Pages

Laporan Praktikum Inventarisasi Hutan (Menentukan Titik Ikat)

ACARA V
Menentukan Titik Ikat

A. Tujuan
  1. Mahasiswa mampu menentukan titik ikat.

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Ruang C.306 Fakultas Kehutanan
  2. Tanggal : 21 januari ....

C. ALAT DAN BAHAN
1) Alat 
  1. Alat tulis 
  2. Penggaris
  3. Kalkulator
  4. Busur derajat

2) Bahan
  1. Peta Petak 90 BDH Playen, KPH D.I. Yogyakarta (skala 1:10.000).
  2. Kertas kalkir.
  3. Kertas millimeter blok

D. Tinjauan Pustaka
     Inventarisasi hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya hutan untuk perencanan pengelolaan sumber daya tersebut. Ruang lingkup Inventarisasi Hutan meliputi; survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumber daya manusia, serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan disekitar hutan. Inventarisasi hutan wajib dilaksanakan karena hasilnya digunakan sebagai bahan perencanan pengelolaan hutan agar diperoleh kelestarian hasil. Hirarki inventarisasi hutan adalah Inventarisasi hutan tingkat Nasional, Inventarisasi hutan tingkat Wilayah, Inventarisasi hutan tingkat Daerah Aliran Sungai, Inventarisasi hutan tingkat Unit Pengelolaan.
     Tujuan inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategis jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan.
Sebelum melakukan inventarisasi potensi hutan, tentunya diperlukan persiapan-persiapan awal kegiatan. Persiapan yang dilakukan adalah salah satu kegiatan dalam menunjang kegiatan yang akan dilakukan. Beberapa persiapan yang harus dilakukan adalah persiapan berupa data penunjang, peralatan-peralatan inventarisasi, dan persiapan di luar peralatan inventarisasi berupa peralatan pribadi dari inventer. 


     Umumnya kegiatan inventarisasi untuk semua bentuk inventarisasi memiliki tahapan persiapan yang sama. Seperti halnya dalam melakukan inventarisasi fauna/ satwa liar, juga memiliki tahapan-tahapan persiapan sebelum melakukan inventarisasi. Kegiatan inventarisasi satwa liar memiliki dua bentuk kegiatan yaitu kegiatan sebelum melakukan invent/persiapan  awal kegiatan (di kantor/kampus), dan kegiatan saat melakukan invventarisasi satwa (di lapangan/lokasi). Petak ukur adalah satuan sampling yang berupa bagian dari luasan sebuah tegakan dimana akan dilakukan pengukuran dan pengamatan karakter tegakan dan kondisi lahannya.
     Pencatatan dan pengolahan data memperoleh perhatian yang cermat, khususnya selama permulaan tahap perencanaan suatu invenntore hutan karena sarana pengolahan data (misalnya tersedianya fasilitas dan personil untuk perhitungan) atau biayanya akan mempunyai dampak yang berarti pada rancangan, intensitas dan pembagian waktu seluruh inventore. Didalam kerangka informasi yang diperlukan serta uang dan waktu yang tersedi, perlakuan terhadap data harus dipandang sebagai faktor pembantu yang secara langsung mempengaruhi pemilihan metode inventore. 
     Secara umum akan ditekankan, semakin sederhana rancangan inventorenya, semakin murah biaya penanganan data dan semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Walaupun pengolahan data lebih membantu sebagai sarana inventore hutan daripada sebagai faktor penentu, namun pengaruhnya terhadap realisasi inventore tak dapat dianggap kecil. Secara umum tipe petak ukur dapat dipisahkan menjadi tiga macam yaitu petak ukur sederhana dengan berbagai bentuk, petak ukur terkombinasi, dan petak ukur satelit.


E. Cara Kerja
1. Menyediakan peta suatu area yang akan diinventarisasi

2. Memindahkan peta petak / anak petak yang akan diinventarisasi ke kertas kalkir dengan pensil, beri keterangan arah mata angin, skala peta, nomor petak/anak petak, tahun tanam, luas anak petak, intensitas sampling, jari – jari petak ukur, kelas hutan.

3. Menghitung luas petak ukur, jumlah petak ukur dan jarak antar petak ukur.


4. Memindahkan peta kedalam kertas milimeter blok dalam bentuk sumbu absis dan ordinat

5. Menentukan jarak (mm) sumbu absis dan ordinat dari petak ukur dari petak yang akan diinventarisasi


6. Menghitung dan menentukan koordinat X dan Y secara random untuk menghasilkan petak ukur pertama inventarisasi.


7. Mengeplotkan petak ukur kedalam petak/anak petak secara sistematik.
Penentuan petak ukur dengan samplinh with random start artinya penempatan petak ukur awal dilakukan secara randomisasi kemudian petak ukur lainnya disusun secara sistematik terhadap petak ukur awal dengan jarak antar petak ukur tertentu.
  • Memasukkan hasil perhitungan titik koordinat x dan y kedalam milimeter blok.
  • Menentukan titik petak ukur lainnya pada kertas milimeter blok sesuai dengan jarak antar petak ukur hasil perhitungan.
  • Memindahkan titik-titik petak ukur dari kertas milimeter blok ke dalam peta petak/anak petak dimana seluruh titik harus berada didalam kawasan petak/anak petak

8. Menentuan titik ikat.
  1. Menentukan petak ukur terdekat pal HM.
  2. Membuat garis bujur sesuai arah utara.
  3. Menentukan Panjang antara pal HM dengan titik petak ukur pertama pada peta petak /anak petak

F. HASIL PENGAMATAN
1. Menentukan petak ukur yang terdekat dengan pal HM
Gambar  5.1 Menentukan PU yang terdekat dengan pal HM

2. Menentukan garis bjur sesuai dengan arah utara
Gambar  5.2 Menentukan garis bujur


3. Menentukan Panjang antara Pal HM dengan titik petak ukur pertama pada peta petak/anak petak. 
Gambar  5.3 Menentukan Pal HM dengan titik petak ukur pertama pada anak petak


G. Pembahasan
     Pada praktikum acara  V kali ini yang berjudul Menentukan Titik Ikat, pada praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu menentukan titik ikat pada peta yang sudah disiapkan sebelumnya, praktikum kali ini juga merupakan kelanjutan dari acar sebelumnya, titik ikat sendiri yaitu titik yang ditentukan sebagai titik awal dalam inventarisasi, titik awal ini ditentukan pada saat perencana, titik ini ditentukan berdasarkan pertimbangan PU terdekat pada Pal HM langkah awal yang dilakukan pada penentuan titik ikat ini yaitu pertama menentukan PU terdekat dengan pal HM, lalu praktikan menentukan dan membuat garis bujur ,garis bujur sendiri merupakan garis yang dibuat dengan posisi membujur atau tegak lurus, garis ini dibuat untuk memudahkan praktikan mengetahui azimuth atau sudut antar PU yang dihitung melalui bujur derajat, setelah mengetahui azimuth nya praktikan menunjukan Panjang pal HM dengan titik petak ukur pertama pada petak anak petak.


H. Kesimpulan
     Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dan data yang diperoleh mengenai menentukan titik ikat yaitu:
  1. Titik ikat yaitu titik awal yang ditentukan dalam melaksanakan inventarisasi.
  2. Dalam penentuan titik ikat harus memperhatikan PU terdekat dengan Pal HM.







DAFTAR PUSTAKA
Ayhu, Aldhi. 2015. Laporan Lengkap Praktikum Inventarisasi SDH 2015. Dalam  https://aldhiayhu.blogspot.co.id/2015/05/laporan-lengkap-inventarisasi-sdh-2015.html. Diakses pada 9 Januari 2019, pukul 18.01 WIB.  

Natuna, Ilyas. 2012. Laporan Praktek  Inventarisasi Hutan.Dalam http://ilyas-xp.blogspot.co.id/2012/02/laporan-praktek-inventarisasi-hutan.html. Diakses pada 9 Januari 2019, pukul 18.20 WIB.

Wahyudiono, Sugeng. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan.Institut Pertanian Stiper. Yogyakarta.      

Laporan Praktikum Pengeplotan Petak Ukur

ACARA IV
Pengeplotan Petak Ukur

A. Tujuan
  1. Mahasiswa mampu mengeplotkan petak ukur pada petak/anak petak secara sistematik 

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Ruang C.306 Fakultas Kehutanan
  2. Tanggal : 14 Januari ....

C. Alat dan Bahan 
a) Alat:
  1. Alat tulis
  2. Penggaris
  3. Kalkulator

b) Bahan:
  1. Peta Petak 90 BDH Playen, KPH D.I. Yogyakarta (skala 1:10.000)
  2. Kertas Kalkir
  3. Kertas milimeter blok

D. Dasar Teori
     Kegiatan utama dalam inventarisasi hutan salah satunya adalah sampling dan sensus. Sampling merupakan pengambilan dan penganalisaan secara sebagian dari seluruh total populasi dengan tujuan agar data yang didapat dapat mewakili data populasi yang ada. Sensus adalah cara pengambilan dan penganalisaan data yang dilakukan secara menyeluruh, artinya tanpa melakukan pendugaan terhadap data populasi. Dalam teknik sampling juga dibedakan atas teknik sampling dengan unit contoh berukuran sama dan teknik sampling dengan unit contoh berbeda ukuran. Teknik sampling atau teknik pengambilan contoh yang menggunakan ukuran contoh sama dibedakan atas Simple Random Sampling (SRS), Systematic Sampling, dan Stratified Sampling. Simple random sampling dan Systematic sampling umumnya dipakai pada hutan yang homogen, seperti hutan tanaman. 
     Pada hutan heterogen, biasanya menggunakan metode stratified sampling. Teknik ini menggunakan ukuran contoh yang sama, misalkan semua plot contohnya seluas 0,1 hektar.Seringkali dalam melakukan teknik sampling inventarisasi hutan terhambat oleh faktor-faktor geografis sehingga tidak memungkinkan pengambilan contoh dengan ukuran sama. Oleh sebab itu, dibuat teknik sampling dengan unit contoh berbeda ukuran. Teknik ini terdiri atas metode Tree Sampling dan Line Sampling (LS). Tree sampling atau sering disebut juga n-tree distance sampling biasanya digunakan untuk hutan homogen. Pengambilan contoh pada teknik ini didasarkan atas karakteristik dari sejumlah pohon (n-tree), misal 3-tree, 10-tree, dan sebagainya. Prinsip teknik ini adalah mengukur jumlah pohon yang sama pada tiap plot contoh. Teknik tree sampling  ini termasuk dalam kategori “distance sampling” karena pada pohon ke-n yang merupakan pohon terjauh dilakukan pengukuran panjang dari titik plot contoh. Keuntungan dari teknik ini adalah lebih sederhana dan cepat dalam kegiatan sampling di lapangan, sedangkan kelemahan teknik ini adalah bersifat bias untuk tegakan yang bergerombol. 


     Line sampling adalah teknik sampling dengan unit contoh berbentuk jalur (line/strip/transect). Jalur yang dibuat biasanya memotong garis kontur agar lebih mudah melihat karakteristik vegetasi berdasarkan ketinggian. Metode ini juga biasa digunakan di hutan alam. Jenis line sampling yang biasa digunakan adalah systematic line sampling with random start. Keuntungan dari metode sampling ini adalah tidak memakan waktu banyak dan memiliki lebih sedikit border line tree. Kekurangan dari metode ini adalah kesalahan mudah terjadi karena ketidaksamaan lebar jalur dan jumlah unit contoh lebih sedikit sehingga derajat bebasnya pun kecil yang berakibat pada tingkat Sampling Error yang tinggi.

 
E. Cara Kerja
1. Menyediakan peta suatu area yang akan diinventarisasi.

2. Memindahkan peta petak / anak petak yang akan diinventarisasi ke kertas kalkir dengan pensil, beri keterangan arah mata angin, skala peta, nomor petak/anak petak, tahun tanam, luas anak petak, intensitas sampling, jari – jari petak ukur, kelas hutan.

3. Menghitung luas petak ukur, jumlah petak ukur dan jarak antar petak ukur.


4. Memindahkan peta kedalam kertas milimeter blok dalam bentuk sumbu absis dan ordinat.

5. Menentukan jarak (mm) sumbu absis dan ordinat dari petak ukur dari petak yang akan diinventarisasi.

6. Menghitung dan menentukan koordinat X dan Y secara random untuk menghasilkan petak ukur pertama inventarisasi.


7. Mengeplotkan petak ukur kedalam petak/anak petak secara sistematik. Penentuan petak ukur dengan sampling with random start artinya penempatan petak ukur awal dilakukan secara randomisasi kemudian petak ukur lainnya disusun secara sistematik terhadap petak ukur awal dengan jarak antar petak ukur tertentu.
  • Memasukkan hasil perhitungan titik koordinat x dan y kedalam milimeter blok.
  • Menentukan titik petak ukur lainnya pada kertas milimeter blok sesuai dengan jarak antar petak ukur hasil perhitungan.
  • Memindahkan titik-titik petak ukur dari kertas milimeter blok ke dalam peta petak/anak petak dimana seluruh titik harus berada didalam kawasan petak/anak petak

F. Hasil Pengamatan
1. Memasukkan hasil perhitungan titik koordinat x dan y kedalam milimeter blok. 
Gambar 4.1 Proses memasukkan perhitungan angka random x dan y ke kertas milimeter blok


2. Menentukan titik petak ukur lainnya pada kertas milimeter blok sesuai dengan jarak antar petak ukur hasil perhitungan.
Gambar 4.2 Proses menentukan 8 titik petak ukur dengan jarak 2 cm antar petak ukur

3. Memindahkan titik-titik petak ukur dari kertas milimeter blok ke dalam peta petak/anak petak dimana seluruh titik harus berada didalam kawasan petak/anak petak
Gambar 4.3 ke delapan titik pada kertas milimeter blok


G. Pembahasan
     Pada praktikum acara  IV kali ini yang berjudul pengeplotan petak ukur acara ini yaitu kelanjutan dari acara-acara sebelumnya dari acara sebelumnya. Hal yang perlu dikerjakan yaitu memindahkan hasil perhitungan dari angka random X dan Y yang sudah didapat di acara sebelumnya  kedalam kertas milimeter blok yang sudah kita gambar dengan garis koordinat awal X dan Y, maka dapat lah vector atau pertemuan antara garis X dan Y didalam koordinat awal kita tadi. Setelah itu kita buat 8 plot  berdasarkan hitungan jumlah PU di acara sebelumnya yang ditandai dengan titik dan diberi jarak 2 cm setiap PUnya. Pencarian titik tersebut sambil melihat peta petak a yang ada pada kertas kalkir, ke delapan titik tersebut haruslah masuk kedalam petak tersebut. Jika tidak dapat dalam sekali gambar, maka kertas kalkir tersebut dapat diputar untuk mencari titik titik selanjutnya. Hal ini berguna untuk memudahkan saat pengambilan data dilapangan.


H. Kesimpulan
     Berdasarkan praktikum kali ini dan hasil pengamatan yang ada pada acara IV maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Pengeplotan petak ukur dilakukan dengan cara randomisasi PU 70 Ha yang terdapat di koordinat x :2,4 dan y:2,9
  2. Ada 8 titik yang harus masuk didalm petak ukur tersebut
  3. Pembuatan Lokasi PU harus memerhatikan peta areal yang akan diukur







DAFTAR PUSTAKA
Ayhu, Aldhi. 2015. “Laporan lengkap praktikum inventarisasi sudah 2015”. Dalam https://aldhiayhu.blogspot.com/2015/05/laporan-lengkap-inventarisasi-sdh-2015.html. Diakses pada tanggal 16 Januari 2019, pukul 21.05 WIB.

Ardiansyah. Tomi. 2017. “Inventarisasi Hutan: Teknik Sampling dengan Unit Contoh Berbeda Ukuran”. Dalam  https://foresteract.com/inventarisasi-hutan-teknik-sampling-unit-contoh-berbeda-ukuran/l. Diakses pada tanggal 16 Januari 2019, pukul 22.35 WIB.

Wahyudiono, Sugeng. 2019. ”Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan”. INSTIPER Yogyakarta.

Laporan Praktikum Randomisasi Petak Ukur

ACARA III
Randomisasi Petak Ukur

A. Tujuan
  1. Mahasiswa mampu melakukan perandoman petak ukur awal.

B. Tanggal dan Tanggal
  1. Tempat : Ruang C.306  Fakultas Kehutanan
  2. Tanggal : 14 januari 2018

C. Alat dan Bahan
a) Alat
  1. Alat tulis
  2. Penggaris
  3. Kalkulator

b) Bahan:
  1. Peta Petak 90 BDH Playen, KPH D.I. Yogyakarta (skala 1:10.000)
  2. Kertas Kalkir.
  3. Kertas Milimeter Blok.

D. Tinjauan Pustaka
     Inventarisasi hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya hutan untuk perencanan pengelolaan sumber daya tersebut. Ruang lingkup Inventarisasi Hutan meliputi; survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumber daya manusia, serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan disekitar hutan. Inventarisasi hutan wajib dilaksanakan karena hasilnya digunakan sebagai bahan perencanan pengelolaan hutan agar diperoleh kelestarian hasil. Hirarki inventarisasi hutan adalah Inventarisasi hutan tingkat Nasional, Inventarisasi hutan tingkat Wilayah, Inventarisasi hutan tingkat Daerah Aliran Sungai, Inventarisasi hutan tingkat Unit Pengelolaan.
     Tujuan inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategis jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan.
Sebelum melakukan inventarisasi potensi hutan, tentunya diperlukan persiapan-persiapan awal kegiatan. Persiapan yang dilakukan adalah salah satu kegiatan dalam menunjang kegiatan yang akan dilakukan. Beberapa persiapan yang harus dilakukan adalah persiapan berupa data penunjang, peralatan-peralatan inventarisasi, dan persiapan di luar peralatan inventarisasi berupa peralatan pribadi dari inventer. 


     Umumnya kegiatan inventarisasi untuk semua bentuk inventarisasi memiliki tahapan persiapan yang sama. Seperti halnya dalam melakukan inventarisasi fauna/ satwa liar, juga memiliki tahapan-tahapan persiapan sebelum melakukan inventarisasi. Kegiatan inventarisasi satwa liar memiliki dua bentuk kegiatan yaitu kegiatan sebelum melakukan invent/persiapan  awal kegiatan (di kantor/kampus), dan kegiatan saat melakukan invventarisasi satwa (di lapangan/lokasi). Petak ukur adalah satuan sampling yang berupa bagian dari luasan sebuah tegakan dimana akan dilakukan pengukuran dan pengamatan karakter tegakan dan kondisi lahannya.
     Pencatatan dan pengolahan data memperoleh perhatian yang cermat, khususnya selama permulaan tahap perencanaan suatu invenntore hutan karena sarana pengolahan data (misalnya tersedianya fasilitas dan personil untuk perhitungan) atau biayanya akan mempunyai dampak yang berarti pada rancangan, intensitas dan pembagian waktu seluruh inventore. Didalam kerangka informasi yang diperlukan serta uang dan waktu yang tersedi, perlakuan terhadap data harus dipandang sebagai faktor pembantu yang secara langsung mempengaruhi pemilihan metode inventore. 
     Secara umum akan ditekankan, semakin sederhana rancangan inventorenya, semakin murah biaya penanganan data dan semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Walaupun pengolahan data lebih membantu sebagai sarana inventore hutan daripada sebagai faktor penentu, namun pengaruhnya terhadap realisasi inventore tak dapat dianggap kecil. Secara umum tipe petak ukur dapat dipisahkan menjadi tiga macam yaitu petak ukur sederhana dengan berbagai bentuk, petak ukur terkombinasi, dan petak ukur satelit.


E. Cara Kerja
1. Menyediakan peta suatu area yang akan di inventarisasi
2. Memindahkan peta petak/ anak petak yang akan diinventarisasi ke kertas kalkir dengan pensil, beri keterangan arah mata angin, skala peta, nomor petak/anak petak,tahun tanam, luas anak petak intensitas sampling jari-jari petak ukur kela hutan.
3. Menghitung luas petak ukur, jumlah petak ukur dan jarak antar petak ukur.

4. Memindahkan peta kedalam kertas millimeter blok dalam bentuk sumbu   absis  dan ordinat.
5. Menentukan jarak (mm) sumbu absis dan ordinat dari petak yang akan diinventarisasi
6. Menghitung dan menentukan koordinat X dan Y secara random untuk    menghasilkan petak ukur pertama inventarisasi.

F. Hasil Pengamatan
1. Memindahkan Peta kedalam kertas millimeter blok dalam bentuk sumbu absis dan ordinat
Gambar  3.1 Pemindahan  peta dari kertas kalkir kedalam millimeter blok


2. Menentukan jarak (mm) sumbu absis dan ordinat dari petak yang akan di inventarisasi
Gambar  3.2 Proses penentuan sumbu absis dan ordinat dari petak yang akan di inventarisasi

3. Menghitung dan menentukan koordinat X dan Y secara random untuk menghasilkan petak ukur pertama inventarisasi.

G. Pembahasan
     Pada praktikum acara III tentang randomisasi petak ukur ini membahas tentang Teknik untuk menentukan posisi petak ukur pada peta yang sudah ditentukan sebelumnya, randomisasi ini berguna untuk memudahkan pembuatan petak ukur di lapangan dan memudahkan saat pengambilan data  dilapangan , randomisasi yaitu Teknik penentuan petak ukur secara acak dengan menggunakan perhitungan yang dilakukan sebelumnya.
     Tahap pertama dalam praktikum ini yaitu menyiapkan alat dan bahan seperti Peta Petak 90 BDH Playen, KPH D.I. Yogyakarta (skala 1:10.000) ,Kertas Kalkir yang sudah Digambar dan kerta millimeter blok , lalu Memindahkan peta petak/ anak petak yang akan diinventarisasi ke kertas kalkir dengan pensil, yang sudah  diberi keterangan arah mata angin, skala peta, nomor, lalu praktikan Menghitung luas petak ukur, jumlah petak ukur dan jarak antar petak ukur., lalu praktikan Memindahkan peta kedalam kertas millimeter blok dalam bentuk sumbu   absis  dan ordinat. 
     Setelah itu praktikan Menentukan jarak (mm) sumbu absis dan ordinat dari petak yang akan diinventarisasi , lalu praktikan Menghitung dan menentukan koordinat X dan Y secara random untuk    menghasilkan petak ukur pertama inventarisasi dengan rumus yang sudah ditentukan, adapun  koordinat  X yang ditemukan yaitu 8,9 cm, dengan angka random 2,4 , koordinat  Y yang ditemukan yaitu 6,3 cm, dengan angka random 2,9


H. Kesimpulan
     Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan mengenai persiapan inventarisasi hutan tanaman,maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa:
  1. Mahasiswa mampu melakukan perandoman petak ukur, adapun angka random untuk sumbu X yaitu 2,4 dan sumbu Y yaitu 2,9.
  2. Penentuan angka random dilakukan dengan menggunakan kalkulator yang dimana akan menentukan posisi plot pada peta
  3. Metode random merupakan suatu metode penentuan titik awal lokasi plot yang akan dibuat 







DAFTAR PUSTAKA
Ayhu, Aldhi. 2015. Laporan Lengkap Praktikum Inventarisasi SDH 2015. Dalam  https://aldhiayhu.blogspot.co.id/2015/05/laporan-lengkap-inventarisasi-sdh-2015.html. Diakses pada 9 Januari 2019, pukul 18.01 WIB.
  
Natuna, Ilyas. 2012. laporan Praktek  Inventarisasi Hutan.Dalam http://ilyas-xp.blogspot.co.id/2012/02/laporan-praktek-inventarisasi-hutan.html. Diakses pada 9 Januari 2019, pukul 18.20 WIB.

Wahyudiono, Sugeng. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan. Institut Pertanian Stiper. Yogyakarta.     

Laporan Praktikum Inventarisasi Hutan (Petak Ukur)

ACARA II
Petak Ukur

A. Tujuan
  1. Mahasiswa mampu menghitung luas petak ukur.
  2. Mahasiswa mampu menentukan jumlah petak ukur.
  3. Mahasiswa mampu menghitung jarak antar petak ukur.

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Ruang C.306 Fakultas Kehutanan
  2. Tanggal : 07 januari .....

C. ALAT DAN BAHAN
a) Alat 
  1. Alat tulis 
  2. Penggaris
  3. kalkulator

b) Bahan
  1. Peta Petak 90 BDH Playen, KPH D.I. Yogyakarta (skala 1:10.000).
  2. Kertas kalkir.

D. Tinjauan Pustaka
     Inventarisasi hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya hutan untuk perencanan pengelolaan sumber daya tersebut. Ruang lingkup Inventarisasi Hutan meliputi; survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumber daya manusia, serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan disekitar hutan. Inventarisasi hutan wajib dilaksanakan karena hasilnya digunakan sebagai bahan perencanan pengelolaan hutan agar diperoleh kelestarian hasil. Hirarki inventarisasi hutan adalah Inventarisasi hutan tingkat Nasional, Inventarisasi hutan tingkat Wilayah, Inventarisasi hutan tingkat Daerah Aliran Sungai, Inventarisasi hutan tingkat Unit Pengelolaan.
     Tujuan inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategis jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan. Sebelum melakukan inventarisasi potensi hutan, tentunya diperlukan persiapan-persiapan awal kegiatan. Persiapan yang dilakukan adalah salah satu kegiatan dalam menunjang kegiatan yang akan dilakukan. Beberapa persiapan yang harus dilakukan adalah persiapan berupa data penunjang, peralatan-peralatan inventarisasi, dan persiapan di luar peralatan inventarisasi berupa peralatan pribadi dari inventer. 


     Umumnya kegiatan inventarisasi untuk semua bentuk inventarisasi memiliki tahapan persiapan yang sama. Seperti halnya dalam melakukan inventarisasi fauna/ satwa liar, juga memiliki tahapan-tahapan persiapan sebelum melakukan inventarisasi. Kegiatan inventarisasi satwa liar memiliki dua bentuk kegiatan yaitu kegiatan sebelum melakukan invent/persiapan  awal kegiatan (di kantor/kampus), dan kegiatan saat melakukan invventarisasi satwa (di lapangan/lokasi). Petak ukur adalah satuan sampling yang berupa bagian dari luasan sebuah tegakan dimana akan dilakukan pengukuran dan pengamatan karakter tegakan dan kondisi lahannya.
     Pencatatan dan pengolahan data memperoleh perhatian yang cermat, khususnya selama permulaan tahap perencanaan suatu invenntore hutan karena sarana pengolahan data (misalnya tersedianya fasilitas dan personil untuk perhitungan) atau biayanya akan mempunyai dampak yang berarti pada rancangan, intensitas dan pembagian waktu seluruh inventore. Didalam kerangka informasi yang diperlukan serta uang dan waktu yang tersedi, perlakuan terhadap data harus dipandang sebagai faktor pembantu yang secara langsung mempengaruhi pemilihan metode inventore. 
     Secara umum akan ditekankan, semakin sederhana rancangan inventorenya, semakin murah biaya penanganan data dan semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Walaupun pengolahan data lebih membantu sebagai sarana inventore hutan daripada sebagai faktor penentu, namun pengaruhnya terhadap realisasi inventore tak dapat dianggap kecil. Secara umum tipe petak ukur dapat dipisahkan menjadi tiga macam yaitu petak ukur sederhana dengan berbagai bentuk, petak ukur terkombinasi, dan petak ukur satelit.


E. Cara Kerja
  1. Menyediakan peta suatu area.
  2. Mamindahkan peta petak/anak petak yang akan diinventarisasi ke kertas kalkir dengan pensil, beri keterangan arah mata angin, skala petak/anak petak, tahun tanam, luas anak petak, intensitas sampling, jari-jari petak ukur, dan kelas umur hutan.
  3. Menghitung luas petak ukur, jumlah petak ukur dan jarak antar petak ukur.

F. HASIL PENGAMATAN
1. Menggambar peta dan layout petak 90 kedalam kertas kalkir, masukkan keterangan yang terdapat dalam anak peta (petak 90). 
Gambar  1. Menggambar peta dan layout petak 90 pada kertas kalkir


2. Mencari informasi mengenai petak ukur yang diantaranya :
  • Skala peta : 1 : 10000
  • Nomor petak : 90
  • Tahun tanam : Tahun 2003
  • Luas Anak Petak (LAP) : 30 Ha
  • Kelas umur : II
  • Jari – jari Petak Ukur : 7, 98
  • Intensitas sampling (IS) : 0,5 % 
3. Perhitungan Luas Petak Ukur, Jumlah Petak Ukur, dan Jarak antar Petak Ukur. 


G. Pembahasan
     Inventarisasi hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya hutan untuk perencanan pengelolaan sumber daya tersebut. Tujuan inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategis jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan dalam hal kali ini yaitu menentukan jumlah petak ukur. Petak ukur adalah satuan sampling yang berupa bagian dari luasan sebuah tegakan dimana akan dilakukan pengukuran dan pengamatan karakter tegakan dan kondisi lahannya.
     Dalam praktikum inventarisasi acara 2 mengenai  menentukan jumlah petak ukur ini praktikan diajarkan untuk mengetahui luas ,jumlah dan jarak antar petak ukur dengan cara menghitung dengan rumus-rumus yang sudah di tentukan sebelum nya Langkah awal pada praktikum ini praktikan menjiplak peta yang sudah ada pada kertas kalkir beserta data-data yang sudah ada didalam nya seperti nomer petak (90), anak petak (a’c),Tahun tanam (03’) , luas ,Skala, arah utara dll. Lalu praktikan menuliskan keterangan yang terdapat pada peta seperti skala (1:10000), No peta (90) Tahun Tanam (2003), Luas anak petak (70 ha),IS (0,5%) , Jari-jari petak ukur (7,98) dengan kelas umur II. 


     Data-data diatas didapat dari peta dan juga berdasar perhitungan dan penentuan yang sudah dilakukan pada acara 1. Lalu setelah data tersedia praktikan menghitung luas PU  dengan luas yang didapat yaitu 0,02 ha. Lalu praktikan menghitung jumlah PU dengan menggunakan rumus intensitas sampling dikali lap dan dibagi lpu dan menghasilkan  hasil18 buah petak ukur dan yang terakhir jarak antar PU  dengan hasil 2.



H. Kesimpulan
     Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan mengenai menentukan jumlah petak ukur bahwa:
  1. Petak ukur yang digunakan yaitu berbentuk lingkaran dengan diameter 17,98 meter
  2. Petak ukur adalah satuani sampling yang berupa bagian dari luasan sebuah tegakan dimana akan dilakukan pengukuran dan pengamatan karakter tegakan dan kondisi lahannya
  3. Berdasarkan perhitungan lpu yaitu 0,02 ha, dengan jumlah petak ukur 8 PU, dengan jarak antar petak hampir 200 meter. 


DAFTAR PUSTAKA
Ayhu, Aldhi. 2015. Laporan Lengkap Praktikum Inventarisasi SDH 2015. Dalam  https://aldhiayhu.blogspot.co.id/2015/05/laporan-lengkap-inventarisasi-sdh-2015.html. Diakses pada 9 Januari 2019, pukul 18.01 WIB.
  
Natuna, Ilyas. 2012. laporan Praktek  Inventarisasi Hutan.Dalam http://ilyas-xp.blogspot.co.id/2012/02/laporan-praktek-inventarisasi-hutan.html. Diakses pada 9 Januari 2019, pukul 18.20 WIB.

Wahyudiono, Sugeng. 2009.Buku Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan.Institut Pertanian Stiper. Yogyakarta.