Pages

Mengenal Jenis-Jenis Buah Kakao

Pengertian kakao?
     
     Kakao adalah bahan yang sangat penting dalam industri berbagai makanan seperti roti, biskuit, permen, dan lain sebagainya. Demikian juga dengan industri berbagai minuman seperti susu, kopi, dan sebagainya, kakao juga dibutuhkan untuk meningkatkan citarasa. Kakao yang dimaksud adalah berasal dari biji buah tanaman kakao (Theobroma cacao L.) yang banyak dibudayakan di berbagai negara. Namun sebelum dapat digunakan sebagai salah satu bahan campuran dalam industri makanan dan minuman tersebut, buah kakao harus menjalani berbagai proses dalam pengolahannya. Proses pengolahan kakao meliputi pemanenan, pengupasan, pembersihan dan fermentasi biji, pencucian biji, pengeringan biji, sehingga dihasilkan biji kakao yang siap diolah kembali menjadi berbagai produk makanan dan minuman. Biji kakao kering (cocoa beans) diperdagangkan di dunia, dan bagi Indonesia ini adalah salah satu komoditas ekspor. Selanjutnya biji kakao kering ini akan menjalani serangkaian proses pengolahan yang kompleks seperti pembersihan, penyangraian, dan penggilingan.
     Tanaman kakao tumbuh baik di dataran rendah yang agak basah pada daerah tropis seperti dataran rendah di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Afrika Barat, dan Asia Tenggara. Buah kakao dipanen dari tanamannya, menggunakan tangan untuk ketinggian yang terjangkau, atau menggunakan tongkat pengait bila buah berada pada posisi yang terlalu tinggi. Pemetikan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak cabang-cabang pohon tempat buah menempel. Buah kakao kemudian dikumpulkan dalam keranjang dan dibawa ke tempat pengolahan. Di tempat pengolahan buah kakao dipecahkan bijinya dipisahkan dari kulitnya, baik secara manual maupun menggunakan mesin pengolahan.
  Taksonomi tanaman ini sebagai berikut Kingdom Plantae, Division Spermatophyta, Sub-division Angiospermae, Class Dicotyledoneae, Sub-class Dialypetalae, Order Malvales, Family Sterculiaceae, Genus Theobroma, Species Theobroma cacao L.




Apa aja sih jenis-jenis Kakao?
Menurut Elvina (2016), jenis-jenis buah kakao antara lain sebagai berikut :
a) Kakao Criollo
Criollo termasuk jenis yang menghasilkan biji kakao dengan mutu terbaik sebagai kakao mulia, fine flovour cocoa,choiced cocoa dan edel cocoa. 


Gambar 1.1 Jenis Kakao Criollo
(Sumber : Google)

b) Kakao Forastero
Forastero umumnya termasuk kakao bermutu sedang atau bulk cocoa atau lebih dikenal dengan ordinary cocoa.


Gambar 1.2 Jenis Kakao Forastero
(Sumber : Google)




c) Kakao Trinitario
Merupakan hybrida dari jenis kakao Criollo dan Forastero secara alami sehingga jenis kakao ini sangat heterogen.


Gambar 1.3 Jenis Kakao Trinitario
(Sumber : Google)

Transistor : Pengertian, Kegunaan dan Jenisnya

Apa itu Transistor?
     
     Transistor adalah komponen elektronik yang terdiri dari tiga lapisan semikonduktor, dengan contoh NPN dan PNP. Transistor memiliki tiga kaki emitor (E) Base/Basis (B) dan kolektor/kolektor (C) yang dipakai sebagai penguat,sebagai sirkuit pemutusdan penyambung (switching),stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi kran listrik, dimana berdasrkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Gambar 1. Bentuk fisik Transisitor



Apa saja kegunaan Transisitor?

Kegunaan Transistor antara lain Sebagai berikut :
  1. Fungsi transistor yakni sebagai penguat, sebagai pemutus dan penyambung (saklar), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal dan bebagai fungsi lainnya. 
  2. Transistor pun dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrikyang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
  3. Fungsi transistor sebagai saklar. Dengan mengontrol bias dari transistor hingga komponen ini menjadi jenuh, akan menyebabkan seolah-olah diperoleh hubungan singkat diantara emitor dan kaki kolektor. Fenomena inilah yang dapat dimanfaatkan hingga transistor bisa dipakai sebagai saklar elektronika.
  4. Fungsi transistor sebagai penguat arus. Berdasarkan fungsi ini membuat transistor dapat digunakan dalam rangkaian power supply yang tegannya diset. Dalam keadaan tersebut transisor haruslah terlebih dahulu dibias dengan tegangan yang konstan pada basisnya, tujuannya biar pada emitor menghasilkan tegangan yang tetap. Umumnya yang dipakai untuk mengontrol tegangan basis agar tetap adalah dioda zener.
  5. Fungsi transistor untuk menguatkan sinyal AC. Selain sebagai penguat arus, transistor juga bisa digunakan sebagai penguat tegangan pada sinyal AC. Untuk pemakaian transistor sebagai penguat sinyal digunakan beberapa macam teknik pembiasan basis transistor.



Jenis-Jenis Transisitor?

Secara umum Transistor dapat dibedakan berdasarkan banyak kategori:
  1. Materi Semikonduktor : Germanium, Silikon, Gallium, dan Arsenide
  2. Kemasan fisik : Through Hole Metal, Trough Hole Plastic, Surface Mount, IC, dll.
  3. Tipe : BJT, JTE serta pengembangan dari Transistor, yaitu IC (Integrated Circuit).
  4. Polaritas : NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
  5. Maximum kapasitas daya : Low Power, Mediu, Power, High Power.
  6. Maximum Frekwensi kerja : Low, Medium, atau High Frequency, RF Transistor, Microwafe, dll.
  7. Aplikasi : Ampifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dll.

Resistor : Kegunaan, Bentuk dan Jenisnya

Apa itu Resisitor?
     Resistor adalah suatu benda yang mempunyai nilai tahanan tertentu dan menyerap energi dalam bentuk panas. Dalam prakteknya resistor juga disebut tahanan atau hambatan listrik, ada juga yang menyebut resistance atau werstand (belanda). Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari karbon.

Gambar 1. Bentuk fisik resistor


     Resistor disingkat dengan huruf "R" (huruf R besar), satuan yang dipakai untuk menentukan besar kecilnya nilai resistor adalah OHM atau disingkat dengan huruf yunani OMEGA (Ω). Nilai satuan terbesar yang dipergunakan untuk menentukan besarnya nilai Resistor adalah :
- 1 Mega Ohm (MΩ) = 1.000.000 Ohm
- 1 Kilo Ohm (KΩ) = 1.000 Ohm




Apa saja kegunaan Resisitor?
     Dalam kehidupan sehari-hari Resistor memilki banyak kegunaan, terutama dalam bidang elektro. Adapun kegunaan Resistor sebagai berikut:
a. Pembangkit potensi listrik.
Maksudnya bahwa Resistor bisa menimbulkan potensial listrik dengan nilai tertentu.

b. Memperkecil tegangan (potensial) listrik
Maksudnya dengan pemasangan ini kita barhasil menurunkan tegangan listrik dari suatu sumber listrik. Misalnya bila kita berkehendak memutar suatu motor listrik dengan tegangan 6 volt sedang kita memiliki accu 7,5 volt atau 12 volt, maka caranya bisa dipasangkan tahanan dengan perhitungan tertentu. Bila motor listrik tersebut memiliki tahanan dalam sebesar 3 ohm maka agar diperoleh potensial 6 volt sebagai dimaksud kita harus memasangkan tahanan sebesar 3 ohm pada accu 12 volt.

c. Memperkecil arus listrik
Maksudnya yaitu jika dipasangkan suatu tahanan dakam suatu rangkaian kawat maka akibatnya arus listrik yang mengalir menjadi lebih kecil.

d. Pembagi tegangan listrik
Maksudnya bahwa dengan pemakaian tahanan ini kita akan berhasil membagi tegangan listrik dari suatu sumbar listrik, tetapi bila hasil pembagian itu dijumlahkan hasilnya akan sama dengan tegangan sumbernya.




Bentuk dan Jenis Resistor?
A. Bentuk-Bentuk dari  Resistor antara Lain sebagai Berikut :
a. Contoh bentuk fisik dari variable Resistor jenis Trimpot.

b. Contoh bentuk fisik dari variable Resistor jenis Potensio.
c. Contoh bentuk fisik dari variable Resistor jenis PTC, NTC, LDR.




- PTC : (Positive Temperatur Coefisien)
Adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruholeh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin besar nilai hambatannya.

- NTC : NegativeTemperatur Coefisien
Adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin kecil nilai hambatannya

- LDR : Light Dependent Resistor
Adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Makin besar intensitas cahaya yang mengenainya makin kecil nilai hambatannya.

B. Resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi dalam 3 jenis yaitu :
  1. Fixed Resistor : yaitu resistor yang hambatannya tetap.
  2. Variable Resistor : yaitu Resistor yang nilai hambatannya tidak linear karena pengaruh faktor.
  3. Resistor Non : yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karenapengaruh faktor lingkungan misalnnya suhu dan cahaya.



C. Jenis-jenis Resistor
Resistor Berubah (variable), ialah sebuah resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut. Sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan jenis ini kita bagi menjadi dua, Potensiometer, rheostat dan Trimpot (Trimmer Potensiometer) yang biasanya menempel pada papan rangkaian (Printed Circuit Board, PCB).

Laporan Praktikum Pembuatan Biopori

I. JUDUL ACARA : Pembuatan Biopori
II. HARI, TANGGAL : Sabtu, 02 November 2019
III. TUJUAN         :
  1. Mengetahui manfaat pemasangan biopori sebagai upaya penyelamatan lingkungan.
  2. Mengetahui cara pembuatan biopori dan pemasangan yang efisien dan efektif.

IV. DASAR TEORI
     Biopori berasal dari kata “Bio” yang artinya makhluk hidup dan “Pori” yang artinya lubang, jadi biopori dapat diartikan sebagai lubang yang dibentuk karena aktifitas makhluk hidup/mikroba. Tetapi, di daerah perkotaan, keberadaan pepohonan semakin tergusur oleh bangunan-bangunan sehingga lubang biopori menjadi semakin langka. Lagi pula, banyaknya pepohonan tidak selalu mengartikan akan ada banyak air yang terserap, karena permukaan tanah yang tertutup lumut membuat air tidak dapat meresap ke tanah. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibuatlah lubang resapan atau sumur resapan buatan manusia yang sekarang dikenal dengan lubang biopori. Biopori dapat dibuat di halaman depan, halaman belakang atau taman dari rumah. Lubang biopori sebaiknya dibuat di tempat-tempat dimana air akan terkumpul pada saat  hujan. Air hujan diarahkan sedemikian rupa sehingga mengalir ke lubang resapan biopori yang dibuat (Prudentio, 2014).
     Lubang Resapan Biopori atau biasa disebut “lubang biopori" merupakan metode alternatif untuk meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah. Lubang Resapan Biopori berupa sebuah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah. Lubang ini akan memicu munculnya biopori secara alami di dalam tanah. Biopori sendiri adalah istilah untuk lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktifitas organisme yang terjadi di dalam tanah seperti oleh cacing, rayap, semut, dan perakaran tanaman. Biopori yang terbentuk akan terisi udara dan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. Prinsip kerja lubang peresapan biopori sangat sederhana. Lubang yang kita buat, kemudian diberi sampah organik yang akan memicu biota tanah seperti cacing dan semut dan akar tanaman untuk membuat rongga-rongga (lubang) di dalam tanah yang disebut biopori. Rongga-rongga (biopori) ini menjadi saluran bagi air untuk meresap kedalam tanah (Anonim, 2019).
     Pemanfaatan sumber daya alam yang berupa tanah dan air sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional, harus dilaksanakan sebaik-baiknya berdasarkan azas kelestarian, keserasian dan azas pemanfaatan yang optimal, yang dapat memberikan manfaat ekonomi, ekologi dan sosial secara seimbang. Penggunaan pemanfaatan tanah dan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah konservasi dan melampaui kemampuan daya dukungnya, akan menyebabkan terjadinya lahan kritis. Disamping itu perilaku masyarakat yang belum mendukung pelestarian tanah dan lingkungan  menyebabkan terjadinya bencana alam banjir pada musim penghujan. Untuk menghindari hal tersebut di atas perlu dilakukan upaya pelestarian lahan kritis, dan pengembangan fungsi biopori terus ditingkatkan dan disempurnakan. Biopori pada lahan kritis dimaksudkan untuk memulihkan kesuburan tanah, melindungi tata air, dan kelestarian daya dukung lingkungan. Dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam baik berupa tanah dan air perlu direncanakan dan dikelola secara tepat melalui suatu sistem pengelolaan Lubang Resapan Biopori (LRB). Salah satu upaya pokok dalam pengelolaan LRB adalah berupa pengaturan keseimbangan pada lingkungan yang kurang daerah peresapan (Mansur, 2013).



V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Alat tulis
  2. Kalkulator
  3. Pipa 1 meter
  4. Bor tanah
  5. Cangkul 
  6. Linggis
  7. Tali rapia
  8. Meteran 
  9. Gergaji 

B. Bahan
  1. Lahan Pertahian                 : secukupnya
  2. Sampah (bahan organik) : secukupnya
  3. Air                         : secukupnya
VI. CARA KERJA 
  1. Tentukan lokasi pembuatan lubang biopori
  2. Jika sudah menemukan tempat, siramlah dengan air untuk membuatnya lebih lunak.
  3. Gunakan bor tanah untuk melubangi tanah. Buatlah lubang tegak lurus.
  4. Lubangi tanah dengan kedalaman 1 meter dengan diameter 10-30 cm.
  5. Lapisi dengan pipa PVC dengan ukuran yang sama dengan lubang biopori.
  6. Isilah dengan sampah organik.
  7. Tutup lubang biopori dengan kawat besi atau pipa PVC.


VII. HASIL PENGAMATAN :
1. Membuat lubang menggunakan bor tanah

2. Memasukkan pipa kedalam tanah




3. Posisi PVC didalam tanah


4. Mengisi pipa dengan seresah atau dedaunan




5. Menyiram lubang biopori dengan air untuk mempercepat proses dekomposisi



VIII. PEMBAHASAN
     Lubang resapan (biopori) merupakan lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Biopori memiliki segudang manfaat secara ekologi dan lingkungan, yaitu memperluas bidang penyerapan air, sebagai penanganan limbah organik, dan meningkatkan kesehatan tanah. Dalam berbagai aspek biopori sangat bermanfaat contoh pada lahan pertanian dengan tingkat kemiringan yang tinggi dalam pembuatan bidang datar atau teras tentunya terdapat beberapa bagian yang landai sehinggal mudah tergenangi air ketika hujan. Selain dari adanya reservoar dalam penampungan air biopori juga sangat bermanfaat jika diterapkan sehingga daerah pada teras yang tergenangi oleh air akan cepat terserap oleh tanah sehingga keadaan teras tidak tergenangi air.
     Dalam pemanfaatan biopori pada teras tentunya sangat bermanfaat karena pada dasarnya bipopori tidak memerlukan wilayah yang luas dalam pengaplikasiannya namun manfaat dalam penyerapan air dapat maksimal. Bipori dibuat dengan cara melubangi tanah secara vertikal dengan pengeboran tanah atapun seejenisnya sehingga terbentuk lubang vertikal, kemudian lubang yang telah jadi di letakkan atau ditanami dengan pipa peralon ukuran diameter ± 15-20 cm tujuan dari adanya pipa paralon yaitu untuk mencegah erosi tanah atau tanah turun sehingga dapat menutupi lubang biopori. Pipa paralon ditujukan untuk memperlancar  aliran air sehingga mudah diserap kedalam tanah.  Dalam aplikasi biopori umunya untuk memanfaatkan ketersediaan air sehingga air akan diserap dan disimpan didalam tanah untuk ketersediaan air kedepan. Dalam aplikasi ini biopori dalam lubang popa paralaon juga diletakan sampah organik seperti daun tumbuhan yang sudah hampir membusuk.
     Dalam kegunaan ini dimaksudkan untuk daun yang sudah membusuk yang mempunyai unsurhara yang banyak dapat diserap oleh tanah dari akibat aliran air yang akan maresap kedalam tanah unsur hara akan terbawa dan larut kedalam air sehingga air yang merepsap kedalam tanah memiliki kandungan unsur hara yang cukup. Sehingga tanah yang teraliri air akan memiliki unsurhara yang banyak dan tanah akan menjadi subur. Dengan tanah menjadi subur makan tumbuhan akan terpenuhi kebutuhan unsur hara dan air sehingga pertumbuhan tanaman dapat dengan baik dan subur dengan demikian maka pertumbuhan tanaman berjalan normal.



IX. KESIMPULAN
     Dari praktikum yang telah dilaksanakan dan data yang diperoleh maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
  1. Biopori memiliki berbagai macam manfaat terutama untuk membantu melancarkan air meresap kedalam tanah.
  2. Penyerapan air kedalam tanah dapart maksimal dengan melewati biopori karena langsung menuju kedalam tanah bagian dalam.
  3. Kadungan cadangan air dalam tanah dapat menjadi lebih tinggi  dan terpenuhi.
  4. Kadungan unsur hara dalam air akan menjadi lebih banyak dan meresap kedalam tanah akan menjadi maksimal.
  5. Air dalam permukaan tidak lagi mudah menggenang akibat tanah permukaan yang sudah jenuh karena air akan langsung masuk ketanah bagian dalam.







DAFTAR PUSTAKA
Anonim.  2019. Laporan Kegiatan Pembuatan Biopori. http://sdtigakarang malang.mysch.id/ berita/ 30033/ laporan- kegiatan- pembuatan biopori/.html. Diakses 08 Desember 2019, pukul 19.56 WIB.
Hipni, Mansur. 2013. Laporan Penelitian Lubang Resapan. http://hipnimansur. blogspot.com/ 2013/ 02/l aporan-penelitian-lubang-resapan_20.html. Diakses 08 Desember 2019, pukul 19.52 WIB
Prudentio, Muhammad.  2014. Makalah Biopori. https://muhammadprudentioj. weebly.com/blog/makalah-biopori.html. Diakses 08 Desember 2019, pukul 21.18 WIB.

Laporan Praktikum Menghitung Indeks Erosivitas Hujan (EI10)

I. JUDUL ACARA I         : Menghitung Indeks Erosivitas Hujan (EI10)
II. HARI, TANGGAL : Sabtu, 02 November 2019
III. TUJUAN         :
  1. Mahasiswa dapat menghitung indeks erosivitas hujan dengan rumus bols.
  2. Mahasiswa dapat memahami hubungan curah hujan dengan erosivitas hujan.

IV. DASAR TEORI
     Erosivitas merupakan daya hujan untuk menimbulkan erosi pada tanah. Erosivitas sangat menentukan jumlah tanah yang tererosi, jumlah tanah yang tererosi berbanding lurus dengan erosivitas. Erosi merupakan hal yang sederhana sangat sederhana dan sudah pasti akan terjadi di alam. Indeks erosivitas  hujan juga bisa diperkirakan (diprediksi) menggunakan formula empiris yang telah dikemukakan oleh bols (1978) menggunakan data hujan tahunan, hari hujan dan hujan maksimum rerata pertahun (Anonim, 2018).
     Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. Curah hujan merupakan variabel hujan yang sangat diperhitungkan dalam berbagai aspek kehidupan. Pada praktikum kali ini dilakukan penghitungan curah hujan, komponen- komponen yang dinilai yaitu, Erosivitas hujan harian , erosivitas hujan bulanan, dan erosivitas hujan tahunan.  Sebelum melangkah jauh, dari data yang diperoleh, rata – rata curah hujan pertahun untuk kurun waktu 2001 hingga 2002, didapat curah hujan sebesar 1895-3492,1 mm/tahun, dengan kondisi curah hujan seperti ini maka dapat diketahui bahwa data merupakan data curah hujan untuk daerah sumatera Timur, Kalimantan Selatan, dan Timur sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan sebagaian besar Sulawesi karena curah hujan rata- rata berkisar antar 1000-3000 mm/tahun (Yondang,2014).
     Curah Hujan ini berarti, jika air hujan yang turun tidak terinfiltrasi, terintersepsi atau dimanfaatkan oleh organisme, maka daerah dengan curah hujan 1895-3492,1mm/tahun  ini akan tergenang air setinggi 1,895 meter atau 3,4921 meter.  Dengan curah hujan yang termasuk cukup tinggi ini seharusnya diperlukan penanganan erosi yang lebih serius, karena daerah tersebut menjadi daerah rawan erosi, semakin banyak hujan yang turun maka akan semakin banyak partikel tanah yang terpisah yang akan menutup pori tanah serta memicu timbulnya run off dengan kekuatan yang lebih besar. Semakin banyak tanah yang berpindah maka kesuburan ditempat tanah yang berpindah itu akan semakin berkurang. Dengan kesuburan tanah yang rendah otomatis mengakibatkan pemanfaatan lahan yang kurang. Jika diketahui suatu daerah memiliki curah hujan yang cukup tinggi, dapat juga digunakan ilmu penataan unit lahan yang benar. Untuk daerah dengan curah hujan yang cukup tinggi hendaknya mengoptimalkan keberadaan vegetasi sebagai penghambat run off dan memperkecil kemungkinan erosi. Unit lahan yang baik dikembangkan pada kondisi tanah dengan curah hujan yang tinggi adalah untuk tegalan, persawahan atau perkebunan. Dengan adanya vegetasi yang menutupi tanah, potensi terjadinya erosi akan berkurang. Unit lahan  terbuka akan sangat berpotensi terjadinya Erosi. Sebaiknya lahan- lahan yang terbuka segera direklamasi ataupun ditanami agar potensi erosi berkurang (Ardhana, 2016).




V. ALAT DAN BAHAN
  1. Data curah hujan (mm)
  2. Laptop (Software Microsoft Excel)
  3. Alat tulis

VI. CARA KERJA
  1. Menentukan dan merata – ratakan curah hujan rata – rata bulanan (cm)
  2. Menentukan dan merata – ratakan jumlah hari hujan rata – rata per bulan (hari).
  3. Menentukan dan merata – ratakan curah hujan maksimal (cm).
  4. Menghitung erosivitas hujan.
  5. Membuat grafik rata – rata curah hujan per bulan.
  6. Membuat grafik rata – rata erosivitas hujan.



VII. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
1. Curah Hujan Rata-rata Bulanan (cm)

2. HHRM (hari)




3. CHMAX


4. Erosivitas Hujan




B. Grafik Hasil Pengamatan
1. Curah Hujan Rata-rata Bulanan (cm)
 

2. HHRM (Hari)




3. CHMAX


4. Perbandingan Rata-rata Curah Hujan () dan Erosivitas Hujan (EI30)




C. Hasil perhitungan



 
VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
     Praktikum Acara I tentang Erosivitas Hujan ini dilaksanakan pada tanggal 02 April 2018. Acara I ini bertujuan untuk menghitung indeks erosivitas hujan dengan rumus bols dan memahami hubungan curah hujan dengan erosivitas hujan. Data yang dipersiapkan pada acara ini adalah data curah hujan dari tahun 1990. Data curah hujan yang dipakai adalah data jumlah curah hujan bulanan, data jumlah hari hujan, dan curah hujan maksimumnya. 
     Erosivtas hujan adalah kemampuan air untuk menimbulkan erosi bagi tanah. semakin banyak aliran air yang runoff maka akan banyak pula tanah yang tererosi. Dari hasil praktikum didapatkan nilai Erosivitas untuk masing-masing tahun, dari tahun 1990 – 1996 secara berurutan adalah sebagai berikut 308,54, 226,54, 261,22, 286,33, 24,11, 68,48, 11,81, 3,98, 1,67, 25,73, 222,65, 225,62. Dari hasil tersebut factor yang mempengaruhi dari erosivitas adalah curah hujan didaerah tersebut, jumlah hari hujannya, dan curah hujan maksimalnya. 
     Semakn tinggi angka erosivitas hujannya makan akan berdampak kepada tanah, terutama untuk kesuburannya. Hal itu terjadi karena terkelupasnya lapisan tanah akibat terbawa oleh aliran air yang jatuh ke tanah. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak erosivitas ini, aitu dengan penggalakan reboisasi, pembangunan serapan, pembuatan rorak, ataupun dengan pembutan tersering pada lahan mring.
     Kendala yang alami selama praktikum ini berlangsung adalah pada wakyunya. Praktikum ini dilaksanakan setelah ujian akhir semester sehingga kurang efektif, selain itu tidak adanya pengambilan data secara langsung sehingga kurang bisa memahami.




IX. KESIMPULAN
     Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat dibuat beberapa kesimpulan, yaitu :
  1. Erosivitas merupakan kemampuan tanah untuk menyebabkan erosi.
  2. Dari hasil praktikum didapatkan nilai Erosivitas untuk masing-masing tahun, dari tahun 1990 – 1996 secara berurutan adalah sebagai berikut 308,54, 226,54, 261,22, 286,33, 24,11, 68,48, 11,81, 3,98, 1,67, 25,73, 222,65, 225,62.
  3. Erosivitas yang tiggi dapat menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah dikarenakan terkelupasnya lapisan atas tanah.







DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2018. “Modul Praktikum Konservasi Tanah dan Air”. Yogyakarta : Institut Pertanian STIPER Yogyakarta.
Ardhana, Anandio. 2016. “Rumus dan Faktor Erosivitas Hujan”. Diakses pada 08 Desember 2019, pukul 23.01 WIB.
Yondang, Arifson. 2014. Diakses pada 08 Desember 2019, pukul 23.15 WIB.