Pages

Laporan Praktikum Kalibarasi (Sprinkler dan Sprayer)

I. ACARA VI         : Kalibrasi (Sprinkler dan Sprayer)
II. HARI, TANGGAL : Jum’at, 26 Oktober 2018
III. TUJUAN         : 
  1. Mengetahui teknik pemberian air irigasi dengan sistem sprinkler dan sprayer pada lahan pertanian.
  2. Dapat menggambarkan skema luasan pemberian air irigasi dengan sistem sprinkler dan sprayer.

IV. DASAR TEORI
     Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standar/tolak ukur. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan akurat dan konsisten dengan instrumen lainnya. Hasil pengukuran yang tidak konsisten akan berpengaruh langsung terhadap kualitas produk dan dapat membahayakan kesan perusahaan Anda di mata konsumen. Alat ukur warna yang paling mahal dan akurat juga dapat rusak atau melenceng setelah dipakai dalam jangka waktu tertentu. Sangatlah penting bahwa alat ukur warna seperti spectrophotometer atau chroma meter dikalibrasi secara teratur dan mengikuti sistem manajemen kualitas yang ada. Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata lain: Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi (Almega, 2016).
     Sprinkler irigasi atau disebut pula irigasi curah/ irigasi percik merupakan salah satu cara pemberian air untuk tanaman dengan jalan  menyemprotkan ke udara melalui nozzle sehingga air yang jatuh ke tanah  menyerupai butiran – butiran yang mendekati keadaan waktu hujan. Tenaga untuk menyemprotkan tersebut dilakukan oleh sebuah pompa bertekanan tinggi. Suatu sistem irigasi sprinkler pada umumnya terdiri dari unit instalasi pompa, Jaringan pipa penyalur (main line dan lateral), Spinkler nozzle, Injektor pupuk. Irigasi spinkler adala irigasi serbaguna dalam arti bahwa penggunaan air untuk berbagai macam tanaman, tanah dan berbagai kondisi topografi. Sistem irigasi ini populer pada daerah humid, karena saluran permukaan dan penyiapan lahan terlebih dahulu, tidaklah diperluka juga karena pipa – pipa mudah untuk ditransportasikan serta tidak mengganggu pada aktivitas pertanian apabila irigasi tidak dibutuhkan, misalnya pada musim hujan (Yoga, 2016).
     Sistem irigasi sprayer cocok untuk digunakan pada tanah pasiran atau lainnya dan pada kondisi topografi dimana irigasi permukaan tidak efisien atau mahal. Juga pada areal dimana erosi dapat menjadi hal yang membahayakan (tanah sangat ersosif). Laju dan jumlah air yag digunakan pada umumnya untuk kebutuhan pembibitan, perlindungan terhadap pembekuan (freezing). Kelambatan masa semi dari buah – buahan dan perlindungan tanaman pada cuaca yang panas. Pemupukan dan pengelolaan tanah yang mungkin dapat memulai suatu larutan dalam air, dapat pula menggunakan sistem irigasi ini. Kelemahan yang paling menonjol pada sistem irigasi ini adalah relatif tingginya biaya investasi dan kebutuhan tenaga kerja yang relatif besar. Sama dengan sistem irigasi sprayer, sistem irigasi sprinkler cocok untuk digunakan pada tanah pasiran atau lainnya dan pada kondisi topografi dimana irigasi permukaan tidak efisien atau mahal. Juga pada  areal dimana erosi dapat menjadi hal yang membahayakan (tanah sangat ersosif). Laju dan jumlah air yag digunakan pada umumnya untuk kebutuhan pembibitan, perlindungan terhadap pembekuan (freezing). Kelambatan masa semi dari buah – buahan dan perlindungan tanaman pada cuaca yang panas. Pemupukan dan pengelolaan tanah yang mungkin dapat memulai suatu larutan dalam air, dapat pula menggunakan sistem irigasi ini. Kelemahan yang paling menonjol pada sistem irigasi ini adalah  relatif tingginya biaya investasi dan kebutuhan tenaga kerja yang relatif besar. Sistem irigasi selanjutnya adalah dengan menggunakan sprinkler. Pada saat menggunakan alat ini dari tabel dapat kita ketahui gelas plastik daerah sekitar alat kosong sedangkan untuk gelas plastik yang berada pada jarak jauh dapat terisi. Pada alat ini gelas yang berada agak jauh terisi lebih banyak dari pada gelas plastik yang terdekat. Jadi sprayer lebih cenderung untuk pengairan jarak jauh, tetapi untuk mengoptimalkan alat ini adalah dengan menggabungkan beberapa sprinkler disusun berjajar (Andi, 2014).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Pipa : secukupnya
  2. Sprayer : 1 unit
  3. Sprinkler : 1 unit
  4. Pompa air : 1 unit
  5. Profil Tank : 1 unit
  6. Gelas plastik : 121 buah
  7. Gelas ukur : 2 buah
  8. Lem pipa : secukupnya
  9. Penyambung pipa : secukupnya
  10. Kabel listrik : secukupnya
  11. Selang air : secukupnya
  12. Ember : 3 buah

