Pages

Laporan Praktikum Pengenalan Mesin Las Karbit

I. ACARA I         : Pengenalan Mesin Las Karbit
II. HARI, TANGGAL : Senin, 15 Oktober 2018
III. TUJUAN         :
  1. Mahasiswa mampu melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.
  2. Mempelajari bagaimana cara pengelasan las karbit.
  3. Mengenal cara menggunakan alat las karbit.

IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Brander Listrik : 1 buah
  2. Regulator : 1 buah
  3. Katup Pengaman : 1 buah
  4. Kaca Mata Las : 1 buah
  5. Tang Penjepit : 1 buah
  6. Sarung Tangan : sepasang
  7. Palu Besi         : 1 buah
  8. Pembersih Brander : 1 buah
  9. Kunci Tabung` : 1 buah
  10. Sikat Baja : 1 buah
  11. Kawat Tembaga : 1 buah

B. Bahan
  1. Sumber Api : secukupnya
  2. Gas Asetelyne : secukupnya
  3. Gas Oksigen : secukupnya



V. CARA KERJA
  1. Buka keran pada tabung oksigen dan tabung asitelin. Pada regulator terdapat 2 buah gauge atau jarum penunjuk tekanan gas. Jarum disebelah kanan menunjukan jumlah tekanan didalam tabung sedangankan jarum disebelah kiri adalah besar tekanan gas yang keluar dari regulator. Cara untuk mengatur tekanan output regulator adalah dengan memutar knob pada regulator. Putar knob searah jarum jam untuk menaikan tekanan dan sebaliknya untuk menurunkan tekanan.
  2. Tekanan output regulator yang dibutuhkan bervariasi tergantung kebutuhan,ketebalan material yang akan dilas. Jika digunakan untuk pengelasan plat-plat tipis (0,5-2mm), atur tekanan oksigen pada 10kg/cm² dan 5kg/cm² pada acetylene.
  3. Setelah tekanan oksigen dan asitelin diatur langkah selanjutnya adalah mengatur campuran oksigen dan asitelin pada blender las.
  4. Putar sedikit keran asitelin pada blender, lalu nyalakan api menggunakan korek api/pemantik.
  5. Setelah api menyala, buka perlahan-lahan keran asitelin hingga terlihat asap berwarna hitam.
  6. Setelah itu putar sedikit lagi keran asitelin hingga asap hitam menghilang.
  7. Setelah itu buka keran oksigen pada blender perlahan-lahan hingga mendapatkan nyala api netral (api kecil berwarna biru bersih)



VI. HASIL PENGAMATAN
1. Buka keran pada tabung oksigen dan tabung asitelin. Pada regulator terdapat 2 buah gauge atau jarum penunjuk tekanan gas. Jarum disebelah kanan menunjukan jumlah tekanan didalam tabung sedangankan jarum disebelah kiri adalah besar tekanan gas yang keluar dari regulator. Cara untuk mengatur tekanan output regulator adalah dengan memutar knob pada regulator. Putar knob searah jarum jam untuk menaikan tekanan dan sebaliknya untuk menurunkan tekanan.


2. Tekanan output regulator yang dibutuhkan bervariasi tergantung kebutuhan,ketebalan material yang akan dilas. Selanjutnya, Jika digunakan untuk pengelasan plat-plat tipis (0,5-2mm), atur tekanan oksigen pada 10kg/cm² dan  5kg/cm²  pada acetylene.


3. Setelah tekanan oksigen dan asitelin diatur langkah selanjutnya adalah mengatur campuran oksigen dan asitelin pada blender las.


4. Putar sedikit keran asitelin pada blender, lalu nyalakan api menggunakan korek api/pemantik. Setelah api menyala, buka perlahan-lahan keran asitelin hingga terlihat asap berwarna hitam.


5. Setelah itu putar sedikit lagi keran asitelin hingga  asap hitam menghilang.


6. Setelah itu buka keran oksigen pada blender perlahan-lahan hingga mendapatkan nyala api netral (api kecil berwarna biru bersih).

Laporan Praktikum Teknik Listrik Rangkaian Star Delta

I. JUDUL ACARA IV : Rangkaian Star Delta
II. HARI, TANGGAL  : Senin, 18 November 2019
III. TUJUAN         :
  1. Memahami tentang hukum kirchhoff.
  2. Mampu menerapkan hukum kirchhoff pada rangkaian resistor seri maupun paralel.

IV. DASAR TEORI
     Rangkaian star delta adalah sebuah rangkaian kontrol untuk menjalankan motor 3 Phase, bisa menggunakan timer ataupun tanpa timer. Rangkaian ini biasa dipakai untuk mengoperasikan mesin-mesin yang bertenaga besar, seperti pompa hydraulic, pompa air, mesin crusher, screw compressor dan sebagainya. Tujuan rangkaian star delta adalah untuk efisiensi yakni meredam arus kejut saat motor mulai loading. Mungkin semua sudah tahu apa itu star delta beserta fungsi-fungsinya. Namun mungkin masih banyak yang belum mengerti bagaimanana melakukan instalasi/penyambungan star delta sesuai standar yang benar. Melakukan instalasi sesuai standar yang benar itu sangat penting agar kita tidak dirugikan dengan pemasangan instalasi yang salah/ngawur (Anonim, 2015).
     Rangkaian star delta adalah rangkaian instalasi motor dengan sambungan bintang segitiga (Y∆), atau lebih dikenal dengan nama koneksi star delta. Fungsi dari koneksi star delta adalah untuk menurunkan atau mengurangi besarnya arus start motor. Besarnya tegangan dan arus itu berbanding terbalik. Semakin besar tegangan maka arus akan semakin kecil begitu sebaliknya semakin kecil tegangan maka arus akan semakin besar (Trikueni, 2013).
     Jika motor induksi tiga-phasa dihubungkan ke sumber tegangan, data pada pelat nama motor harus disesuaikan dengan sumber tegangan dan frekuensinya. Hubungan diimplementasikan melalui enam terminal (versi standar) pada kotak terminal motor dan perbedaannya antara dua jenis rangkaian, hubungan bintang (Star) dan hubungan segitiga (Delta). Hubungan star dengan kebutuhan arus yang tinggi memberi hasil putaran motor listrik dengan kecepatan rendah tapi memiliki torsi yang tinggi, hal ini cocok digunakan untuk memulai putaran awal pada motor listrik. Sedangkan hubungan delta membutuhkan arus yang lebih besar sehingga kecepatan putaran motor listrik tinggi. Metode pengendalian motor listrik Star Delta mengkombinasikan 2 hubungan tersebut secara berurutan. Pengendalian Motor listrik dengan Star delta banyak digunakan untuk menjalankan motor induksi rotor sangkar yang mempunyai daya di atas 5 kW (atau sekitar 7 HP). Untuk menjalankan motor dapat dipilih starter yang umum dipakai antara lain : saklar rotary Star Delta, atau dengan menggunakan rangkaian kontaktor magnet (Eka, 2017).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Obeng +/- : 2 unit
  2. Tang Potong : 1 unit
  3. Tang Kupas : 1 unit
  4. Tang Sekun : 1 unit
  5. Multimeter : 1 unit

B. Bahan
  1. MCB 1 Phasa : 1 buah
  2. MCB 3 Phasa : 1 buah
  3. Kontaktor                 : 3 buah
  4. Overload         : 1 buah
  5. Push buttom on : 1 buah
  6. Push buttom off : 1 buah
  7. Timer : 1 buah
  8. Motor  3 Phasa : 1 buah



VI. CARA KERJA
1. Merangkai rangkaian control sesuai dengan gambar dibawah.
 
Gambar 4.1 Rangkaian control contoh
Sumber : Google

2. Merangkai rangakain daya sesuai dengan gambar dibawah.
Gambar 4.2 Rangkaian daya contoh
Sumber : Google




VII. HASIL PENGAMATAN
A. Gambar rangkaian kontrol
Gambar 4.3 Rangkaian control
Sumber : Dokumen pribadi

B. Gambar rangkaian daya
 
Gambar 2.2 Rangkaian daya
Sumber : Dokumen pribadi




VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
     Pada praktikum kali ini kita membahas tentang Rangkaian Star Delta. Karena rangkaian listrik ini biasanya mampu menyuplai daya listrik yang cukup besar. Star delta biasanya memakai komponen timer. Pada timer biasanya rangkaian ini pakai untuk mengatur waktu berubahnya rangkaian dari star ke delta. Waktu perubahannya pun cukup cepat antara 5 sampai 10 detik. Rangkaian star delta ini akan mengurangi setiap lonjakan arus listrik yang tentunya dapat membahayakan penggunaan pada setiap alat elektronik yang kita pakai. Rangkaian ini pada dasarnya memiliki sistem kerja dengan memuat star menjadi delta. Agar tegangannya lebih seimbang dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh motor. Arus delta ini lah yang akan memicu motor untuk bekerja dengan performa lebih baik.
     Selain timer, Anda juga perlu mengetahui komponen lain seperti TOL. TOL sendiri merupakan singkatan dari Termal Over Load Relay. TOL berfungsi untuk memotong rangkaian motor tersebut agar bisa berhenti apabila terjadi kelebihan beban. Rangkaian star delta juga memiliki fungsi untuk mengurangi jumlah arus start saat motor tersebut dihidupkan untuk pertama kalinya. Karena fungsi ini juga, star delta banyak umumnya berfungsi sebagai rangkaian pada sistem starting di motor-motor listrik. Lonjakan arus listrik saat melakukan starter dapat dikurangi dengan memakai rangkaian star delta ini. Rangkaian ini memiliki prinsip kerja dengan membuat star awal dengan tegangan kecil. Caranya yaitu dengan menghubungkannya dengan star. Selanjutnya, setelah motor berputar dan arus menurun, timer pun akan melakukan tugasnya yaitu memindahkan secara otomatis rangkaian menjadi delta oleh sebab itu arus yang melalui motor sedikit demi sedikit menjadi penuh




IX. KESIMPULAN 
     Dari praktikum yang telah dilaksanakan dan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Rangkaian star delta ini akan mengurangi setiap lonjakan arus listrik yang tentunya dapat membahayakan penggunaan pada setiap alat elektronik yang kita pakai
  2. TOL (Termal Over Load Relay) berfungsi untuk memotong rangkaian motor tersebut agar bisa berhenti apabila terjadi kelebihan beban.
  3. Rangkaian ini memiliki prinsip kerja dengan membuat star awal dengan tegangan kecil.
  4. Hubungan star dengan kebutuhan arus yang tinggi memberi hasil putaran motor listrik dengan kecepatan rendah tapi memiliki torsi yang tinggi, hal ini cocok digunakan untuk memulai putaran awal pada motor listrik.







DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Rangakaian Star Delta. http://mari-belajarlistrik.blogspot.com/2015/ 09/rangkaian-star- delta.html Diakses pada 20 Februari 2020, pukul 19.25 WIB.

Dermanto, Trikueni. 2013. Rangkaian Star Delta. http://trikueni-desain-sistem.blog spot.com/2013/08/Rangkaian-Star-Delta.html. Diakses pada 20 Februari 2020, pukul 20.34 WIB.

Samsul, Eka. 2017. Pengendalian Motor Listrik 3 Phase. http://jagootomasi.com/ pengendalian-motor-listrik-3-phasa-dengan-star-delta-pada-otomasi-industri.html. Diakses pada 20 Februari 2020, pukul 19.34 WIB.

