Pages

Laporan Praktikum Pengenalan Alat Waterpass

I. ACARA II   : Pengenalan Alat Waterpass
II. HARI, TANGGAL  : Selasa, 02 Oktober 2018
III. TUJUAN   : 
  1. Mengenal bagian- bagian serta fungsi dari alat ukur waterpass.
  2. Mempelajari cara menyeimbangkan alat atau instrumen.
  3. Mengenal cara menggunakan alat ukur tanah.

IV. DASAR TEORI
     Peta adalah suatu gambaran dari permukaan bumi dengan mempergunakan skala tertentu dan digambarkan pada bidang horizontal dengan mempergunakan proyeksi tertentu, gambaran penampakan tersebut diberikan simbol-simbol dan tulisan-tulisan sebagai keterangan simbol-simbol tersebut. Pembuatan peta suatu daerah dan lingkungan sekitar tentu membutuhkan data-data yang akurat. Sumber data tersebut adalah lapangan nyata, yaitu kenampakan-kenampakan yang ada di daerah atau lingkungan tersebut. Akan tetapi tidak semua data yang ada di lapangan diperlukan, tergantung pada tujuan peta atau peta yang akan dibuat. Misalnya kita akan membuat peta iklim maka cukup data-data iklim dari daerah tersebut yang dikumpulkan,  peta tanah, cukup data mengenai jenis tanah dan batas-batasnya dan seterusnya. Jadi pengambilan data dari lapangan harus selektif. Dalam praktikum kali ini yang akan dibahas lebih lanjut mengenai pembuatan  peta yaitu dengan metode waterpass. Dimana dalam penggunaannya waterpass digunakan sebagai alat dalam menentukan perbedaan tinggi dari suatu daerah, dimana tempat praktikum berlangsung. Mengenai bagian- bagian waterpass, cara penggunaan, pengolahan data, dan hal-hal penting lainnya dalam pembuatan peta topografi (Dian, 2014).
     Waterpass adalah alat ukur menyipat datar dengan teropong dengan dilengkapi nivo dan sumbu mekanistegak sehingga teropong dapat berputar ke arah horizontal. Alat ini tergolong alat penyipat datar kaki tiga atau Tripod level, karena alat ini bila digunakan harus dipasang diatas kaki tiga atau statif. Alat ukur waterpas yang sederhana hanya terdiri dari empat komponen yaitu : Teropong yang didalamnya terdapat lensa obyektif, lensa okuler dan diafragma. Nivo kotak dan nivo tabung. Sumbu satu dan. Tiga skrup pendatar. Namun bagian – bagian utama dari alat ukur waterpas NK1/NK2 dan fungsinya sebagai berikut : Teropong, berfungsi sebagai alat pembidik. Visir, berfungsi sebagai alat pengarah bidikan secaara kasar sebelum dibidik dilakukan melalui teropong atau lubang tempat membidik. Lubang tempat membidik. Nivo kotak, digunakansebagai penunjuk Sumbu Satu dalam keadaan tegak atau tidak. Bila nivo berada ditengah berarti Sumbu Satu dalam keadaan tegak. Nivo tabung adalah penunjuk apakah garis bidik sejajar garis nivo atau tidak. Bila gelembung nivo berada di tengah atau nivo U membentuk huruf U, berarti garis bidik sudah sejajar garis nivo. Pemokus diafragma, berfungsi untuk memperjelas keadaan benang diafragma. Skrup pemokus bidikan, berfungsi untuk mengatur agar sasaran yang dibidik dari teropong terlihat dengan jelas. Tiga skrup pendatar, berfungsi untuk mengatur gelembung nivo kotak. Skrup pengatur nivo U, berfungsi untuk mengatur nivo U membentuk huruf U. Skrup pengatur gerakan halus horizontal, berfungsi untuk menepatkan bidikan benang difragmategak tepat disasaran yang dibidik. Sumbu tegak atau sumbu satu (tidak nampak), berfungsi agar teropong dapat diputar kearah horizontal. Lingkaran horizontal berskala yang berada di badan alat berfungsi sebagai alat bacaan sudut horizontal. Lubang tempat membaca sudut horizontal. Pemokus bacaan sudut, berfungsi untuk memperjelas skala bacaan sudut (Syarif, 2015).
     Pada pengukuran terdapat dua jenis unsur pengukuran, yaitu jarak dan sudut. Selanjutnya unsur jarak dapat dibagi dua pula, yaitu unsur jarak mendatar (d) dan beda tinggi (Dh). Sedangkan unsur sudut dibagi menjadi sudut horizontal, vertikal dan jurusan. Sudut ini berperan penting dalam kerangka dasar pemetaan yang datanya diperoleh di lapangan dengan alat yang dirancang sedemikian rupa konstruksinya sesuai dengan tingkat ketelitian. Alat ini dikenal sebagai alat ukur ruang (Theodolite). Sedangkan untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih di permukaan bumi  digunakan alat ukur sipat datar (Waterpass). Untuk pengukuran jarak dari suatu titik ke titik lain dapat digunakan pita ukur, EDM (Electronic Distance Meter) dan dapat juga dengan Metoda Tachymetry. Alat ukur sipat datar (Waterpass) ini dirancang konstruksinya sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih di permukaan bumi. Pada alat ukur sipat datar tingkat ketelitiannya tergantung pada kepekaan nivo kotak dan pembesaran teropongnya. Kepekaan nivo kotak ditentukan oleh jari-jari busur nivo kotak tersebut. Makin besar jari-jari busur nivo kotak tersebut, maka kepekaanya juga semakin tinggi. Ini berarti alat ukur sipat datar tersebut memiliki ketelitian yang makin tinggi (Anonim, 2016).