B. Bahan
  1. Tali rafia : secukupnya
  2. Air : secukupnya
  3. Lahan pertanian : 12 x 12 m

VI. CARA KERJA
A. Teoritis
  1. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses pengamatan, seperti : tali rafia, pipa, sprinkler, sprayer, profil tank, pompa air, dan gelas plastik. 
  2. Membuat jaring untuk meletakkan gelas plastik berbentuk persegi (0,8 m) atau yang disebut petak lahan.
  3. Memasang sprayer pada ujung pipa kemudian nanti diganti dengan sprinkler setelah data sprayer.
  4. Menghubungkan pipa pada pompa dan profil tank.
  5. Mengisi profil tank (tempat penampung air) hingga penuh.
  6. Melakukan percobaan secara bergantian sprayer dan sprinkler.
  7. Mencatat hasil percobaan pada tabel.
  8. Menggambar hasil pengamatan (jangkauan siraman air sprayer dan sprinkler) pola pemasangan gelas plastik.



B. Skematis
  1. Disiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses pengamatan, seperti : tali rafia, pipa, sprinkler, sprayer, profil tank, pompa air, dan gelas plastik. 


  2. Dibuat jaring untuk meletakkan gelas plastik berbentuk persegi (0,8 m) atau yang disebut petak lahan. 

  3. Dipasang sprayer pada ujung pipa kemudian nanti diganti dengan sprinkler setelah data sprayer. 

  4. Dihubungkan pipa pada pompa dan profil tank. 

  5. Diisi profil tank (tempat penampung air) hingga penuh. 

  6. Dilakukan percobaan secara bergantian sprayer dan sprinkler. 

  7. Dicatat hasil percobaan pada tabel. 

  8. Digambar hasil pengamatan (jangkauan siraman air sprayer dan sprinkler) pola pemasangan gelas plastik. 



VII. HASIL PENGAMATAN 
A. Tabel hasil pengamatan sprayer




B. Tabel hasil pengamatan sprinkler







DAFTAR PUSTAKA 
Almega. 2016. “Apa Itu Kalibrasi dan Kapan Kita Perlu Melakukannya?”. http:// analisawarna.com/2016/03/22/apa-itu-kalibrasi-dan-kapan-kita-perlu melakukannya/.html. Diakses pada 30 Oktober  2018, pukul 06.10 WIB.

Sulhan, Andi, Agus. 2014. “Laporan Praktikum Kalibrasi”. http://agusandi sulhan.blogspot.com/2014/12/laporan-praktikum-kalibrasi.html. Diakses pada 01 November  2018, pukul 07.18 WIB.

Wananda, Yoga. 2016. “Laporan Teknik Irigasi dan Drainase“. http://yogawananda. blogspot.com/2016/04/laporan-teknik-irigasi-dan-drainase53.html. Diakses pada 30 Oktober 2018, pukul 06.21 WIB.

No comments: