Pages

Laporan Praktikum Pengenalan Alat Theodolite

I. ACARA I         : Pengenalan Alat Theodolite
II. HARI, TANGGAL : Selasa, 09 Oktober 2018
III. TUJUAN         : 
  1. Mengenal bagian- bagian serta fungsi dari alat ukur Theodolite.
  2. Mempelajari cara menyeimbangkan alat atau instrumen.
  3. Mengenal cara menggunakan alat ukur tanah.

IV. DASAR TEORI
     Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam Theodolite sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survey. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horizontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi. Survey dengan menggunakan Theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien (Saifudin, 2014).
     Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien instrumen pertama lebih seperti alat survey Theodolite benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725. Alat survey Theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey Theodolite besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri. Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, Theodolite sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolite juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90ยบ. Dengan adanya teropong pada Theodolite, maka Theodolite dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, Theodolite sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, Theodolite juga dapat digunakan untuk menguker ketinggian suatu bangunan bertingkat (Azmi, 2014).
     Bagian Bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus. Bagian Tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari – jari plat pada bagian bawah. Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius. Di atas plat nonius ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus. Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan angka digoreskan di permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan lebih jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360° atau dalam grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g. Bagian Atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran mendatar (Winnie, 2009).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Theodolite : 1 unit
  2. Statif kaki tiga         : 1 unit
  3. Payung : 1 buah
  4. Rambu ukur : 2 unit
  5. Unting- unting : 1 buah
  6. Roll meter : 1 buah
  7. Alat tulis         : seperlunya

B. Bahan
  1. Areal Kampus INSTIPER

VI. CARA KERJA
  1. Memasang statif pada ketinggian yang diinginkan oleh pengamat
  2. Memasang Theodolite pada statif yang sudah dipasang.
  3. Menyetel sekrup agar Theodolite benar- benar pada posisi horizontal.
  4. Melihat nivo yang ada pada Theodolite.
  5. Melakukan pengamatan dengan meletakkan rambu- rambu ditempat yang diinginkan.
  6. Menggerakkan Theodolite kearah rambu melalui visir.
  7. Mengsmsti melalui lensa pada Theodolite dengan menggunakan sekrup pengatur kasar dan halus apabila gambar belum kelihatan dengan jelaas.
  8. Melakukan pengukuran jarak, arah, beda tinggi dari suatu titik dan mencatat data yang diperoleh.   



VII. HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan Theodolite


B. Perhitungan Theodolite





VIII. ANALISA DAN PEMBAHASAN
     Pada praktikum kali ini kita membahas tentang acara satu yaitu tentang pengenalan alat Theodolite. Sebelum kita melakukan praktikum ada beberapa hal yang disampaikan oleh co.ass pembimbing praktikum, yang pertama yaitu dalam melakukan praktikum ini kita harus melakukan praktikum dengan penuh keseriusan dan ketelitian karena dalam praktikum ini kita akan mengolah banyak data serta melakukan pengamatan yang perlu kehati-hatian dan ketelitian yang tinggu. Kemudian dalam praktikum ini kita harus berkerjasama dalam melakukan praktikum ini, karena praktikum ini tidak bisa kita lakukan sendiri dalam prosesnya harus dilakukan secara bersama-sama untuk melakukannya banyak komponen yang terlibat dalam praktikum ini.
     Selanjutnya sebelum memulai praktikum, co.ass pembimbing praktikum menjelaskan tentang alat dan bahan yang akan kita gunakan dalam praktikum ini yaitu antara lain Theodolite, statif kaki tiga, payung, rambu ukur, unting-unting, roll meter, dan alat tulis. Alat dan bahan ini digunakan untuk melancarkan kegiatan praktikum yang akan kita laksanakan. Praktikum ini sendiri bertujuan untuk mengenal bagian-bagian serta fungsi dari alat ukur Theodolite, mempelajari cara menyeimbangkan alat atau instrumen dan mengenal cara menggunakan alat ukur tanah.
     Sebelum kita melakukan praktikum co.ass menjelaskan tentang theodolit. Dari penjelasan co.ass tersebut maka dapat diketahui Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survey. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.
    Pada Theodolite terdapat tiga bagian yaitu antara lain : Bagian Bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Bagian Tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus kesatu. Bagian Atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik.
     Berdasarkan praktikum yang telah kita laksanakan tinggi alat pada praktikum ini disamakan di semua titik yakni sebesar 1,43 m. Diperoleh hasil pengamatannya ialah, pada titik A BA 1,065 BT 0,922 BB 0,780 dan Sudut Horizontal nya adalah 0°. Kemudian pada titik B BA 1,042 BT 0,842 BB 0,640 dan Sudut Horizontal nya adalah 12°30¹30². Kemudian pada titik C BA 1,50 BT 1,429 BB 1,355 dan Sudut Horizontal nya adalah 60°16¹. Kemudian pada titik D BA 1,692 BT 1,575 BB 1,460 dan Sudut Horizontal nya adalah 170°4¹. Untuk perhitungan jarak menggunakan rumus selisih antara benang atas dengan benang bawah di kali 100, pada titik A jaraknya 28,2 m titik B jaraknya  40,2 m titik C jaraknya 14,5 m dan titik D adalah 23,2 m. Namun jarak yang didapat ketika menggunakan roll meter ialah titik A jaraknya 28,58 m titik B jaraknya  40,2 m titik C jaraknya 14,67 m dan titik D adalah 22,85 m.
     Kendala pada praktikum ini ialah keadaan alat yang tersedia sedikit rusak, lalu cuaca yang kurang mendukung karena hujan, lalu harus teliti dalam penggunaan alat, karena ketika sudut bergeser maka akn mengulangi pengamatan dari awal lagi, kemudian masih minimnya pengetahuan praktikan mengenai Theodolite sehingga harus pelan pelan dalam pembacaan benang maupun sudutnya.




IX. KESIMPULAN
     Berdasarkan praktikum yang telah kita laksanakan dan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
  2. Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survey.
  3. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.
  4. Diperoleh hasil pengamatannya ialah, pada titik A BA 1,065 BT 0,922 BB 0,780 dan Sudut Horizontal nya adalah 0°. Kemudian pada titik B BA 1,042 BT 0,842 BB 0,640 dan Sudut Horizontal nya adalah 12°30¹30². Kemudian pada titik C BA 1,50 BT 1,429 BB 1,355 dan Sudut Horizontal nya adalah 60°16¹. Kemudian pada titik D BA 1,692 BT 1,575 BB 1,460 dan Sudut Horizontal nya adalah 170°4¹.
  5. Adapun kendala-kendala yang kami hadapi dalam praktikum ini yaitu keadaan alat yang tersedia sedikit rusak, lalu cuaca yang kurang mendukung karena hujan, lalu harus teliti dalam penggunaan alat, karena ketika sudut bergeser maka akn mengulangi pengamatan dari awal lagi, kemudian masih minimnya pengetahuan praktikan mengenai Theodolite sehingga harus pelan pelan dalam pembacaan benang maupun sudutnya.



DAFTAR PUSTAKA
Azmi, Chober. 2014. “Alat Ukur Tanah Theodolit“. http://azmichober.blogspot. com/2014/02/alat-ukur-tanah-theodolit.html. Diakses pada 11 November 2018, pukul  20.05 WIB.

Saifudin, Ahmad. 2014. “Pengertian dan Fungsi Theodolit“. https://www.belajarsipil .com/2014/01/14/pengertian-dan-fungsi-theodolit.html. Diakses pada 11 November 2018, pukul 19.34 WIB.

Winnie. 2009. “Pengenalan Theodolit”. http://cwienn.wordpress.com/2009/06/01/ pengenalan-theodolite/html. Diakses pada 11 November  2018, pukul 19.56 WIB.

No comments: