I. Judul Acara III : Penentuan Kadar Air
II. Waktu dan Tempat : Senin, 22 Oktober 2018 di Laboratorium Kimia
III. Tujuan : Untuk mengetahui cara penentuan kadar air minyak
IV. Dasar Teori
Kadar air merupakan pemegang peranan penting, kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Penentuan kadar air dalam bahan pangan dapat ditentukan dengan dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode penentu kadar air cara langsung merupakan pengukuran langsung kandungan air bahan. Sedangkan cara tidak langsung yaitu menentukan kandungan air dengan mengukur tahanan atau tegangan listrik yang ditimbulkan oleh air bahan, atau dengan mengukur penyerapan gelombang mikro, sonik atau ultrasonik oleh air bahan, atau dengan mengukur sifat spektroskopi air bahan (Nadia, 2011).
Analisis kadar air cara langsung dibedakan ke dalam beberapa metode, yaitu: dengan metode pengeringan, desikasi, termogravimetri, destilasi, dan metode Karl Fischer. Untuk analisis kadar air bahan cara tidak langsung dapat digunakan metode-metode listrik-elektronika, penyerapan gelombang mikro, penyerapan gelombang sonik dan ultrasonik, dan metode spektroskopi. Kerusakan bahan makanan pada umumnya merupakan proses mikrobiologis, alah satu metode penentuan kadar air secara langsung adalah metode destilasi. Biasanya metode ini digunakan untuk bahan-bahan mengandung lemak dan komponen-komponen lain selain air yang mudah menguap pada perlakuan suhu tinggi. Pada metode destilasi ini, proses destilasi bahan dilakukan dengan menggunakan pelarut yang bersifat immiscible yaitu jenis pelarut yang tidak dapat bercampur dengan air. Selama proses destilasi, pelarut tersebut bersama air dalam bahan akan menguap pada suhu lebih rendah dari suhu didih air. Uap yang terbentuk mengalami kondensasi yang ditampung dalam labu penampung destilat. (Nadia, 2011).
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen. Tabrani (1997), menyatakan bahwa kadar air merupakan pemegang. peranan penting, kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persentase berat bahan basah, misalnya dalam gram air untuk setiap 10 0gr bahan disebut kadar air berat basah. Kadar air juga salah satu parameter penting dalam menentukan kualitas bahan pangan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi menyebabkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan. Dengan metode pengeringan dengan oven konveksi yaitu di samping air akan ikut teruapkan pula sedikit komponen volatil. Seringkali sampel tidak benar-benar kering karena pemanasan dengan cara konveksi tidaklah cukup kuat. Nilai pengukuran akan berada di atas kadar air (water content) tetapi di bawah kadar air total (total moisture content) (Anonim, 1958).
V. Alat dan Bahan
A. Alat
- Timbangan Analit : 1 unit
- Botol Timbang : 1 buah
- Oven : 1 unit
- Desikator : 1 unit
- Penjepit Gelas Arlogi : 1 unit
- Kertas label : 1 buah
B. Bahan
- Mesocarp : 14,17 gram
- Minyak goreng : 15,52 gram
- CPO : 15,69 gram
VI. Cara Kerja
A. Teoritis
- Menimbang wadah yang akan digunakan (W1)
- Mentuangkan sampel kedalamnya (10-15g) (W2) dan ditimbang hingga sampai 0,0001 gram terdekat.
- Mengkeringkan sampel minyak didalam oven dengan suhu 1050C selama waktu yang telah ditentukan, kemudian diinginkan sampel kekeringan didalam desikator selama +/- 30 menit.
- Menimbang wadah dan sampel kering sampai diperoleh berat konstan = berat selisih penimbangan 0,0001 g (W3).
- Melakukan kalkulasi kadar air dengan menggunakan rumus:
Kadar air = "W2-(W3-W1)" /"W2" x 100 %
Keterangan :
W1 = berat botol timbang
W2 = berat sempel
W3 = berat sampel + berat botol timbang
B. Skematis
Baca juga : Laporan Elektronika Transistor Sebagai Saklar Elektronik, Lengkap dengan penjelasannya !!!
VII. Hasil Pengamatan
A. Tabel hasil pengamatan
B. Perhitungan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1958. “Bab II Tinjauan Pustaka”. Bogor : Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Nadia, L. 2011. “Modul Analisis Kadar Air Bahan Pangan”. 1 : 1-30 Bogor : IPB Press.
No comments:
Post a Comment