Pages

Laporan Praktikum GPS dan Teknis Pindah Petak Ukur

ACARA VI
GPS dan Teknis Pindah Petak Ukur

A. Tujuan
  1. Mahasiswa mampu mengoperasikan GPS menuju petak ukur dilapangan.
  2. Mahasiswa mampu memahami teknis dalam berpindah dari suatu petak. 

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Ruang C.306 Fakultas Kehutanan
  2. Tanggal : 21 Januari 2019

C. Alat dan Bahan 
1). Alat:
  1. Alat tulis
  2. Penggaris
  3. Kalkulator
  4. Busur derajat

2). Bahan:
  1. Peta Petak 90 BDH Playen, KPH D.I. Yogyakarta (skala 1:10.000)
  2. Kertas Kalkir
  3. Kertas milimeter blok

D. Dasar Teori
     Kegiatan utama dalam inventarisasi hutan salah satunya adalah sampling dan sensus. Sampling merupakan pengambilan dan penganalisaan secara sebagian dari seluruh total populasi dengan tujuan agar data yang didapat dapat mewakili data populasi yang ada. Sensus adalah cara pengambilan dan penganalisaan data yang dilakukan secara menyeluruh, artinya tanpa melakukan pendugaan terhadap data populasi. Dalam teknik sampling juga dibedakan atas teknik sampling dengan unit contoh berukuran sama dan teknik sampling dengan unit contoh berbeda ukuran. Teknik sampling atau teknik pengambilan contoh yang menggunakan ukuran contoh sama dibedakan atas Simple Random Sampling (SRS), Systematic Sampling, dan Stratified Sampling. Simple random sampling dan Systematic sampling umumnya dipakai pada hutan yang homogen, seperti hutan tanaman. Pada hutan heterogen, biasanya menggunakan metode stratified sampling. Teknik ini menggunakan ukuran contoh yang sama, misalkan semua plot contohnya seluas 0,1 hektar.


     Seringkali dalam melakukan teknik sampling inventarisasi hutan terhambat oleh faktor-faktor geografis sehingga tidak memungkinkan pengambilan contoh dengan ukuran sama. Oleh sebab itu, dibuat teknik sampling dengan unit contoh berbeda ukuran. Teknik ini terdiri atas metode Tree Sampling dan Line Sampling (LS). Tree sampling atau sering disebut juga n-tree distance sampling biasanya digunakan untuk hutan homogen. Pengambilan contoh pada teknik ini didasarkan atas karakteristik dari sejumlah pohon (n-tree), misal 3-tree, 10-tree, dan sebagainya. Prinsip teknik ini adalah mengukur jumlah pohon yang sama pada tiap plot contoh. Teknik tree sampling  ini termasuk dalam kategori “distance sampling” karena pada pohon ke-n yang merupakan pohon terjauh dilakukan pengukuran panjang dari titik plot contoh. Keuntungan dari teknik ini adalah lebih sederhana dan cepat dalam kegiatan sampling di lapangan, sedangkan kelemahan teknik ini adalah bersifat bias untuk tegakan yang bergerombol. Line sampling adalah teknik sampling dengan unit contoh berbentuk jalur (line/ strip/ transect). Jalur yang dibuat biasanya memotong garis kontur agar lebih mudah melihat karakteristik vegetasi berdasarkan ketinggian. Metode ini juga biasa digunakan di hutan alam. Jenis line sampling yang biasa digunakan adalah systematic line sampling with random start. Keuntungan dari metode sampling ini adalah tidak memakan waktu banyak dan memiliki lebih sedikit border line tree. Kekurangan dari metode ini adalah kesalahan mudah terjadi karena ketidaksamaan lebar jalur dan jumlah unit contoh lebih sedikit sehingga derajat bebasnya pun kecil yang berakibat pada tingkat Sampling Error yang tinggi.

 
E. Cara Kerja
1. Menyediakan peta suatu area yang akan diinventarisasi.

2. Memindahkan peta petak / anak petak yang akan diinventarisasi ke kertas kalkir dengan pensil, beri keterangan arah mata angin, skala peta, nomor petak/anak petak, tahun tanam, luas anak petak, intensitas sampling, jari – jari petak ukur, kelas hutan.

3. Menghitung luas petak ukur, jumlah petak ukur dan jarak antar petak ukur.


4. Memindahkan peta kedalam kertas milimeter blok dalam bentuk sumbu absis dan ordinat.


5. Menentukan jarak (mm) sumbu absis dan ordinat dari petak ukur dari petak yang akan diinventarisasi.

6. Menghitung dan menentukan koordinat X dan Y secara random untuk menghasilkan petak ukur pertama inventarisasi.


7. Mengeplotkan petak ukur kedalam petak/anak petak secara sistematik.
  • Penentuan petak ukur dengan samplinh with random start artinya penempatan petak ukur awal dilakukan secara randomisasi kemudian petak ukur lainnya disusun secara sistematik terhadap petak ukur awal dengan jarak antar petak ukur tertentu.
  • Memasukkan hasil perhitungan titik koordinat x dan y kedalam milimeter blok.
  • Menentukan titik petak ukur lainnya pada kertas milimeter blok sesuai dengan jarak antar petak ukur hasil perhitungan.
  • Memindahkan titik-titik petak ukur dari kertas milimeter blok ke dalam peta petak/anak petak dimana seluruh titik harus berada didalam kawasan petak/anak petak

8. Menentuan titik ikat.
  • Menentukan petak ukur terdekat pal HM.
  • Membuat garis bujur sesuai arah utara.
  • Menentukan Panjang antara pal HM dengan titik petak ukur pertama pada peta petak /anak petak

9. Menentukan jarak  dan derajat dari petak ukur pertama hingga petak ukur terakhir.
a. Menentukan jarak antara pal HM dengan petak ukur maupun antar petak ukur.
  • Mengukur jarak antara pal hm dengan petak ukur maupun antar petak ukur pada peta.
  • Mengonversi jarak pada peta menjadi jarak di lapangan dengan bantuan skala peta yang telah diketahui.
b. Menentukan letak petak selanjutnya menggunakan GPS
  • Mencatat koordinat X dan Y petak ukur yang sedang di inventarisasi.
  • Menambahkan jarak antara petak ukur yang telah dihitung kedalam koordinat setiap petak yang akan dituju sesuai dengan arah mata angin dari lokasi titik petak ukur pada petak /anak petak. 

F. Hasil Pengamatan
1. Menentukan titik awal dan membuat garis bujur. 
Gambar 6.1 Proses membuat titik awal dan garis bujur.

2. Menghitung koordinat antar plot.
Gambar 6.2 Proses menghitung koordinat.


G. Pembahasan
Pada praktikum acara VI kali ini yang berjudul  GPS dan teknis pindah petak ukur ini membahas tentang teknik pemindahan dan cara menghitung perpindahan dari Pu satu ke Pu lainya hal ini dengan melihat arah petak dari etak sebelum nya dilakukan dengan cara menghitung koordinat yang sudah diberi , adap un koordinat awal yang diberi yaitu x:0436536 y:9142032 lalu dari titik awal ini posisi selanjutnya yaitu ke arah utara untuk menuju utara memiliki rumus koordinat x tetap dan koordinat y nya ditambah 200 dan koordinat titik kedua yaitu x:0436536 y:9142232 lalu untuk menuju titik kedua itu kearah timur dengan rumus koordinat x ditambah 200 dan y tetap dan hasilnya x:0436736 y:9142232 plot ketiga mengarah timur juga jadi rumusnya hampir sama x ditambah 200 x:0436936 y:9142232 setelah itu plot selanjutnya mengarah utara yang dimana rumusnya sama seperti yang awal y ditambah 200 x:0436936 y:9142432 sama juga pu selanjutnya mengarah uata maka y ditambah 200 x:0436936 y:9142632 lalu untuk menuju pu 7 ini karena posisi nya miringmengguna kan rumus phitagoras dengan menentukan garis tegak dan miring nya.


H. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini dan hasil pengamatan yang ada pada acara VI maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Setiap perpindahan plot rata-rata koordinat ditambah 200 karena jarak antar plot 200 m.
  2. Teknis perpindahan dengan GPS ini memudahkan kerja saat dilapangan.
  3. GPS (Global Positioning System) adalah alat navigasi yang mempermudah teknis pekerjaan inventarisasi.






DAFTAR PUSTAKA
Ayhu,aldhi.2015. “Laporan lengkap praktikum inventarisasi sudah 2015”. Dalam https://aldhiayhu.blogspot.com/2015/05/laporan-lengkap-inventarisasi-sdh-2015.html. Diakses pada tanggal 16 Januari 2019 pada pukul 21.05 WIB.

Ardiansyah.Tomi. “Inventarisasi Hutan: Teknik Sampling dengan Unit Contoh Berbeda Ukuran” Dalam  https://foresteract.com/inventarisasi-hutan-teknik-sampling-unit-contoh-berbeda-ukuran/ l. Diakses pada tanggal 16 Januari 2019 pada pukul 22.35 WIB.

Wahyudiono, Sugeng.2019.”Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan”. INSTIPER Yogyakarta.