Pages

Laporan Praktikum Inventarisasi Hutan (Pengolahan Data Lapangan)

ACARA VIII
Pengolahan Data Lapangan
 
A. Tujuan
  1. Mahasiswa mampu mengolah data Tally sheet ke PK 1 ½.
  2. Mahasiswa mampu menentukan kelas hutan dari petak tersebut berdasarkan hasil olah data. 

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Ruang C.301 Fakultas Kehutanan 
  2. Tanggal : 25 Februari 2019

C. Alat dan Bahan
1) Alat
  1. Alat tulis
  2. Kalkulator 
2) Bahan
  1. Table Tegakan jati WVW
  2. Data Tally sheet
  3. Blangko PK 1 ½ 

D. Dasar Teori
     Inventarisasi hutan adalah suatu kegiatan pengumpulan dan penyusunan data ataupun fakta mengenai sumber daya hutan untuk rencana pengelolaannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategi jangka panjang, jangka menengah, dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan. Ruang lingkup inventarisasi hutan meliputi survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumberdaya manusia serta kondisi sosial masyarakat di dalam, dan sekitar hutan (Wirakusumah, 2003). 
    Kegiatan utama dalam inventarisasi hutan salah satunya adalah sampling dan sensus. Sampling merupakan pengambilan dan penganalisaan secara sebagian dari seluruh total populasi dengan tujuan agar data yang didapat dapat mewakili data populasi yang ada. Sensus adalah cara pengambilan dan penganalisaan data yang dilakukan secara menyeluruh, artinya tanpa melakukan pendugaan terhadap data populasi. Dalam teknik sampling juga dibedakan atas teknik sampling dengan unit contoh berukuran sama dan teknik sampling dengan unit contoh berbeda ukuran. 
     Inventarisasi hutan wajib dilaksanakan karena hasilnya digunakan sebagai bahan perencanan pengelolaan hutan agar diperoleh kelestarian hasil. Hirarki inventarisasi hutan adalah Inventarisasi hutan tingkat Nasional, Inventarisasi hutan tingkat Wilayah, Inventarisasi hutan tingkat Daerah Aliran Sungai, Inventarisasi hutan tingkat Unit Pengelolaan Tujuan inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategis jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan. 


     Metode yang digunakan dalam inventarisasi hutan adalah Inventarisasi Hutan Nasional dengan systematic sampling 20 km x 20 km, dan bisa dirapatkan menjadi 10 km x 10 km dan 5 km x 5 km. Inventarisasi Hutan menggunakan metode Systematic Strip Sampling with Random Start, dengan intensitas sampling Inventarisasi dalam rangka pencadangan IUPHHK menggunakan metode intensitas sampling 0,3% (apabila belum tersedia hasil penafsiran citra landsat) dan 0,1% (apabila telah tersedia hasil penafsiran citra landsat) Inventarisasi dengan stratifikasi berdasarkan foto udara yang berkualitas baik 0,05 %. Inventarisasi dengan stratifikasi berdasarkan citra satelit TM/SPOT berkualitas baik (penutupan awan < 10 %) : 0,1 %. Inventarisasi dengan stratifikasi citra satelit kualitas kurang baik (penutupan awan > 10 %) : 0,3 % Inventarisasi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) terdiri dari RKUPHH sampling dengan intensitas 1 %, RKLUPHH sampling dengan intensitas 5 %, RKTUPHH sensus 100 %. Inventarisasi hutan tanaman kelas umur I – II : 0,5 %, kelas umur III – IV : 1 %, kelas umur V : 2,5 %, masak tebang miskin riap : 2,5 %.

E. Cara Kerja 
1. Menghitung bidang dasar masing-masing pohon, cari jumlah bidang dasar per PU dan peninggi rata-rata per PU. 

2. Memasukkan jumlah bidang dasar per PU, rata-rata peninggi per PU ke dale PK 1 ½. 


3. Mengisi kolom yang kosong pada table. 

4. Mengisi baris jumlah dan rata-rata mulai dari kolom 4 hingga 23.


 
F. Pembahasan
     Pada praktikum Acara VIII yang berjudul Pengolahan Data Lapangan kali ini  praktikan melakukan kegiatan penolahan data lapangan dari hasil pengukuran hutan tanaman pada BDH Playen, KPH D.I. Yogyakarta. Pada praktikum kali ini praktikum melakukan penghitungan dan pengolahan data hasil pengukuran pohon di KPH D.I Yogyakarta. Bahan yang digunakan yaitu Tegakan jati WVW, Data Tally sheet dan Blangko PK 1 ½ .
     Kelas Umur (KU)  Semua hutan tanaman jati yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu dipisah-pisahkan kedalam 12 kelas umur dengan interval 10 tahunan, sehingga hutan yang pada awal jangka berumur 1 sampai 10 tahun, masuk kelas umur ke I, hutan yang berumur 11 sampai 20 tahun masuk dalam kelas umur ke II, dst. Suatu tegakan hutan yang masuk dalam kelas hutan ini mempunyai kepadatan bidang dasar minimal 0,6. Kelas umur hutan jati ini masuk ke dalam kelas umur I antara umur 11-20 karena hutan tersebut berumur 16 tahun. Untuk kelas hutan di wilayah ini yaitu masuk kedalam hutan produksi yang memproduksi kayu jati. 
     Perpetak Ukur, total pohon yang diukur yaitu 132 dengan rata-rata 16,5 pohon,  dengan jumlah d2 yaitu 1819,37 dengan rata-rata 227,42, jumlah peninggi 108,15 dengan rata-rata 13,52 dengan total KW yaitu 6,4 rata-ratanya 0,8 dengan jumlah Lbds yaitu 2,4 dengan rata-rata 0,3. Rata-rata per Ha, n jumlahnya 6600 dengan rata-rata 825, dengan d2 yaitu 1819,37 dengan rata-rata yaitu 227,42, dengan jumlah peninggi yaitu 108,15 dan rata-rata 13,52, dengan jumlah  Lbds 20 dengan rata-rata yaitu 15. Tabel normal per Ha dengan N jumlahnya yaitu 10140,2 dengan rata-rata 1267,5 lalu d2  yaitu 936,07 dengan rata-rata 117, 01 dengan jumlah Lbds 88,47 dengan rata-rata 11,06 dengan Kw 6,4 dan rata-ratamya 0,8. Table dk dengan jumlah n yaitu 5,45 dengan rata-rata 0,68 lalu d2 jumlahnya yaitu 16,04 dengan rata-rata 2,00 dengan jumlah Lbds 10,05 dan rata-rata 1,26 dengan tegakan jumlahnya yaitu 8,68 dan rata-ratanya adalah 1,08 dengan kbd jumlah yaitu 10,84 dan rata-rata 1,36.  

 
G. Kesimpulan
     Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan pada Acara VIII yang berjudul Pengolahan Data Lapangan dapat disimpulkan bahwa :
  1. Kelas umur hutan jati ini masuk ke dalam kelas umur I antara umur 11-20 karena hutan tersebut berumur 16 tahun. Untuk kelas hutan di wilayah ini yaitu masuk kedalam hutan produksi yang memproduksi kayu jati. 
  2. Total pohon yang diukur yaitu 132 dengan rata-rata 16,5 pohon,  dengan jumlah d2 yaitu 1819,37 dengan rata-rata 227,42, jumlah peninggi 108,15 dengan rata-rata 13,52 dengan total KW yaitu 6,4 rata-ratanya 0,8 dengan jumlah Lbds yaitu 2,4 dengan rata-rata 0,3. Rata-rata per Ha, n jumlahnya 6600 dengan rata-rata 825, dengan d2 yaitu 1819,37 dengan rata-rata yaitu 227,42, dengan jumlah peninggi yaitu 108,15 dan rata-rata 13,52, dengan jumlah  Lbds 20 dengan rata-rata yaitu 15. Tabel normal per Ha dengan N jumlahnya yaitu 10140,2 dengan rata-rata 1267,5 lalu d2  yaitu 936,07 dengan rata-rata 117, 01 dengan jumlah Lbds 88,47 dengan rata-rata 11,06 dengan Kw 6,4 dan rata-ratamya 0,8. Table dk dengan jumlah n yaitu 5,45 dengan rata-rata 0,68 lalu d2 jumlahnya yaitu 16,04 dengan rata-rata 2,00 dengan jumlah Lbds 10,05 dan rata-rata 1,26 dengan tegakan jumlahnya yaitu 8,68 dan rata-ratanya adalah 1,08 dengan kbd jumlah yaitu 10,84 dan rata-rata 1,36.  







DAFTAR PUSTAKA
Nurfadli, Achmad. 2009. “Teknik Sampling”. Dalam https://mistercela21.wordpress.com/. Diakses pada 04 Maret 2019, pukul 22.30 WIB.

Saputra, Aldi. 2015. “Laporan Lengkap Praktikum Inventarisasi Kehutanan”. Dalam https://www.academia.edu. Diakses pada 04 Maret 2019, pukul 22.50 WIB.

Wahyudiono, Sugeng. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan. Institut Pertanian Stiper. Yogyakarta. 

Laporan Praktikum Pelaksanaan Inventarisasi Hutan Tanaman

ACARA VII
Pelaksanaan Inventarisasi Hutan Tanaman 

A. Tujuan
  1. Mahasiswa mampu melakukan inventarisasi hutan dengan baik dan benar.
  2. Mahasiswa mampu menentukan kerapatan bidang dasar (Kbd).
  3. Mahasiswa mampu menentukan volume tegakan.

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : KPH D.I Yogyakarta
  2. Tanggal : 17 Februari ....

C. Alat dan Bahan
a) Alat
  1. Alat tulis
  2. Christen meter
  3. Galah 4 meter
  4. Kompas 
  5. GPS
  6. Tali dengan panjang 20 meter
  7. Busur derajat
  8. Tally sheet
  9. PK ½ 

b) Bahan:
  1. Peta Petak 90 a BDH Playen, KPH D.I. Yogyakarta (skala 1:10.000).
  2. Kertas kalkir.
  3. Tegakan hutan jati (Tectona grandis)

D. Dasar Teori
     Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Untuk mengetahui fakta mengenai sumber daya hutan, maka perlu dilakukan inventarisasi hutan. para pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam (IUPHHK-HA) dan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) wajib melakukan inventarisasi hutan. Inventarisasi Hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya hutan untuk perencanan pengelolaan sumber daya tersebut.
     Inventarisasi Hutan adalah kegiatan pengumpulan dan penyusunan data dan fakta mengenai sumber daya hutan untuk perencanan pengelolaan sumber daya tersebut. Ruang lingkup Inventarisasi Hutan meliputi : survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumber daya manusia, serta kondisi sosial masyarakat di dalam dan disekitar hutan. Inventarisasi hutan wajib dilaksanakan karena hasilnya digunakan sebagai bahan perencanan pengelolaan hutan agar diperoleh kelestarian hasil. Hirarki inventarisasi hutan adalah Inventarisasi hutan tingkat Nasional, Inventarisasi hutan tingkat Wilayah, Inventarisasi hutan tingkat Daerah Aliran Sungai, Inventarisasi hutan tingkat Unit Pengelolaan.


     Tujuan inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategis jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan. Metode yang digunakan dalam inventarisasi hutan adalah. Petak ukur adalah satuan sampling yang berupa bagian dari luasan sebuah tegakan dimana akan dilakukan pengukuran dan pengamatan karakter tegakan dan kondisi lahannya.
     Inventarisasi Hutan Nasional dengan systematic sampling 20 km x 20 km, dan bisa dirapatkan menjadi 10 km x 10 km dan 5 km x 5 km. 2. Inventarisasi Hutan menggunakan metode Systematic Strip Sampling with Random Start, dengan intensitas sampling. Random sampling Merupakan suatu teknik sampling yang dipilih  secara acak, cara ini dapat diambil bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi harus memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.

E. Cara Kerja 
1. Menyediakan peta suatu area yang akan diinventarisasi. 

2. Mamindahkan peta petak/anak petak yang akan diinventarisasi ke kertas kalkir dengan pensil, beri keterangan arah mata angin, skala petak/anak petak, tahun tanam, luas anak petak, intensitas sampling, jari-jari petak ukur, dan kelas umur hutan.

3. Menghitung luas petak ukur, jumlah petak ukur dan jarak antar petak ukur.


4. Memindahkan peta ke dalam kertas millimeter blok dalam bentuk sumbu absis dan ordinat.

5. Menentukan jarak (mm) sumbu absis dan ordinat dari petak yang akan diinventarisasi.

6. Menghitung dan menentukan koordinast X dan Y secara random untuk menghasilkan petak ukur pertama inventarisasi.

7. Mengeplotkan petak ukur kedalam petak/anak petak secara sistematik. Penentuan petak ukur dengan sampling with random start artinya penempatan petak ukur awal dilakukan secara randomisasi kemudian petak ukur disusun secara sistematik terhadap petak ukur awal dengan jarak antar petak ukur tertentu.
  • Memasukan hasil perhitungsn titik koordinat x dan y kedalam millimeter blok.
  • Menentukan titik petak ukur lainnya pada kertas millimeter blok sesuai dengan jarak antar petak ukur hasil perhitungan. 
  • Memindahkan titik-titik petak ukur dari kertas millimeter blok ke dalam peta petak/anak petak dimana seluruh titik harus berada di dalam kawasan petak/anak petak. 

8. Menentukan titik ikat
  • Menentukan petak ukur terdekat dengan pal HM.
  • Membuat garis bujur sesuai arah utara.
  • Menentukan panjang antara pal HM dengan titik petak ukur pertama pada peta petak/anak petak
9. Menentukan jarak dan derajat dari petak ukur pertama hingga petak ukur terakhr.
a. Menentukan jarak antar pal HM dengan petak ukur maupun antar petak ukur.
  • Mengukur jarak antar pal HM dengan petak ukur maupun antar petak ukur pada peta.
  • Mengonversi jarak pada peta menjadi jarak dilapangan dengan bantuan skala peta yang telah diketahuai.
b. Menentukan letak petak selanjutnya menggunakan GPS.
  • Mencatat koordinat X dan Y petak ukur yang sedang diinventarisasi.
  • Menambahkan jarak antar petak ukur yang telah dihitung kedalam koordinat setiap petak yang akan dituju sesuai dengan arah mata angina dari lokasi titik petak ukur pada peta petak/anak petak.
Timur (T) : X + 200, Y Tetap
Utara  (U) : X Tetap, Y + 200
Barat  (B) : X – 200, Y Tetap
Selatan (S) : X Tetap, Y - 200

10. Berdiri pada pal HM lalu membidik dengan kompas menuju petak ukur sesuai derajat yang telah dihitung pada acara sebelumnya. 


11. Menuju petak ukur pertama yang akan di inventarisasi dengan menggunakan titik ikat yang telah dibuat.

12. Mencari pohon terdekat untuk digunakan sebagai pohon tengah lingkaran PU.

13. Membuat lingkaran dengan jari-jari 7,98 meter pada pohon tengah yang telah dilakukan.

14. Melakukan pengukuran pada pohon yang ada didalam petak ukur.
  • Semi pohon yang masuk dalam lingkaran  diukur diameter setinggi dada dan tinggi pohon dengan menggunakan alat ukur tinggi yang telah disediakan.
  • Mencatat hasil pengukuran pada tally sheet 1. 
15. Mengisi semua data yang diperlukan dale tally sheet 1. 


16. Mengisi semi data yang diperlukan dale tallysheet II dari penggabungan hasil tally sheet seluruh petak ukur. 


F. HASIL PENGAMATAN
1. Berdiri pada Pal HM lalu membidik dengan kompas menuju petak ukur sesuai derajat yang telah di hitung pada acara sebelumnya.

2. Menuju petak ukur pertama yang akan di inventarisasi dengan menggunakan titik ikat yang telah dibuat. 

3. Mencari pohon terdekat untuk digunakan sebagai pohon tengah lingkaran PU, membuat lingkaran PU dengan ukuran PU 7,98 m dan menghitung tinggi dan diameter pohon as dan pohon peninggi.



G. Pembahasan
     Pada praktikum Acara VII yang berjudul Pelaksanaan Inventarisasi Hutan Tanaman, praktikan melakukan pengukuran hutan tanaman pada BDH Playen, KPH D.I. Yogyakarta. Pada inventarisasi hutan tanaman kali ini pertama-tama praktikan menuju pal yang sudah ditentukan saat perencanaan  yaitu menuju pal HM yang telah ditentukan dan akan dijadikan titik ikat. Titik ikat di pal HM delapan, dari basecamp. Jumlah petak ukur yang dibuat yaitu 8 petak ukur dengan luas petak ukur 0,02 dan dengan jari-jari yaitu 7,98. Lalu setelah sampai di pal hm praktikan melakukan pencarian lokasi PU 1 praktikan mencari azimuth dari Pal HM menuju PU 1  dari pal HM praktikan  menarik tambang sepanjang 200 meter dengan menggunakan tambang Setelah sampai 200 meter di mana lokasi PU1 kemudian praktikan menentukan pohon as yang dijadikan pohon tengah pohon as ini merupakan pohon pioneer atau pohon yang pertumbuhan nya paling baik atau tinggi lalu setelah itu praktikan membuat petak ukur dengan menggunakan jari-jari 7,98 meter, setelah itu praktikan mengukur tinggi dan diameter pada pohon yang masuk petak ukur tersebut. 
     Untuk pengukuran diameter pohon yaitu menggunakan pita meter jadi hanya diketahui kelilingnya untuk mencari diameter menggunakan rumus keliling dibagi dengan phi=3,14 dan untuk pengukuran tinggi pohon menggunakan christen hypsometer lalu pohon yang di ukur hanya dua pohon saja yaitu pohon as adalah pohon yang berukuran paling besar dari diameter dan tingginya diantara pohon yang berada di petak ukur tersebut dan pohon peninggi sama dengan pohon as yaitu pohon yang besar setelah pohon as baik diameter dan tingginya. Jumlah pohon yang berada di PU yaitu 20 pohon dengan bidang dasar yaitu 0,346, volume total di PU 1 ini adalah 0,422 m3 dengan peninggi 14,38 m dengan bilangan bentuk atau KW yang digunakan yaitu 0,8. 


     Setelah selesai melakukan pengukuran PU 1 kemudian mencari PU 2. Untuk mencari PU 2 ini menggunakan GPS, untuk PU 2 ini kearah utara jadi koordinat Y pada PU 1 ditambah dengan 200, dengan rums Utara (U)= X Tetap, Y + 200. Setelah mencari koordinat telah selesai didapatkan lalu berjalan mencari titik yang akan dijadikan PU 2. Setelah sampai di titik tersebut langsung menentukan pohon tengahnya dan melakukan hal yang sama seperti pada PU 1. Jumlah pohon pada PU 2 sebanyak 19 pohon, dengan bidang dasar yang didapat yaitu 0,340, volume total pohon yaitu 0,432 dan peninggi yaitu 14,86 meter. Setelah selesai melakukan pengukuran kemudian berpindah ke PU 3.
     PU 3 berada di timur jadi untuk ke titik berikutnya menambahkan 200 pada koordinat X, setelah mengetahui koordinat PU 3 kemudian menuju titik berikutnya setelah sampai yaitu melakukan hal yang serupa dengan PU sebelumnya. Pada PU 3 jumlah pohon yang didapat yaitu 24 pohon, dengan bidang dasar yang didapat yaitu 0,340, volume total yang didapat yaitu 0,432 m3  dan peninggi pada PU 3 yaitu 14,25 m. Setelah selesai pada PU 3 kemudian menuju PU 4, PU 4 ke arah timur jadi koordinat X ditambahkan 200 Pada PU 4 jumlah pohon yang didapat yaitu 24 pohon, dengan bidang dasar yang didapat yaitu 0,254 , volume total yang didapat yaitu 0,128 m3  dan peninggi pada PU 4 yaitu 9,25 m.
     Setelah itu PU 5, Pada PU 5 melakukan pembuatan plot dan melakukan pengukran tinggi dan keliling pohon. Jumlah pohon yang didapat yaitu hanya 10 pohon, dengan bidang dasar yaitu 0,606 dengan volume total 1,156, dan peninggi yaitu 15,5 m. Setelah selesai pada PU 5 kemudian menuju PU 6, melakukan pembuatan plot dan melakukan pengukran tinggi dan keliling pohon. Jumlah pohon yang didapat yaitu hanya 9 pohon, dengan bidang dasar yaitu 0,309 dengan volume total 0,951, dan peninggi yaitu 14,85 m. Kemudian mencari titik untuk PU 7. Jumlah pohon yang berada dale petak ukur yaitu 16 pohon, bidang dasar yang didapat yaitu 0,278, dengan volume yang didapat yaitu 0,772 m3 dengan peninggi 14,25 m. Dan untuk petak ukur terakhir yaitu jumlah pohon yang didapat yaitu 17 pohon, dengan bidang dasar 0,260, volume total yang didapat yaitu 0,373 dan peningginya yaitu 11,5 m.


     Untuk jumlah pohon yaitu 132 pohon dengan rata-rata yaitu 16,5 pohon, dan jumlah pohon per Ha nya adalah 6600, untuk bidang dasar jumlah nya yaitu 2,320 dengan rata-rata bidang dasar yaitu 0,25 dan bidang dasar per a adalah 116. Untuk jumlah volume total adalah 4,852 m3 dengan volume rata-rata yaitu 0,606 m3 dan volume total per ha yaitu 242,6 m3 . Untuk jumlah peninggi yaitu 108,15 m, dengan rata-rata 13,52 m dan peninggi per ha yaitu 548,5.
 

H. Kesimpulan
     Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan pada Acara VII yang berjudul Pelaksanaan Inventarisasi Hutan Tanaman :
  1. Inventarisasi pada Hutan Tanaman berjumlah 8 PU, dengan menggunakan plot lingkaran dengan jari-jari 7,98 dengan luas 0,02, untuk pengukuran dimensi pohon yaitu tinggi pohon menggunkan Christen hypsometer , dan keliling pohon menggunkan alat pita meter. 
  2. jumlah pohon yaitu 132 pohon dengan rata-rata yaitu 16,5 pohon, dan jumlah pohon per Ha nya adalah 6600, untuk bidang dasar jumlah nya yaitu 2,320 dengan rata-rata bidang dasar yaitu 0,25 dan bidang dasar per a adalah 116. Untuk jumlah volume total adalah 4,852 m3 dengan volume rata-rata yaitu 0,606 m3 dan volume total per ha yaitu 242,6 m3 . Untuk jumlah peninggi yaitu 108,15 m, dengan rata-rata 13,52 m dan peninggi per ha yaitu 548,5.





DAFTAR PUSTAKA
Nurfadli, Achmad. 2009. “Teknik Sampling”. Dalam https://mistercela21.wordpress.com/. Diakses pada 04 Maret 2019, pukul 06.50 WIB.

Saputra, Aldi. 2015. “Laporan Lengkap Praktikum Inventarisasi Kehutanan”. Dalam https://www.academia.edu. Diakses pada 04 Maret 2019, pukul 06.50 WIB.

Wahyudiono, Sugeng. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan. Institut Pertanian Stiper. Yogyakarta.