Pages

Laporan Praktikum Inventarisasi Hutan (Menentukan Titik Ikat)

ACARA V
Menentukan Titik Ikat

A. Tujuan
  1. Mahasiswa mampu menentukan titik ikat.

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Ruang C.306 Fakultas Kehutanan
  2. Tanggal : 21 januari ....

C. ALAT DAN BAHAN
1) Alat 
  1. Alat tulis 
  2. Penggaris
  3. Kalkulator
  4. Busur derajat

2) Bahan
  1. Peta Petak 90 BDH Playen, KPH D.I. Yogyakarta (skala 1:10.000).
  2. Kertas kalkir.
  3. Kertas millimeter blok

D. Tinjauan Pustaka
     Inventarisasi hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya hutan untuk perencanan pengelolaan sumber daya tersebut. Ruang lingkup Inventarisasi Hutan meliputi; survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumber daya manusia, serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan disekitar hutan. Inventarisasi hutan wajib dilaksanakan karena hasilnya digunakan sebagai bahan perencanan pengelolaan hutan agar diperoleh kelestarian hasil. Hirarki inventarisasi hutan adalah Inventarisasi hutan tingkat Nasional, Inventarisasi hutan tingkat Wilayah, Inventarisasi hutan tingkat Daerah Aliran Sungai, Inventarisasi hutan tingkat Unit Pengelolaan.
     Tujuan inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategis jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan.
Sebelum melakukan inventarisasi potensi hutan, tentunya diperlukan persiapan-persiapan awal kegiatan. Persiapan yang dilakukan adalah salah satu kegiatan dalam menunjang kegiatan yang akan dilakukan. Beberapa persiapan yang harus dilakukan adalah persiapan berupa data penunjang, peralatan-peralatan inventarisasi, dan persiapan di luar peralatan inventarisasi berupa peralatan pribadi dari inventer. 


     Umumnya kegiatan inventarisasi untuk semua bentuk inventarisasi memiliki tahapan persiapan yang sama. Seperti halnya dalam melakukan inventarisasi fauna/ satwa liar, juga memiliki tahapan-tahapan persiapan sebelum melakukan inventarisasi. Kegiatan inventarisasi satwa liar memiliki dua bentuk kegiatan yaitu kegiatan sebelum melakukan invent/persiapan  awal kegiatan (di kantor/kampus), dan kegiatan saat melakukan invventarisasi satwa (di lapangan/lokasi). Petak ukur adalah satuan sampling yang berupa bagian dari luasan sebuah tegakan dimana akan dilakukan pengukuran dan pengamatan karakter tegakan dan kondisi lahannya.
     Pencatatan dan pengolahan data memperoleh perhatian yang cermat, khususnya selama permulaan tahap perencanaan suatu invenntore hutan karena sarana pengolahan data (misalnya tersedianya fasilitas dan personil untuk perhitungan) atau biayanya akan mempunyai dampak yang berarti pada rancangan, intensitas dan pembagian waktu seluruh inventore. Didalam kerangka informasi yang diperlukan serta uang dan waktu yang tersedi, perlakuan terhadap data harus dipandang sebagai faktor pembantu yang secara langsung mempengaruhi pemilihan metode inventore. 
     Secara umum akan ditekankan, semakin sederhana rancangan inventorenya, semakin murah biaya penanganan data dan semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Walaupun pengolahan data lebih membantu sebagai sarana inventore hutan daripada sebagai faktor penentu, namun pengaruhnya terhadap realisasi inventore tak dapat dianggap kecil. Secara umum tipe petak ukur dapat dipisahkan menjadi tiga macam yaitu petak ukur sederhana dengan berbagai bentuk, petak ukur terkombinasi, dan petak ukur satelit.


E. Cara Kerja
1. Menyediakan peta suatu area yang akan diinventarisasi

2. Memindahkan peta petak / anak petak yang akan diinventarisasi ke kertas kalkir dengan pensil, beri keterangan arah mata angin, skala peta, nomor petak/anak petak, tahun tanam, luas anak petak, intensitas sampling, jari – jari petak ukur, kelas hutan.

3. Menghitung luas petak ukur, jumlah petak ukur dan jarak antar petak ukur.


4. Memindahkan peta kedalam kertas milimeter blok dalam bentuk sumbu absis dan ordinat

5. Menentukan jarak (mm) sumbu absis dan ordinat dari petak ukur dari petak yang akan diinventarisasi


6. Menghitung dan menentukan koordinat X dan Y secara random untuk menghasilkan petak ukur pertama inventarisasi.


7. Mengeplotkan petak ukur kedalam petak/anak petak secara sistematik.
Penentuan petak ukur dengan samplinh with random start artinya penempatan petak ukur awal dilakukan secara randomisasi kemudian petak ukur lainnya disusun secara sistematik terhadap petak ukur awal dengan jarak antar petak ukur tertentu.
  • Memasukkan hasil perhitungan titik koordinat x dan y kedalam milimeter blok.
  • Menentukan titik petak ukur lainnya pada kertas milimeter blok sesuai dengan jarak antar petak ukur hasil perhitungan.
  • Memindahkan titik-titik petak ukur dari kertas milimeter blok ke dalam peta petak/anak petak dimana seluruh titik harus berada didalam kawasan petak/anak petak

8. Menentuan titik ikat.
  1. Menentukan petak ukur terdekat pal HM.
  2. Membuat garis bujur sesuai arah utara.
  3. Menentukan Panjang antara pal HM dengan titik petak ukur pertama pada peta petak /anak petak

F. HASIL PENGAMATAN
1. Menentukan petak ukur yang terdekat dengan pal HM
Gambar  5.1 Menentukan PU yang terdekat dengan pal HM

2. Menentukan garis bjur sesuai dengan arah utara
Gambar  5.2 Menentukan garis bujur


3. Menentukan Panjang antara Pal HM dengan titik petak ukur pertama pada peta petak/anak petak. 
Gambar  5.3 Menentukan Pal HM dengan titik petak ukur pertama pada anak petak


G. Pembahasan
     Pada praktikum acara  V kali ini yang berjudul Menentukan Titik Ikat, pada praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu menentukan titik ikat pada peta yang sudah disiapkan sebelumnya, praktikum kali ini juga merupakan kelanjutan dari acar sebelumnya, titik ikat sendiri yaitu titik yang ditentukan sebagai titik awal dalam inventarisasi, titik awal ini ditentukan pada saat perencana, titik ini ditentukan berdasarkan pertimbangan PU terdekat pada Pal HM langkah awal yang dilakukan pada penentuan titik ikat ini yaitu pertama menentukan PU terdekat dengan pal HM, lalu praktikan menentukan dan membuat garis bujur ,garis bujur sendiri merupakan garis yang dibuat dengan posisi membujur atau tegak lurus, garis ini dibuat untuk memudahkan praktikan mengetahui azimuth atau sudut antar PU yang dihitung melalui bujur derajat, setelah mengetahui azimuth nya praktikan menunjukan Panjang pal HM dengan titik petak ukur pertama pada petak anak petak.


H. Kesimpulan
     Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dan data yang diperoleh mengenai menentukan titik ikat yaitu:
  1. Titik ikat yaitu titik awal yang ditentukan dalam melaksanakan inventarisasi.
  2. Dalam penentuan titik ikat harus memperhatikan PU terdekat dengan Pal HM.







DAFTAR PUSTAKA
Ayhu, Aldhi. 2015. Laporan Lengkap Praktikum Inventarisasi SDH 2015. Dalam  https://aldhiayhu.blogspot.co.id/2015/05/laporan-lengkap-inventarisasi-sdh-2015.html. Diakses pada 9 Januari 2019, pukul 18.01 WIB.  

Natuna, Ilyas. 2012. Laporan Praktek  Inventarisasi Hutan.Dalam http://ilyas-xp.blogspot.co.id/2012/02/laporan-praktek-inventarisasi-hutan.html. Diakses pada 9 Januari 2019, pukul 18.20 WIB.

Wahyudiono, Sugeng. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan.Institut Pertanian Stiper. Yogyakarta.      

No comments: