 Buah
  2. Buku : 1 Buah
  3. Laptop : 1 Buah
  4. Terminal         : 1 Buah

B. Bahan
  1. Modul : 1 Bundel
  2. Data iklim AWS INSTIPER Yogyakarta
  3. Software ECH2O
  4. Software Ms. Excel
  5. Software Cropwat


VI. CARA KERJA






VII. HASIL PENGAMATAN 





VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
     Pada praktikum hidroklimatologi ini kita membahas tentang pengenalan dan pengolahan data Automatic Weater Station (AWS). Dimasa yang lalu pengamatan meteorologi pada umumnya dilakukan menggunakan instrument analog (non digital), dengan adanya perkembangan microprocessor atau komputer , maka output dari sensor atau instrument analog dirubah kedalam bentuk digital agar dapat diproses secara otomatis dengan menggunakan komputer. Perangkat ini dikenal dengan nama Automatic Weather Station (AWS). Sistem kerja AWS mampu merekam suhu udara, radiasi sinar matahari, kecepatan angin, kelembaban udara, arah angin dan curah hujan. Secara otomatis data-data dari semua hal tersebut akan dapat terekam dalam berbagai satuan waktu. 
     AWS  merupakan alat pemantau sekaligus pengukur cuaca yang mampu bekerja secara otomatis, hanya dengan daya dua buah baterai carger kecil masing-masing berkapasita 1,5 volt yang telah dirancang khusus dengan memanfaatkan energi sinar matahari sebagai suplai utama energi baterai AWS mampu bekerja 24 jam full. AWS mampu mendeteksi sampai radius 20 km.  AWS ini memilki kelebihan kepraktisan dalam  penggunaannya dan juga menghemat biaya maupun tenagsa. Data yang masuk atau tercatat pada AWS secara langsung dapat tercatat dan terkirim ke pusat data, serta perawatan alatnya jauh lebih ringan daripada alat manual pengukur unsur-unsur cuaca yang lain, masing-masing parameter cuaca dapat ditampilkan melalui LED display sehingga para pengguna dapat mengamati cuaca saat itu dengan mudah. 
     AWS ini memiliki tingkat ketelitian antara hasil suatu pengukuran dan suatu nilai sebenarnya mutlak diperlukan. AWS dapat mempermudah manusia dalam pengamatan terhadap cuaca. Akan tetapi harganya yang masih relatif mahal membuat kalangan tertentu manjadi  sulit  untuk memperolehnya. Oleh  karena  itu  stasiun  cuaca  otomatis  yang murah, akurat dan mudah dioperasikan menjadi pilihan dimasa-masa sekarang ini. Maka untuk memenuhi kebutuhan akan  sistim pengukuran elemen  iklim dan cuaca yang otomatis, murah dan akurat serta dari pertimbangan kemampuan mikrokontroler seperti yang telah diuraikan diatas, dalam penelitian ini penulis ingin mengimplementasikan sebuah stasiun  cuaca  otomatis  yang  dikendalikan  oleh  mikrokontroler  AVR  ATmega16, datanya ditransmisikan menuju pusat pengamatan dengan sistem nirkabel dan komputer sebagai media penampil dan perekam informasi cuaca.
     Pada AWS terdapat port yang berfungsi untuk menghubungkan komputer dengan komponen eksternal komputer. Biasanya dengan menggunakan kabel, sehingga perangkat bisa saling terhubung dengan komputer. Port tersebut memiliki sensor masing-masing antara lain port 1 Pyrometer, port 2 Rain Gauge, port 3 Anemometer, port T 2 RH Meter, dan port 5 5-TE. Kemudian cara mendownload data pada data logger tersebut yaitu dengan menghubungkan komputer terlebih dahulu ke port 5 menggunakan kabel yang sudah disedikakan, setelah itu buka software ECH2O dan secara otomatis ketika sudah tersambung maka data cuaca yang sudah tersimpan di data logger akan terdownload.
     Kemudian setelah data yang kita butuhkan telah terdownload selanjutnya dilakukan pengolahan data terlebih dahulu, data yang akan kita olah masih berbentuk data harian sehingga harus kitajadikan data bulanan. Data suhu minimum (℃) , suhu maksimum (℃), suhu rata-rata (℃), kelembaban rata-rata  (%) , lama penyinaran (jam) kecepatan angin rata-rata (knot) curah hujan (mm) harus kita cari rata-ratanya terlebih dahulu menggunakan funggsi AVERAGE. Sedangkan data curah hujan (mm) harus kita cari jumlahnya menggunakan fungsi SUM. Setelah semua data telah selesai kita olah, langkah selanjutnya yaitu memasukkan kedalam software Cropwat. Maka secara otomatis kita akan mengetahui ETo dan Rain dari data yang sudah kita masukkan tersebut. Langkah terahir yaitu membuat grafik data cuaca yang sudah kita buat.



IX. KESIMPULAN
     Dari praktikum yang kita telah dilaksanakan dan berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan maka dapat disimpulkan :
  1. Automatic Weather Station merupakan stasiun cuaca otomatis yang mengamati keadaan cuaca suatu wilayah seperti temperatur, kelembaban udara, curah hujan, radiasi matahari, kecepatan dan arah angin, temperatur tanah dan kadar air tanah secara otomatis dan akurat. 
  2. Bagian-bagian utama yaitu: sensor, data logger, komputer (sistem perekam dan sistem monitor), display (optional), tiang untuk dudukan sensor dan data logger, penangkal petir. 
  3. AWS sangat berperan dalam bidang pertanian untuk pencatatan cuaca dan iklim secara otomatis. 
  4. AWS memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, sehingga perlu adanya pertimbangan untuk memakai alat ini. 
  5. Port pada AWS memiliki sensor masing-masing antara lain port 1 Pyrometer, port 2 Rain Gauge, port 3 Anemometer, port T 2 RH Meter, dan port 5 5-TE.








DAFTAR PUSTAKA
Agriani, N. 2016. Laporan Praktikum Klimatologi. http://nurhashifah-agriani. blog spot.com/2016/02/laporan-praktikum-klimatologi-kunjungan.html. Diakses pada 01 September 2019, Pukul  22.20 WIB.

Andruyani. 2016. Praktikum Agroklimatologi http://andriyanirizki123.blogspot.com/ 2016/09/praktikum-agroklimatologi_7.html. Diakses pada 01 September 2019, Pukul 22.12 WIB.

Musdar, M. 2016. Laporan Praktikum Klimatologihttp://petanimajunews.blogspot. com/2016/11/laporan-praktikum-klimatologi.html. Diakses pada 01 September 2019, Pukul 22.05 WIB.