Laporan Praktikum Teknik Listrik Direct On Line (DOL)

I. JUDUL ACARA III : Menjalankan Motor 3 Phase Direct On Line 
                                           (Bekerja Langsung)
II. HARI, TANGGAL : Senin, 18 November 2019
III. TUJUAN          :
  1. Mengidentifikasi rangkaian kontrol direct on line motor 3 phase dengan benar.
  2. Mengidentifikasi rangkaian daya direct on line motor 3 phase dengan benar.
  3. Membuat time chart cara kerja dari direct on line motor 3 phase dengan benar.
  4. Memasang rangkaian direct on line motor 3 phase dengan benar.
  5. Mengoperasikan mesin produksi hubungan direct on line  motor 3 phase dengan benar.
  6. Menguji hasil kerja.

IV. DASAR TEORI
     Direct On Line (DOL) adalah teknik yang memungkinkan kita untuk start/stop motor melalui suatu rangkaian kontrol. atau bisa disebut sebagai Rangkaian Pengunci. karena rangkaian DOL berfungsi untuk menjaga agar arus listrik tetap mengalir pada sebuah rangkaian pengendali. rangkaian DOL adalah rangkaian yang paling dasar/sederhana saat mempelajari sistem pengendali. DOL Starter merupakan sebuah metoda starting motor dengan memberikan tegangan penuh dari jala-jala secara langsung. DOL Starter untuk jenis ini biasanya sering digunakan untuk motor-motor listrik yang berukuran kecil. DOL Starter digunakan apabila penurunan tegangan saat motor dihidupkan tidak menjadi masalah atau tegangan jatuh tidak melewati batas toleransi 4-7 kali lebih besar dari arus nominalnya (Syahrir, 2015).
     Motor Listrik adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, motor listrik ini penggunaannya paling di butuhkan dalam dunia industri dan paling banyak menimbulkan goncangan tegangan (flicker). Agar dapat meminimalisir goncangan tegangan maka kita harus mengetahui diantaranya teknik pengasutan motor listrik. Starting Motor dengan mode Direct On Line merupakan model starting yang paling sederhana , dimana terminal startor pada motor asinkron terhubung langsung kesaluran tegangan listrik. Pada mode strating Motor Direct On Line ini, karakteristik motor seperti arus star torsi awal dll tidak mengalami perubahan. Ketika mulai diaktifkan, motor tersebut akan berperilaku seperti sebuah transformator yang sisi sekundernya terhubung singkat (Riki, 2018).
     Sakelar maknit (maknetic contactor/MC) adalah sakelar yang cara bekerjanya berdasarkan maknit, jika ada arus yang mengalir melalui lilitan (coil) maknit maka sakelar tersebut akan bekerja. MC memiliki dua macam kontak yaitu normaly open (NO) dan normaly close (NC). Pada saat MC bekerja kontak NO akan menutup dan kontak NC akan membuka. Jumlah kontak NO dan kontak NC pada setiap MC tidak sama. Pengendalian hubungan langsung dikenal dengan istilah Direct On line (DOL) dipakai untuk mengontrol motor induksi tiga fasa menggunakan kontaktor (Anonim, 2015).




VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
     Pada praktikum kali ini kita membahas tentang Direct Online. Secara umum motor listrik dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian besar berdasarkan jenis sumber tegangannya, dan pada setiap jenis sumber tegangan juga terdapat klasifikasi yang lebih spesifik lagi sebagai berikut, Motor Listrik Arus Bolak-Balik (Motor Indusksi dan Motor Listrik Arus Searah. Motor induksi (Asynchronous motor) secara luas banyak digunakan di fasilitas industri dan bangunan besar. Rancangan dan perawatannya sederhana, dapat disesuaikan pada berbagai aplikasi di lapangan dan pengoperasiannya ekonomis. Khususnya motor induksi 3 phasa memiliki karakteristik arus beban yang tinggi pada sumber tegangan dengan direct-on-line starting. Menghasilkan arus start dan lonjakan yang tinggi jika diaplikasikan pada tegangan penuh, akan mengakibatkan penurunan tegangan sumber dan pengaruh transien torsi pada sistem mekanik. Dengan adanya karakteristik tersebut, maka penting untuk mempelajari pengendalian motor induksi 3 phasa secara efektif. 
     Pengendalian motor listrik dapat diartikan sebagai pengaturan motor mulai dari proses starting, proses selama motor berputar hingga proses pemberhentian motor baik dengan pengereman maupu tidak. Pengaturan saat motor dalam kondisi berputar dapat berupa pengaturan arah putaran maupun pengaturan kecepatan putaran. Karena sistem pengoprasian motor dilakukan pada saat start, running dan Stop, maka keberhasilan suatu pengendalian motor listrik bukan saja ditentukan pada “Running Performance“ motor, tetapi juga juga ditentukan oleh “Starting Performance“. Pemilihan metoda starting banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kapasitas daya motor / keperluan arus starting , torsi starting , kecepatan , jenis atau tipe motor dan macam-macam beban yang digerakkan oleh motor tersebut.
     Pada praktikum ini alat dan bahan yang digunakan yaitu MCB 1 Fasa 1 buah, MCB 3 Fasa 1 buah, Kontaktor Magnit 1 buah, Tombol Tekan 2 buah, Lampu Indikator 2 buah, Kabel secukupnya. Rangkaian DOL pada prinsipnya adalah instalasi motor listrik 3 fase yang dihubung langsung tanpa adanya sistem yang membantu menurunkan arus start motor. Kelebihan DOL, DOL Starter adalah starter yang tidak mahal., memberikan torsi awal yang hampir lengkap di awal, mendesain, mengoperasikan dan mengendalikan starter ini sangat mudah, memahami dan mengatasi masalah sangat mudah. Kekurangan, arus starting sangat tinggi, starter ini menyebabkan penurunan tegangan yang penting, oleh karena itu hanya sesuai untuk motor kecil, umur mesin bisa dikurangi, sulit secara mekanis torsi bukaan tinggi yang tidak perlu.
     Prinsip kerja DOL rangkaian kontrol terpasang ke salah satu dari dua phase dan diaktifkan dari dua phase saja. Setiap kali kita menekan saklar start, maka arus akan mengalir melalui rangkaian kontrol serta angin kontaktor juga. Kumparan kontaktor dapat didorong oleh arus untuk membuat kontak ditutup, dan dengan demikian supply 3 phase menjadi tersedia untuk motor induksi. Ketika kita menekan tombol stop, maka aliran arus melalui kontak akan terhenti, oleh karena itu catu daya ke motor induksi tidak akan dapat diakses, demikian pula hal yang sama akan terjadi ketika thermal overload relay bekerja. Saat supply motor rusak, maka mesin akan bergerak ke arah untuk mengendur. Coil kontaktor mendapatkan catu daya meskipun kami membuka saklar mulai karena akan memperoleh supply dari kontak utama seperti yang ditunjukkan dalam diagram rangkaian DOL starter di atas.




IX. KESIMPULAN
     Dari praktikum yang telah dilaksanakan dan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Bahwa system pengendali direct on line atau DOL adalah system yang berkerja secara langsung, jika MCB on rangkaian dapat bekerja dan jika MCB off rangkaian tidak dapat bekerja.
  2. Thermal Over Load Relay bekerja jika terjadi kelebihan beban listrik fungsinya memutuskan jaringan listrik.
  3. Kelebihan DOL, DOL Starter adalah starter yang tidak mahal., memberikan torsi awal yang hampir lengkap di awal, mendesain, mengoperasikan dan mengendalikan starter ini sangat mudah, memahami dan mengatasi masalah sangat mudah. 
  4. Kekurangan, arus starting sangat tinggi, starter ini menyebabkan penurunan tegangan yang penting, oleh karena itu hanya sesuai untuk motor kecil, umur mesin bisa dikurangi, sulit secara mekanis torsi bukaan tinggi yang tidak perlu.







DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Pengendalian Motor 3 Fasa. http://blog.unnes.ac.id/riset/2015/10/ 16/pengendali-motor-3-fasa-berurutan-dengan-2-mc.html. Diakses pada 20 Februari 2020, pukul 11.45 WIB.

Bahar, Syahrir. 2011. Laporan Tenaga Listrik.  https://www.scribd.com/doc/26960 4711/Laporan-Instalasi-tenaga-listrik-Menjalankan-Motor-Induksi-3-Fasa-Sistem-DOL-Direct-On-Line.html.  Diakses pada 19 Februari 2020, pukul 12.32 WIB.

Khomarudin, Riko. 2018. Direct On Line. https://rikikhomarudin09.wordpress. com/ 2018/02/02/pengasutan-dol-direct-on-line-motor-induksi-3-fasa.html. Diakses pada 20 Februari 2020, pukul 12.58 WIB.

Laporan Praktikum Forward and Reverse (Putaran Motor Listrik)

I. JUDUL ACARA : Forward and  Reverse (Putaran Motor Listrik)
II. HARI, TANGGAL  : Senin, 18 November 2019
III. TUJUAN         : 
  1. Mengidentifikasi rangkaian kontrol  motor fase 3 Forward-Reverse dengan benar.
  2. Mengidentifikasi rangkaian Daya  motor fase 3 Forward-Reverse dengan benar.
  3. Membuat time chart cara kerja motor fase 3 Forward-Reverse dengan benar.
  4. Memasang rangkaian  motor fase 3 Forward-Reverse dengan benar.
  5. Mengoperasikan mesin produksi hubungan  motor fase 3 Forward-Reverse tempat dengan benar. 
  6. Menguji hasil kerja.

IV. DASAR TEORI
     Rangkaian interlock adalah istilah yang digunakan dalam sistem rangkaian kontrol sebagai sarana untuk mengunci/menutup kondisi dari dua atau lebih kondisi yang berbeda sehingga tidak saling bekerja pada saat yang bersamaan. Sebagai contoh rangkaian interlock dengan kontaktor magnet dapat kita lihat pada rangkaian control forward reverse biasanya pada rangkaian ini terdapat minimal 2 buah kontaktor. Anggaplah kontaktor pertama digunakan untuk forward (arah maju), sedangkan untuk kontaktor yang satunya lagi pasti untuk reverse (arah mundur/terbalik). Prinsip kerja untuk membalik putaran motor listrik 3 fasa adalah dengan cara menukar 2 fasa input yang masuk ke motor listrik sedangkan 1 fasa pada kondisi tetap demikian inilah yang di terapkan pada 2 buah kontaktor sehingga diharapkan bekerjanya kontaktor hanya salah satu saja dengan menggunakan system rangkaian interlock antar kontaktor (Randy, 2016).
     Motor bolak balik ini adalah salah satu kerja motor induksi 3 phasa yang sering digunakan pada mesin mesin produksi oleh banyak kalangan industri, baik industri kecil maupun industri besar. Secara spesifik penggunaannya tidaklah terlalu penting, karena mesin mesin produksi terus mengalami perkembangan dari segi pemanfaatan dan kontruksi mesinnya itu sendiri. Namun secara prinsipalnya adalah sama, yaitu membolak balikkan arah putaran motor induksi dengan tombol tombol atau rangkaian interlock tertentu.Rangkaian Motor induksi 3 phasa Bolak Balik atau forward reverse, melalui bahasa gambar agar mudah mempelajarinya (Suprianto, 2015).
     Pada sistem tenaga listrik terdapat penggunaan komponen elektronika yang umumnya dipakai dalam rangkaian pengaturan motor-motor listrik.  Komponen-komponen elektronika yang dipergunakan pada sistem tenaga listrik pada prinsipnya harus mampu menghasilkan daya yang besar atau mampu menahan disipasi daya yang besar. Elektronika daya meliputi switching, pengontrolan dan pengubah (konversi) blok-blok yang besar dari daya listrik dengan menggunakan sarana peralatan semikonduktor. Dengan demikian elektronika daya secara garis besar terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu : rangkaian daya dan rangkaian kontrol (Bayu, 2011).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat 

B. Bahan 


VI. CARA KERJA
  1. Pelajari gambar rangkaian daya motor fase 3 Forward – Reverce.
  2. Pelajari gambar rangkaian kontrol motor fase 3 Forward - Reverce
  3. Buat time chart diagram sesuai dengan diskripsi kerja
  4. Periksa perangkat panel kontrol .
  5. Lakukan pengecekan  komponen yang akan dipasang.
  6. Lakukan pengecekan pengukuran sebelum anda memasang instalasi.
  7. Pasanglah komponen pada panel kontrol sesuai gambar kerja.
  8. Catat   secara bertahap hasil kerja yang telah dilakukan.
  9. Mintakan persetujuan instruktur untuk melakukan uji coba.
  10. Laporkan persetujuan instruktur hasil praktek anda.
        Perhatian :
         Saat melakukan uji coba hasil praktek, jangan menggunakan beban motor. 
         untuk menghindari saat kesalahan rangkaian. 
 



VII. HASIL PENGAMATAN
A. Gambar rangkaian kontrol
 
Gambar 2.1 Rangkaian kontrol
Sumber : Google
ES = Emergency Stop
Pb 0 = Push button stop
Pb 1 = Push button forward
Pb 2 = Push button reverse 
Pb 1 = push button start
KM1 = Kontaktor Magnit




B. Gambar contoh rangkaian

Gambar 2.2 Contoh rangkaian
Sumber : Google




C. Hasil rangkaian forward-reverse

Gambar 2.3 Rangkaian forward and reverse
Sumber : Dokumen Pribadi




VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
     Pada praktikum kali ini kita membahas tentang forward reverse atau arah bolak balik atupun maju mundur. Yang dimaksud dengan rangkaian forward-reverse, yaitu rangkaian maju dan mundur yang digunakan untuk menjalankan sebuah mesin yang menggunakan induction motor sebagai penggeraknya seperti mesin conveyor, yang digunakan untuk mengirim material produksi dalam jumlah tertentu. Dalam rangkaian forward reverse ini terjadi proses perubahan dari NC (normaly close) menjadi NO (normall open) apabila sudah dialiri listrik dan juga sebaliknya, rangkaian yang awalnya NO (normall open) akan berubah menjadi NC (normaly close). Namun sebelum menjelaskan lebih lanjut lagi saya akan menjelaskan beberapa alat yang dipakai dalam membuat rangkaian dan fungsinya Forward reverse. Terdapat beberapa komponen utama dalam rangkaian ini, seperti push button, magnetic contactor, Miniature Circuit Breaker (MCB), Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) dan induction motor, masing-masing berfungsi untuk : Push button atau disingkat PB berfungsi memberikan sinyal maju dan mundur serta untuk memberhentikan mesin. Dan pada rangkaian kali ini dipakai PB1, PB2 dan PB3. Dan umumya PB itu  diberikan simbol warna hijau dan merah. Namun berhubung dalam praktikum yang telah dilakukan kemarin, dijelaskan bahwa tombol itu memiliki fungsi yang sama. PB0 digunakan tombol merah, PB1 digunakan tombol hijau dan PB2 digunakan tombol berwarna hijau.
     Magnetic contactor atau disingkat MC berfungsi sebagai penghubung tegangan power ke beban, yaitu motor penggerak. Untuk prosesnya dimulai dari dialiri listrik terlebih dahulu, maka arus listrik akan mulai mengaliri kabel listrik melewati MCB menuju thermal overload relay pada kontak NC dengan nomor kontak 95 dan 96. Sedikit penjelasan tentang kontak thermal overload relay 95 dan 96 akan menjadi normaly open (NO) secara otomatis apabila nilai ampere yang melewati melebihi dari batas nilai ampere yang telah ditentukan untuk memutuskan aliran listrik pada sistem kontrol. Selanjutnya arus listrik akan menuju ke tombol stop dan terus mengalir hingga kontak normaly close (NC) forward serta kontak normaly close (NC) reverse dan stand by pada masing-masing tombol start, forward, dan reverse. Selanjutnya dengan menekan tombol start forward untuk menjalankan motor listrik berputar maju atau kekanan. Maka aliran listrik akan mengalir menuju koil koil kontaktor forward (A1) dan menjadikan koil kontaktor forward bertegangan kerja dan menjadi ON. 
     Langkah selanjutnya dengan menekan tombol stop untuk menghentikan putaran motor dan semua kontak serta aliran listrik akan kembali. Dan langkah tersebut dilakukan kembali untuk mengoperasikan motor berlawanan atau berbalik arah putaran dengan menekan tombol start reverse setelah motor berhenti berputar. selanjutnya Miniature Circuit Breaker (MCB) Berfungsi sebagai alat pemutus rangkaian listrik yang memiliki ukuran atau bentuk yang kecil, sedangkan Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) berfungsi sebagai pemutus rangkaian arus listrik yang memiliki beban arus yang dilewati memiliki kapasitas yang melebihi kapasitas MCCB tersebut. Dalam praktikum kali ini ada beberapa kendala yang dialami selama merangkai rangkaian forward reverse, yaitu seperti kurang baik nya alat-alat yang tersedia untuk digunakan pada saat praktikum. Sehingga hal ini membuang waktu praktikum dan menghambat jalannya praktikum.  




IX. KESIMPULAN
     Dari praktikum yang telah dilaksanakan dan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Rangkaian forward-reverse, yaitu rangkaian maju dan mundur yang digunakan untuk menjalankan sebuah mesin yang menggunakan induction motor sebagai penggeraknya seperti mesin conveyor, yang digunakan untuk mengirim material produksi dalam jumlah tertentu.
  2. Push button atau disingkat PB berfungsi memberikan sinyal maju dan mundur serta untuk memberhentikan mesin. Dan pada rangkaian kali ini dipakai PB0, PB1 dan PB2.
  3. Magnetic contactor atau disingkat MC berfungsi sebagai penghubung tegangan power ke beban, yaitu motor penggerak.
  4. Selain dengan menggunakan rangkaian itu, ada cara untuk dapat membuat forward reverse yaitu dengan menggati pola R S T menjadi S T R.










DAFTAR PUSTAKA
Anggara, Randy. 2019. Praktikum Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar. https://www. academia.edu/29059594/Praktikum_kendali_motor_3_fasa_2_arah_putar.html. Diakses pada 20 Februari 2020, pukul 16.00 WIB.

Bayu. 2011. Rangkaian Pengendali dan Rangkaian Daya. http://bayubosqid98.blog spot.com/2011/03/rangkaian-pengendali-dan-rangkaian-daya.html.  Diakses pada 21 Februari 2020, pukul 16.30 WIB.

Suprianto. 2015. Wiring Diagram Motor Bolak Balik. http://blog.unnes.ac.id/anto supri/wiring-diagram-motor-bolak-balik-forward-reverse-three-phase-motor/html. Diakses pada 20 Februari 2020, pukul 16.20 WIB.

Laporan Praktikum Teknik Listrik Panel Daya

I. JUDUL ACARA I         : Panel Daya
II. HARI, TANGGAL  : Senin, 18 November 2019
III. TUJUAN         :
  1. Memahami fungsi panel daya.
  2. Mampu merancang suatu rangkaian panel daya.

IV. DASAR TEORI
     Panel Distribusi Listrik Untuk mengalirkan energi listrik dari pusat atau gardu induk step down (GI Step down)  ke beban Listrik (konsumen) harus melewati panel daya dan panel distribusi listrik. Panel daya adalah tempat untuk menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari gardu listrik step down ke panel-panel distribusinya. Sedangkan yang dimaksud panel distribusi listrik adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke beban (konsumen) baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan (Hamadun, 2011).
     Panel berfungsi untuk membagi daya instalasi dan daya tenaga. Di industri pada umumnya perlengkapan PHB dibagi atas panel untuk penerangan dan untuk tenaga. Pada panel tenaga biasa dipasang pengaman tegangan nol. Panel tenaga dan panel penerangan dipisahkan untuk mengantisipasi terjadi gangguan dari salah satu panel tenaga maupun panel penerangan supaya tidak mempengaruhi keduanya.Panel harus dihubung tanahkan atau diberi grounding untuk memperkecil tegangan sentuh listrik apabila terjadi kebocoran isolasi. Besar penampang harus sesuai dengan PUIL berguna untuk mengetahui besar tegangan antar fasa, arus, dll. Panel dilengkapi dengan alat ukur volt meter, amper meter, dan lampu indikator (Anonim, 2013).
     Pada umumnya panel listrik dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu panel distribusi listrik dan panel daya. Panel distribusi listrik ialah tempat pendistribusian dan penyaluran energi listrik dari panel listrik menuju konsumen panel, baik untuk penerangan ataupun tenaga. Adapula yang mengartikan panel distribusi listrik sebagai tempat pengaliran energi listrik dari gardu induk step down (pusat). Sedangkan pengertian panel daya ialah tempat pendistribusian dan penyaluran energi listrik dari pusat menuju panel distribusi lainnya. Kedua panel (panel distribusi listrik dan panel daya) berguna untuk memberikan kemudahan dalam membagi listrik agar lebih merata, terawat dan panel listrik selalu diperika serta pemakai dan instalasinya lebih aman (Ivo, 2018).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat 
  1. Obeng +/- : 2 Unit
  2. Tang Potong : 1 Unit
  3. Tang Kupas : 1 Unit
  4. Multimeter : 1 Unit

B. Bahan :
  1. MCB 1 Phasa         : 1 Buah
  2. MCB 3 Phasa         : 1 Buah
  3. Kontaktor                 : 3 Buah
  4. CT (Current Transfprmator) : 3 Buah
  5. Motor  3 Phasa : 1 Buah
  6. Terminal                 : 3 Buah
  7. Paralon         : Secukupnya 
  8. Kabel Tembaga : Secukupnya

VI. CARA KERJA
  1. Mempersiapkan alat dan bahan.
  2. Merangkai panel daya.
  3. Merangkai panel kontrol.
  4. Merangkai instalasi terminal.
  5. Melakukan pengecekan menggunakan multimeter.
  6. Melakukan percobaan pada instalasi terminal dan motor listrik.


  
VII. HASIL PENGAMATAN


VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
     Pada praktikum teknik listrik kali ini kita membahas tentang panel daya. Penggunaan listrik sangatlah diperlukan dan sangat dibutuhkan oleh setiap orang, dengan adanya listrik maka akan semakin membantu anda untuk menjalani setiap aktifitas anda yang berhubungan dengan listrik. Listrik yang anda gunakan saat ini berasal dari gardu listrik atau pusat listrik yang sudah disalurkan melalui panel listrik. 
     Panel listrik hakikatnya dibedakan menjadi 2 yaitu panel daya dan panel distribusi listrik. Panel daya adalah tempat untuk menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari gardu listrik step down ke panel-panel distribusinya. Panel distribusi listrik adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke beban (konsumen) baik untuk instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan dan berguna untuk mengalirkan energi listrik dari pusat atau gardu induk step down.
     Fungsi panel listrik yang paling utama ialah sebagai sumber distribusi listrik untuk beban atau konsumen. Selain itu panel listrik juga berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menangani aliran atau arus listrik liar dalam suatu grounding (sistem pentanahan). Maka dari itu jika terdapat listrik liar yang datang, sistemnya akan lebih aman dan tidak berbahaya untuk penggunanya. Panel listrik ini digunakan untuk memberikan keamanan dan menjauhkan pengguna dari hal hal yang tidak di inginkan.
     Ada beberapa syarat yang sangat mendasar yang perlu diperhatikan dalam pembuatan panel distribusi tegangan rendah anatara lain, aman terhadap manusia, bangunan dan lingkungan. Memenuhi fungsinya sebagai pusat distribusi power tenaga listrik sebelum disalurkan ke pengguna listrik. Terpenuhinya sistem pengaman instalasi listrik, baik sebagai pensaklaran hidup/mati power listrik, pengaman hubung singkat, pengaman beban lebih, gangguan isolasi, pengaman kenaikan tegangan dan penurunan tegangan listrik.  
     Setelah rangkaian panel daya telah selesai dibuat selanjutnya dilakukan proses uji coba untuk memastikan bahwa panel daya berfungsi dengan baik. Adapun kendala-kendala yang kami hadapi dalam praktikum ini yaitu bahan yang digunakan bahan sisa dari praktikum kelas lain, sudah di potong-potong sehingga menyebabkan dalam proses pembuatan rangkaian kurang rapih. Harusnya bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bahan sekali pakai.



IX. KESIMPULAN 
     Dari praktikum yang telah dilaksanakan dan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Panel daya adalah tempat untuk menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari gardu listrik step down ke panel-panel distribusinya. 
  2. Panel distribusi listrik adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik dari panel daya ke beban (konsumen).
  3. Fungsi panel listrik yang paling utama ialah sebagai sumber distribusi listrik untuk beban atau konsumen.
  4. Ada beberapa syarat yang sangat mendasar yang perlu diperhatikan dalam Pembuatan Panel distribusi tegangan rendah anatara lain, aman terhadap manusia, bangunan dan lingkungan. Memenuhi fungsinya sebagai pusat distribusi power tenaga listrik sebelum disalurkan ke pengguna listrik.
  5. Adapun kendala-kendala yang kami hadapi dalam praktikum ini yaitu bahan yang digunakan bahan sisa dari praktikum kelas lain, sudah di potong-potong sehingga menyebabkan dalam proses pembuatan rangkaian kurang rapih.









DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Fungsi Panel Listrik. http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.com/ 2013/04/fungsi-panel-listrik_14.html#.Xd4Hxi1R3b0. Diakses pada 20 Februari 2020, pukul 19.46 WIB.

Hamadun. 2011. Panel Distribusi Listrik. http://hamadun.blogspot.com/2011/03/ panel-distribusi-listrik.html. Diakses pada 21 Februari 2020, pukul 09.09 WIB.

Veronica, Ivo. 2018. Mengenal Panel Listrik dan Komponen. http://www.anto tunggal.com/2018/12/mengenal-panel-listrik-dan.komponen.html. Diakses pada 20 Februari 2020, pukul 12.45 WIB.

Laporan Praktikum Pengenalan Stasiun Irigasi Otomatis

I. ACARA IV         : Pengenalan Stasiun Irigasi Otomatis
II. HARI, TANGGAL : Jum’at, 23 Agustus 2019
III. TUJUAN         :
  1. Dapat mengetahui cara kerja Irigasi Otomatis.
  2. Dapat mengetahui cara pengamatan Irigasi Otomatis.
  3. Dapat mengetahui tata letak dan pemasangan Irigasi Otomatis.

IV. DASAR TEORI
     Sistem pengairan merupakan salah satu sistem pokok yang memiliki nilai penting dalam penentuan berhasil atau tidaknya suatu produk tani dibudidayakan. Sistem pengairan yang baik tentunya akan meningkatkan produksi hasil tani karena asupan air yang dibutuhkan oleh tanaman menjadi semakin tercukupi. Masalahnya, banyak petani yang masih mengandalkan sistem pengairan konvensional. Jumlah kadar air yang diberikan selama proses pengairan pun tidak ditentukan dengan rinci dan hanya mengandalkan perkiraan saja. Hal ini tentu secara tidak langsung dapat menurunkan kualitas produk tani karena asupan air yang diberikan kurang sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri. Oleh karena itu, saat ini, para ilmuwan pertanian sudah mulai aktif mengembangkan berbagai teknologi pertanian tepat guna di berbagai sektor pertanian, termasuk juga dalam mengatasi masalah pengairan. Salah satu teknologi yang mulai dikenalkan adalah sistem irigasi otomatis tanpa kabel, Wireless Sensor Network (WSN) (Anonim, 2019). 
     Para petani di Indonesia umumnya masih menggunakan sistem pengairan yang tradisional yaitu dengan cara mengamati kondisi lahan untuk mengatur pengairannya. Selain itu pengairan tradisional kurang memperhatikan efisiensi penggunaan air, disisi lain jumlah petani cenderung berkurang karena generasi muda kurang berminat menjadi petani. Karena itu dibutuhkan sistem irigasi yang otomatis untuk mengurangi kerja petani dan mengefisienkan penggunaan air serta ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan merancang sistem irigasi otomatis menggunakan Wireless Sensor Network (WSN) berbasis tenaga surya. Pada sistem ini digunakan sensor kelembaban tanah untuk mendeteksi kondisi lahan. Hasil deteksi dikirimkan ke server dan untuk menentukan pengaktifan valve saluran air. (Putranto et al. 2018).
     Kondisi sumberdaya air yang terbatas dan telah mengalami gangguan akibat perubahan iklim serta adanya degradasi lingkungan menyebabkan kebutuhan air untuk kepentingan pertanian semakin kompetitif. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air tanaman. Masalah kekurangan atau kelebihan air akan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimum. Mengatasi masalah kekurangan air untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan air irigasi diperlukan penerapan teknologi pengelolaan irigasi yang efektif dan efisien, sehingga penggunaan air irigasi per satuan berat produk budidaya pertanian yang dihasilkan semakin kecil. Salah satu teknik pengelolaan irigasi yang efektif dan efisien adalah menjaga tinggi muka air di lahan sawah sesuai dengan yang diinginkan. Untuk itu, sistem irigasi pipa yang memanfaatkan teknologi otomatis berbasis tenaga surya menjadi satu alternatif untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan air irigasi di lahan pertanian (Sirait et al. 2015).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Pulpen : 1 Buah
  2. Buku : 1 Buah
  3. Laptop : 1 Buah
  4. Terminal         : 1 Buah

B. Bahan
  1. Modul : 1 Bundel
  2. Stasiun irigasi otomatis : 1 Set


VI. CARA KERJA
  1. Memperhatikan stasiun irigasi otomatis.
  2. Mencatat cara kerja dari stasiun irigasi otomatis.
  3. Mengambil gambar stasiun irigasi otomatis.



VII. HASIL PENGAMATAN 





VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
     Pada praktikum hidroklimatologi ini kita membahas tentang pengenalan Stasiun Irigasi Otomatis. Sistem irigasi otomatis yang satu ini menggunakan sistem kerja yang menghubungkan beberapa rangkaian yang nantinya akan dikontrol dengan sistem kontrol. Rangkaian alatnya sendiri dibagi ke dalam 2 macam yaitu rangkaian node sensor yang berfungsi untuk menghitung kelembaban tanah, rangkaian server gateway, dan sistem energi surya. Untuk bisa menjalankan teknologi kontrol irigasi otomatis ini, pengguna harus mengatur terlebih dahulu berapa nilai standar atau set point dari kelembaban tanah yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan penyiraman. 
     Teknologi stasiun irigasi otomatis adalah sekumpulan perangkat yang dibuat dari beberapa node yang dapat saling berkomunikasi melalui jaringan tanpa kabel. Kegunaan dari teknologi ini adalah kemampuannya dalam melakukan proses monitoring, penyajian informasi ke user, dan juga melakukan pengiriman data melalui sistem tertanam. Dengan begitu, kita dapat memberikan kadar air yang sesuai dengan kebutuhan tanaman secara cepat dan otomatis. Untuk bisa menjalankan teknologi kontrol irigasi otomatis ini, pengguna harus mengatur terlebih dahulu berapa nilai standar atau set point dari kelembaban tanah yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan perkembangan produk tani. Sensor mesin irigasi biasanya sudah menunjukkan beberapa skala kelembaban tanah antara lain 0 – 300 untuk tanah kering, 300 – 700 untuk tanah lembab, dan 700 – 1023 untuk tanah basah.
     Mekanisme kerja dari teknologi irigasi nirkabel ini adalah dengan mengambil data sensor dari kelembaban tanah irigasi. Namun sebelumnya, alat ini sudah diatur terlebih dahulu untuk bisa menentukan berapa nilai kadar yang tepat untuk kelembaban tanah. Jika nilai kelembaban tanah sudah sesuai dengan nilai standar, maka mesin otomatis mati. Namun, jika nilai kelembaban tidak sesuai, maka mesin irigasi otomatis akan menyala. Jika kondisi tanah pertanian terdeteksi kering, maka Solenoid Valve akan membuka aliran air secara otomatis hingga tanah basah dan akan menutup secara otomatis jika kelembaban tanah telah mencapai nilai set point yang telah ditetapkan. Cara kerja ini akan terus berjalan secara otomatis sehingga kelembaban tanah akan selalu berada pada nilai optimal untuk perkembangan tanaman. 




IX. KESIMPULAN
     Dari praktikum yang kita telah dilaksanakan dan berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan maka dapat disimpulkan :
  1. Rangkaian sistem irigasi otomatis dibagi ke dalam 2 macam yaitu rangkaian node sensor yang berfungsi untuk menghitung kelembaban tanah, rangkaian server gateway, dan sistem energi surya. 
  2. Teknologi stasiun irigasi otomatis adalah sekumpulan perangkat yang dibuat dari beberapa node yang dapat saling berkomunikasi melalui jaringan tanpa kabel. 
  3. Mekanisme kerja dari teknologi irigasi nirkabel ini adalah dengan mengambil data sensor dari kelembaban tanah irigasi
  4. Sensor mesin irigasi memiliki skala kelembaban tanah antara lain 0 – 300 untuk tanah kering, 300 – 700 untuk tanah lembab, dan 700 – 1023 untuk tanah basah. 
  5. Jika nilai kelembaban tanah sudah sesuai dengan nilai standar, maka mesin otomatis mati. Namun, jika nilai kelembaban tidak sesuai, maka mesin irigasi otomatis akan menyala.










DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Sistem Irigasi Otomatis Tanpa Kabel. https://paktanidigital.com/ artikel/sistem-irigasi-otomatis-tanpa-kabel/#.XW0u3fkzbIU.html. Diakses pada 02 September 2019, Pukul  22.33 WIB.

Putranto, et al. 2015. Perancangan Sistem Irigasi Otomatis Dengan Wireless Sensor Network (Wsn) Berbasis Energi Surya. https://jurnal.umk.ac.id/ index.php/ simet/article/view/2407.html. Diakses pada 02 September 2019, Pukul 22.58 WIB.

Sirait, et al. 2015. Rancang Bangun Sistem Irigasi Pipa Otomatis Lahan Sawah Berbasis Tenaga Surya. https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79352.html. Diakses pada 02 September 2019, Pukul 20.48 WIB.