Pages

Laporan Praktikum Inventarisasi Hutan (Pengolahan Data Lapangan)

ACARA VIII
Pengolahan Data Lapangan
 
A. Tujuan
  1. Mahasiswa mampu mengolah data Tally sheet ke PK 1 ½.
  2. Mahasiswa mampu menentukan kelas hutan dari petak tersebut berdasarkan hasil olah data. 

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Ruang C.301 Fakultas Kehutanan 
  2. Tanggal : 25 Februari 2019

C. Alat dan Bahan
1) Alat
  1. Alat tulis
  2. Kalkulator 
2) Bahan
  1. Table Tegakan jati WVW
  2. Data Tally sheet
  3. Blangko PK 1 ½ 

D. Dasar Teori
     Inventarisasi hutan adalah suatu kegiatan pengumpulan dan penyusunan data ataupun fakta mengenai sumber daya hutan untuk rencana pengelolaannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategi jangka panjang, jangka menengah, dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan. Ruang lingkup inventarisasi hutan meliputi survei mengenai status dan keadaan fisik hutan, flora dan fauna, sumberdaya manusia serta kondisi sosial masyarakat di dalam, dan sekitar hutan (Wirakusumah, 2003). 
    Kegiatan utama dalam inventarisasi hutan salah satunya adalah sampling dan sensus. Sampling merupakan pengambilan dan penganalisaan secara sebagian dari seluruh total populasi dengan tujuan agar data yang didapat dapat mewakili data populasi yang ada. Sensus adalah cara pengambilan dan penganalisaan data yang dilakukan secara menyeluruh, artinya tanpa melakukan pendugaan terhadap data populasi. Dalam teknik sampling juga dibedakan atas teknik sampling dengan unit contoh berukuran sama dan teknik sampling dengan unit contoh berbeda ukuran. 
     Inventarisasi hutan wajib dilaksanakan karena hasilnya digunakan sebagai bahan perencanan pengelolaan hutan agar diperoleh kelestarian hasil. Hirarki inventarisasi hutan adalah Inventarisasi hutan tingkat Nasional, Inventarisasi hutan tingkat Wilayah, Inventarisasi hutan tingkat Daerah Aliran Sungai, Inventarisasi hutan tingkat Unit Pengelolaan Tujuan inventarisasi hutan adalah untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi informasi yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijaksanaan strategis jangka panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan. 


     Metode yang digunakan dalam inventarisasi hutan adalah Inventarisasi Hutan Nasional dengan systematic sampling 20 km x 20 km, dan bisa dirapatkan menjadi 10 km x 10 km dan 5 km x 5 km. Inventarisasi Hutan menggunakan metode Systematic Strip Sampling with Random Start, dengan intensitas sampling Inventarisasi dalam rangka pencadangan IUPHHK menggunakan metode intensitas sampling 0,3% (apabila belum tersedia hasil penafsiran citra landsat) dan 0,1% (apabila telah tersedia hasil penafsiran citra landsat) Inventarisasi dengan stratifikasi berdasarkan foto udara yang berkualitas baik 0,05 %. Inventarisasi dengan stratifikasi berdasarkan citra satelit TM/SPOT berkualitas baik (penutupan awan < 10 %) : 0,1 %. Inventarisasi dengan stratifikasi citra satelit kualitas kurang baik (penutupan awan > 10 %) : 0,3 % Inventarisasi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) terdiri dari RKUPHH sampling dengan intensitas 1 %, RKLUPHH sampling dengan intensitas 5 %, RKTUPHH sensus 100 %. Inventarisasi hutan tanaman kelas umur I – II : 0,5 %, kelas umur III – IV : 1 %, kelas umur V : 2,5 %, masak tebang miskin riap : 2,5 %.

E. Cara Kerja 
1. Menghitung bidang dasar masing-masing pohon, cari jumlah bidang dasar per PU dan peninggi rata-rata per PU. 

2. Memasukkan jumlah bidang dasar per PU, rata-rata peninggi per PU ke dale PK 1 ½. 


3. Mengisi kolom yang kosong pada table. 

4. Mengisi baris jumlah dan rata-rata mulai dari kolom 4 hingga 23.


 
F. Pembahasan
     Pada praktikum Acara VIII yang berjudul Pengolahan Data Lapangan kali ini  praktikan melakukan kegiatan penolahan data lapangan dari hasil pengukuran hutan tanaman pada BDH Playen, KPH D.I. Yogyakarta. Pada praktikum kali ini praktikum melakukan penghitungan dan pengolahan data hasil pengukuran pohon di KPH D.I Yogyakarta. Bahan yang digunakan yaitu Tegakan jati WVW, Data Tally sheet dan Blangko PK 1 ½ .
     Kelas Umur (KU)  Semua hutan tanaman jati yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu dipisah-pisahkan kedalam 12 kelas umur dengan interval 10 tahunan, sehingga hutan yang pada awal jangka berumur 1 sampai 10 tahun, masuk kelas umur ke I, hutan yang berumur 11 sampai 20 tahun masuk dalam kelas umur ke II, dst. Suatu tegakan hutan yang masuk dalam kelas hutan ini mempunyai kepadatan bidang dasar minimal 0,6. Kelas umur hutan jati ini masuk ke dalam kelas umur I antara umur 11-20 karena hutan tersebut berumur 16 tahun. Untuk kelas hutan di wilayah ini yaitu masuk kedalam hutan produksi yang memproduksi kayu jati. 
     Perpetak Ukur, total pohon yang diukur yaitu 132 dengan rata-rata 16,5 pohon,  dengan jumlah d2 yaitu 1819,37 dengan rata-rata 227,42, jumlah peninggi 108,15 dengan rata-rata 13,52 dengan total KW yaitu 6,4 rata-ratanya 0,8 dengan jumlah Lbds yaitu 2,4 dengan rata-rata 0,3. Rata-rata per Ha, n jumlahnya 6600 dengan rata-rata 825, dengan d2 yaitu 1819,37 dengan rata-rata yaitu 227,42, dengan jumlah peninggi yaitu 108,15 dan rata-rata 13,52, dengan jumlah  Lbds 20 dengan rata-rata yaitu 15. Tabel normal per Ha dengan N jumlahnya yaitu 10140,2 dengan rata-rata 1267,5 lalu d2  yaitu 936,07 dengan rata-rata 117, 01 dengan jumlah Lbds 88,47 dengan rata-rata 11,06 dengan Kw 6,4 dan rata-ratamya 0,8. Table dk dengan jumlah n yaitu 5,45 dengan rata-rata 0,68 lalu d2 jumlahnya yaitu 16,04 dengan rata-rata 2,00 dengan jumlah Lbds 10,05 dan rata-rata 1,26 dengan tegakan jumlahnya yaitu 8,68 dan rata-ratanya adalah 1,08 dengan kbd jumlah yaitu 10,84 dan rata-rata 1,36.  

 
G. Kesimpulan
     Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan pada Acara VIII yang berjudul Pengolahan Data Lapangan dapat disimpulkan bahwa :
  1. Kelas umur hutan jati ini masuk ke dalam kelas umur I antara umur 11-20 karena hutan tersebut berumur 16 tahun. Untuk kelas hutan di wilayah ini yaitu masuk kedalam hutan produksi yang memproduksi kayu jati. 
  2. Total pohon yang diukur yaitu 132 dengan rata-rata 16,5 pohon,  dengan jumlah d2 yaitu 1819,37 dengan rata-rata 227,42, jumlah peninggi 108,15 dengan rata-rata 13,52 dengan total KW yaitu 6,4 rata-ratanya 0,8 dengan jumlah Lbds yaitu 2,4 dengan rata-rata 0,3. Rata-rata per Ha, n jumlahnya 6600 dengan rata-rata 825, dengan d2 yaitu 1819,37 dengan rata-rata yaitu 227,42, dengan jumlah peninggi yaitu 108,15 dan rata-rata 13,52, dengan jumlah  Lbds 20 dengan rata-rata yaitu 15. Tabel normal per Ha dengan N jumlahnya yaitu 10140,2 dengan rata-rata 1267,5 lalu d2  yaitu 936,07 dengan rata-rata 117, 01 dengan jumlah Lbds 88,47 dengan rata-rata 11,06 dengan Kw 6,4 dan rata-ratamya 0,8. Table dk dengan jumlah n yaitu 5,45 dengan rata-rata 0,68 lalu d2 jumlahnya yaitu 16,04 dengan rata-rata 2,00 dengan jumlah Lbds 10,05 dan rata-rata 1,26 dengan tegakan jumlahnya yaitu 8,68 dan rata-ratanya adalah 1,08 dengan kbd jumlah yaitu 10,84 dan rata-rata 1,36.  







DAFTAR PUSTAKA
Nurfadli, Achmad. 2009. “Teknik Sampling”. Dalam https://mistercela21.wordpress.com/. Diakses pada 04 Maret 2019, pukul 22.30 WIB.

Saputra, Aldi. 2015. “Laporan Lengkap Praktikum Inventarisasi Kehutanan”. Dalam https://www.academia.edu. Diakses pada 04 Maret 2019, pukul 22.50 WIB.

Wahyudiono, Sugeng. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan. Institut Pertanian Stiper. Yogyakarta.