Pages

Laporan Praktikum Survey dan Mapping (Pemetaan Sederhana)

I. ACARA V         : Pemetaan Sederhana
II. HARI, TANGGAL : Sabtu, 12 Januari 2019
III. TUJUAN         : 
  1. Dapat membuat peta sederhana dengan baik dan benar.
  2. Dapat secara langsung melakukan pengukuran dilapangan.
  3. Dapat menghubungkan hasil dan membuat peta dengan aplikasi arcGIS.

IV. DASAR TEORI
     Peta adalah penggambaran dua dimensi pada bidang datar keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan atau skala tertentu. Menurut ICA (International Cartographic Association)   peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari pemukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor maupun raster. Peta Topografi: peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama (Muhamad, Kurnia, Nasution. 2016).
     Pemetaan Daerah Dengan Mencari Jarak Dan Sudut, pada metode ini kita harus menyusun titik-titik pada daerah yang hendak dibuat petanya. Susunan titik-titik ini memberikan gambaran bentuk dari daerah tersebut. Kemudian menghitung jarak antara satu titik terhadap titik lainnya yang berdekatan, selanjutnya menentukan pula dengan kompas kedudukan antar titik – titik yang berdekatan tadi. Melakukan pekerjaan ini secara berurutan dari satu titik ke titik yang lain sehingga kembali ke titik asal dimana pekerjaan dimulai. Pemetaan penting diketahui sebelum suatu daerah diselidiki keadaannya (keadaan vegetasi : kerimbunan, dominansi dan sebagainya). Pemetan sederhana dapat dibuat dengan melakukan bidikan terhadap obyek-obyek tertentu yang terletak pada batas daerah tersebut. Ada dua metode pemetaan sederhana, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung (Ferry, Dwi, Hendra. 2013).
     Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi dalam skala tertentu dan digambarkan di atas bidang datar melalui sistem proyeksi. Peta yang umumnya digunakan adalah peta topografi. Peta topografi adalah peta yang menggambarkan keadaan topografi permukaan bumi, baik mengenai unsur alami maupun unsur buatan manusia. Penyajian data tersebut sangat tergantung pada skala peta, semakin besar skala peta tersebut akan semakin rinci data yang dapat di sajikan, dan sebaliknya semakin kecil skala peta yang dibuat maka semakin kurang rinci pula data yang disajikannya. Pemetaan adalah proses kegiatan pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu untuk menghasilkan sebuah peta. Pada dasarnya metode pemetaan dapat dikategorikan atas 3 metode: Pemetaan Terestris, Pemetaan Fotogrametris, Pemetaan Inderaja (Yoga, Wananda. 2016).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Theodolite : 1 Unit
  2. GPS : 1 Unit
  3. Statif kaki tiga         : 1 Unit
  4. Payung : 1 Buah
  5. Rambu ukur : 2 Unit
  6. Unting-unitng : 2 Buah
  7. Roll meter : 1 Buah
  8. Patok : 8 Buah
  9. Kompas : 1 Buah
  10. Laptop : 1 Unit
  11. Alat tulis         : Secukupnya

B. Bahan
  1. Lahan : Secukupnya
  2. Database


VI. CARA KERJA
  1. Memasang thedolite dan statif kaki tiga yang sudah dipasang serta mengukur tinggi alat.
  2. Menyetel sekrup ABC agar theodolite benar-benar pada posisi horizontal.
  3. Alat mula-mula 00 kerah utara dan pengunci sudut horizontal dikunci.
  4. Sekrup pengunci horizontal dibuka kemudian mulai melakukan pengamatan dengan membidik rambu ukur serta membaca skala pada rambu-rambu dan sudut vertikal dan sudut horizontal.
  5. Melakukan pengamatan pada titik-titik yang diinginkan seperti yang dilakukan pada poin nomor 4.
  6. Pengamatan diulang sesuai denga  titik instrumen yang ada dengan membaca rambu ukur pada titik-titik tersebut dan membaca besar sudut yang dibentuk, tinggi alat serta mencatat data yang didapat.
  7. Mengamati melalui lensa theodolite dengan menggunakan sekrup, pengatur kasar dan halus apabila gambar belum kelihatan jelas.
  8. Melakukan perhitungan dari data yang didapat pada hasil pengamatan atau praktikum dan menggambar peta sebagai hasil pengamatan dilapangan dari sudut-sudut yang dibentuk. 