V. ALAT DAN BAHAN
  1. Waterpass : 1 unit
  2. Statif kaki tiga         : 1 unit
  3. Payung : 1 buah
  4. Rambu- rambu : 2 unit
  5. Roll meter : 1 buah
  6. Alat tulis         : seperlunya


VI. CARA KERJA
  1. Memasang statif pada ketinggian yang diinginkan oleh pengamat.
  2. Memasang Waterpass  pada statif yang sudah dipasang.
  3. Menyetel sekrup agar Waterpass benar- benar pada posisi horizontal.
  4. Melihat nivo yang ada pada Waterpass.
  5. Melakukan pengamatan dengan meletakkan rambu- rambu ditempat yang diinginkan.
  6. Menggerakkan theodolit kearah rambu melalui visir.
  7. Mengsmsti melalui lensa pada Waterpass dengan menggunakan sekrup pengatur kasar dan halus apabila gambar belum kelihatan dengan jelaas.
  8. Melakukan pengukuran jarak, arah, beda tinggi dari suatu titik dan mencatat data yang diperoleh.



VII. HASIL PENGAMATAN 
A. Hasil Pengamatan Waterpass


B. Perhitungan Waterpass






VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
    Pada praktikum kali ini kita membahas tentang acara dua yaitu tentang pengenalan alat waterpass. Sebelum kita melakukan praktikum ada beberapa hal yang disampaikan oleh co.ass pembimbing praktikum, yang pertama yaitu dalam melakukan praktikum ini kita harus melakukan praktikum dengan penuh keseriusan dan ketelitian karena dalam praktikum ini kita akan mengolah banyak data serta melakukan pengamatan yang perlu kehati-hatian dan ketelitian yang tinggu. Kemudian dalam praktikum ini kita harus berkerjasama dalam melakukan praktikum ini, karena praktikum ini tidak bisa kita lakukan sendiri dalam prosesnya harus dilakukan secara bersama-sama untuk melakukannya banyak komponen yang terlibat dalam praktikum ini.
    Dari hasil pengamatan didapatkan pada penggunaan waterpass dalam berbagai kondisi. Dalam berbagai kondisi diamati batas atas, batas bawah dan batas tengah. Batas atas merupakan batas yang ditunjukan benang paling atas dalam alat pengamat terhadap rambu. Sedangkan batas bawah ditunjukan dari benang bagian bawah pada alat pengamat terhadap rambu. Batas tengah biasanya ditunjukan dari benang tengah terhadap rambu. Namun batas tengah juga dapat ditentukan dengan menambahkan batas atas dan bawah kemudian di bagi dua. Penentuan batas tengah dengan perhitungan biasanya digunakan sebagai koreksi terhadap penentuan batas tengah melalui pengamatan. Ketiga batas ini merupakan dasar dari perhitungan jarak maupun tinggi dalam waterpass dan theodolit.
     Dalam penggunaanya waterpass haruslah pada kondisi datar. Datar tidaknya waterpass dapat dilihat lewat nivo. Pada nivo kotak datarnya alat diketahui setelah gelembung nivo terdapat pada tengah-tengah lingkaran nivo, sedangkan pada nivo tabung kedataran dapat diketahui saat gelembung nivo tepat pada tengah tabung.  