VII. HASIL PENGAMATAN 
A. Tabel hasil pengamatan







B. Perhitungan 







VIII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
     Pada praktikum kali ini kita membahas tentang acara V yaitu tentang pemetaan sederhana. Pemetaan ini digunakan untuk mengetahui letak suatu jenis tumbuhan dan pola penyebarannya dalam suatu wilayah (komunitas). Untuk melakukan analisis vegetasi ada beberapa metode yang digunakan, selain ada metode yang digunakan untuk menganalisis kualitatif dari vegetasi dan ada pula anilisis kuantitatif terhadap vegetasi. Analisis kualitatif meliputi jumlah, kerapatan, luas penutupan dan lain sebagainya. Sedangkan analisisis yang bersifat kualitatif biasanya digunakan untuk mengetahui penyebaran jenis tumbuhan tertentu di dalam suatu komunitas. Untuk melakukan analisis kualitatif ini dapat digunakan cara pemetaan, yaitu pemetaan dengan mengukur jarak dan arah dan pemetaan dengan menggunakan 2 titik konstan.
     Dilakukan pemetaan pada KP2 di daerah Cangkringan. Karakteristik lahan didaerah tersebut adalah berkontur naik turun. Pemetaan dilakukan dengan menetapkan 9 stasiun untuk tempat membidik dan target bidik. Pembidikan dilakukan dengan membitik titik utara sebagai patokan sudut. Dengan begitu dapat diketahui seberapa sudut yang dibentuk aantara titik utara dengan titik bidikan. Dilakukan dua jenis bidikan yaitu bidikan antar stasiun dan bidikan didalam dan diluar bidang poligon. Pembidikan antar stasiun dilakukan dengan membidik titik stasiun yang akan ditempati sebagai tempat pembidikan selanjutnya. Pada bidikan ini akan diperoleh batas atas, batas tengah, batas bawah, sudut horizontal dan sudut vertikal. 
     Pada bidikan di dalam dan diluar poligon, pembidikan dilakukan pada sembarang arah. Pembidikan ini bertujuan untuk memperkuat data hasil bidikan antar stasiun. Selain itu pembidikan ini juga dapat digunakan untuk memprjelas kontur pada suatu wilayah. Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui yaitu apabila hasil penembakan antar titik yang sama ditemui perbedaan hasil maka perlu dilakukan pengkajian ulang terhadap data yang diolah. Hal ini berlaku bagi beda tinggi dan jarak, karena sangat tidak mungkin saling tembak antara titik yang sama tetapi diperoleh hasil yang berbeda.
     Diperoleh hasil perhitungan jarak pada titik I-II sebesar 47,66 meter, pada titik II-I sebesar 47,94  meter, pada titik II-III sebesar 54,05 meter, pada titik III-II sebesar 14,45 meter, pada titik III-IV sebesar 58 meter, pada titik IV-III sebesar 58,08 meter, pada titik IV-V sebesar 53,01 meter, pada titik V-IV sebesar 53,03 meter, pada titik V-VI sebesar 19,8 meter, pada titik VI-V sebesar 47,86 meter, pada titik VI-VII sebesar 13,36 meter, pada titik VII-VI sebesar 11,04 meter, pada titik VII-VIII sebesar 20 meter, pada titik VIII-VII sebesar 20 meter dan pada titik VIII-I sebesar 47,5 meter.
     Diperoleh hasil beda tinggi pada titik I-II sebesar -0,69 meter, pada titik II-I sebesar -3,8 meter, pada titik II-III sebesar -3,58 meter, pada titik III-II sebesar 0,002 meter, pada titik III-IV sebesar 0 meter, pada titik IV-III sebesar -0,007 meter, pada titik IV-V sebesar 3,65 meter, pada titik V-IV sebesar 0,127 meter, pada titik V-VI sebesar -0,141 meter, pada titik VI-V sebesar 0 meter, pada titik VI-VII sebesar 3,25 meter, pada titik VII-VI sebesar -6 meter, pada titik VII-VIII sebesar 10,89 meter, pada titik VIII-VII sebesar 10,84 meter dan pada titik VIII-I sebesar 12,51 meter.
     Dilakukan penggambaran berdasarkan sudut dan jarak yang didapat melalui hasil pengamatan dan perhitungan. Penggambaran dilakukan dengan skala 1:100. Pada skala ini 1 cm pada peta mewakili 100 cm pada keadaan sebenarnya. Sedangkan penggambaran kontur dilakukan dengan interval 1 meter. Artinya garis kontur akan dibentuk setiap penurunan dan kenaikan ketinggian sebesar 1 meter. Dari serangkaian pemetaan telah diketahui bahwa pemetaan sederhana merupakan kegiatan pengukuran dan perhitungan menggambarkan keadaan lapangan/ kondisi bumi meliputi kontur dan bentuk wilayah ke dalam kertas ataupun data digital dengan skala dan keterangan tambahan yang ditentukan.




IX. KESIMPULAN
     Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan tentang pengguntingan antara lain sebagai berikut :
  1. Pemetaan sederhana merupakan kegiatan pengukuran dan perhitungan menggambarkan keadaan lapangan/ kondisi bumi meliputi kontur dan bentuk wilayah ke dalam kertas ataupun data digital dengan skala dan keterangan tambahan yang ditentukan.
  2. Diperoleh hasil perhitungan jarak pada titik I-II sebesar 47,66 meter, pada titik II-I sebesar 47,94  meter, pada titik II-III sebesar 54,05 meter, pada titik III-II sebesar 14,45 meter, pada titik III-IV sebesar 58 meter, pada titik IV-III sebesar 58,08 meter, pada titik IV-V sebesar 53,01 meter, pada titik V-IV sebesar 53,03 meter, pada titik V-VI sebesar 19,8 meter, pada titik VI-V sebesar 47,86 meter, pada titik VI-VII sebesar 13,36 meter, pada titik VII-VI sebesar 11,04 meter, pada titik VII-VIII sebesar 20 meter, pada titik VIII-VII sebesar 20 meter dan pada titik VIII-I sebesar 47,5 meter.
  3. Diperoleh hasil beda tinggi pada titik I-II sebesar -0,69 meter, pada titik II-I sebesar -3,8 meter, pada titik II-III sebesar -3,58 meter, pada titik III-II sebesar 0,002 meter, pada titik III-IV sebesar 0 meter, pada titik IV-III sebesar -0,007 meter, pada titik IV-V sebesar 3,65 meter, pada titik V-IV sebesar 0,127 meter, pada titik V-VI sebesar -0,141 meter, pada titik VI-V sebesar 0 meter, pada titik VI-VII sebesar 3,25 meter, pada titik VII-VI sebesar -6 meter, pada titik VII-VIII sebesar 10,89 meter, pada titik VIII-VII sebesar 10,84 meter dan pada titik VIII-I sebesar 12,51 meter.
  4. Pembuatan peta dilakukan sesuai dengan sudut dan besarnya jarak yang telah diskalakan.
  5. Sedangkan penggambaran kontur dilakukan dengan interval 1 meter. Artinya garis kontur akan dibentuk setiap penurunan dan kenaikan ketinggian sebesar 1 meter.


DAFTAR PUSTAKA
Hendra, Dwi, Ferry. 2013. Pengukuran Poligon. http://ferrydwirestuhendra. blogspot.com/2013/09/pemetaan-mapping-sedrhana_6834.html. Diakses pada 02 Februari 2019, pukul 12.47 WIB.

Nasution, Kurnia, Muhamad. 2016. Peta, Definisi, Fungsi, Komponenhttps:// kurnia-12.blogspot.com/2016/03/peta-definisi-fungsi-komponen.html. Diakses pada 01 Februari 2019, pukul 07.56 WIB.

Wananda, Yoga. 2016. Laporan Survey Dan Mapping Pemetaan. http://yoga wananda.blogspot.com/2016/04/laporan-survey-dan-mapping-pemetaan.html. Diakses pada 02 Februari 2019, pukul 13.04 WIB.