Waterpass diarahkan ke rambu melalui visir. Visir digunakan untuk mengarahkan bidikan ke rambu. Diamati batas tengah, atas dan bawah melalui garis benang. Apabila tidak nampak garis benang maka diatur fokus lensa melalui sekrup fokus benang. Sekrup fokus benang  untuk memfokuskan benang bidikan. Penggunaan Lensa bidik untuk melihat bidikan. Dari lensa bidik maka akan terlihat objek yang diamati. Apabila arah teropong belum tepat ke rambu yang diamati maka arah teropong dapat diubah dengan cara menggeser maupun dengan sekrup penggerak horizontal. Sekrup penggerak horisontal untuk menggerakan secara halus arah bidikan horisontal teropong. Sekrup leveling  untuk me-level-kan (mendatarkan) alat. Plat dasar untuk landasan alat ke tripot body teropong merupakan badan teropong. Sekrup fokus obyek  untuk memfokuskan obyek bidikan. Rumah lensa depan  untuk tempat lensa depan. Skala gerakan sudut horisontal  untuk mengetahui besar gerakan sudut horisontal. Berdasarkan hasil praktikum pengamatan dan perhitungan maka dapat dikatakan bahwa waterpass dapat digunakan dalam pengukuran wilayah, baik pengukuran tinggi maupun pengukuran jarak.
     Perhitungan jarak dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengamat terhadap objek yang diamati / patokan. Dalam waterpass atau theodolit pengukuran dilakukan dengan perhitungan. Batas atas dikurangi dengan batas bawah dikalikan 100. Hasil perhitungan tersebut merupakan jarak dari pengamat ke suatu objek dalam satuan meter. Didapati jarak pengukuran 1 sebesar 49 m, jarak pengukuran 2 sebesar 52 m, jarak pengukuran 3 sebesar 28 m, jarak pengukuran 4 sebesar 23 m dan jarak pengukuran 5 sebesar 26 m. Perhitungan beda tinggi dilakukan dengan membidik kearah depan dan belakang secara horizontal. Pada arah bidikan di tempatkan rambu. Dari pembidikan jika bidikan depan dan belakang diperoleh perbedaan nilai maka kedua tempat tersebut memiliki ketinggian yang berbeda. Jika dari dua arah bidikan tersebut tidak didapati beda nilai maka kedua tempat tersebut memiliki ketinggian yang sama. Adapun kendala-kendala yang kami hadapi yaitu panasnya tempat praktikum serta kurangnya fasilitas penunjang praktikum seperti payung




IX. KESIMPULAN
     Berdasarkan praktikum yang telah kita laksanakan dan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh jarak pengukuran 1 sebesar 49 m, jarak pengukuran 2 sebesar 52 m, jarak pengukuran 3 sebesar 28 m, jarak pengukuran 4 sebesar 23 m dan jarak pengukuran 5 sebesar 26 m.  
  2. Perhitungan jarak dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengamat terhadap objek yang diamati / patokan.
  3. Alat waterpass sulit digunakan pada daerah yang kemiringanya terlalu curam, biasanya digunakan didaerah yang relatif datar.
  4. Penentuan batas tengah dengan perhitungan biasanya digunakan sebagai koreksi terhadap penentuan batas tengah melalui pengamatan.
  5. kendala-kendala yang kami hadapi yaitu panasnya tempat praktikum serta kurangnya fasilitas penunjang praktikum.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. “Pengenalan Alat Waterpass“. http://bangcara.wordpress.com/2016 /11/09/pengenalan-alat-waterpass/html. Diakses pada 13 November 2018, pukul  15.35 WIB.

Hidayatullah, Syarif. 2015. “Pengenalan Bagian Alat Waterpass”. http://survey orlumajang.blogspot.com/2015/03/pengenalan-bagian-alat-waterpass.html. Diakses pada 13 November  2018, pukul 15.25 WIB.

Pratiwi, Dian. 2014. “Pengenalan Waterpass“. https://www.academia.edu/7655084/ pengenalan-waterpass.html. Diakses pada 13 November 2018, pukul 15.09 WIB.

No comments: