ACARA V
Pembuatan Kompos
A. TUJUAN
Mampu membuat kompos dengan bahan dasar kotoran kandang.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Kompos merupakan pupuk alami (organik) yang dapat dibuat dari bahan-bahan hijau dan bahan organik lainnya yang ditambahkan dengan sengaja sehingga proses pembusukan akan lebih cepat. Hasil dekomposisi atau fermentasi bahan-bahan organik seperti sisa hewan, tanaman, dan limbah organik lainnya dapat menghasilkan kompos yang dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur tanah, memperbaiki kehidupan mikroorganisme dalam tanah, menambah daya ikat air terhadap tanah, dan memperbaiki sifat-sifat tanah lainnya. Pupuk kompos mengandung unsur-unsur hara mineral yang baik untuk tanaman serta meningkatkan bahan organik dalam tanah. Pembuatan pupuk ini pun dapat dibuat sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang mudah didapatkan dengan harga pembuatan yang relatif murah. Pemanfaatan limbah-limbah pertanian atau sampah organik untuk bahan baku pembuatan pupuk ini sangat menguntungkan dengan tidak adanya modal yang besar untuk pembuatannya.
Pengomposan merupakan proses perombakan (dekomposisi) dan stabilisasi bahan organik oleh mikroorganisme dalam keadaan lingkungan terkendali (terkontrol) dengan hasil akhir berupa humus atau kompos. Proses pengomposan melibatkan sejumlah organisme tanah termasuk bakteri, jamur, protozoa, aktinomycetes, cacing tanah, dan serangga (Simamora dan Salundik, 2006). Menurut Indriani (2008) pengomposan merupakan peruraian dan pemantapan bahan-bahan organik secara biologi dalam temperatur termofilik (temperatur yang tinggi) dengan hasil akhir bahan yang cukup bagus untuk digunakan ke tanah tanpa merugikan lingkungan.
C. ALAT DAN BAHAN
a) Alat
- Cangkul
- Gembor
- Ember
- Karung
- Ayakan
- Termometer suhu
- Stik ph
- Botol aqua gelas
- Alat tulis
b) Bahan :
- Kotoran kandang sapi
- Arang sekam
- Daun- daunan layu
- Dedak
- Dolomite
- Urea
- Decomposer(EM4, stardek, biang kompos,)
- Air
D. CARA KERJA
a) Pembuatan Kompos Aerob dan Anaerob
1. Menyiapkan lahan 1 meter persegi untuk tempat pengomposan untuk Aerob sedangkan Anaerob di dalam tong.
2. Membuat gundukan bahan kompos setinggi 60 cm yang terdiri dari 6 lapisan. Masing-masing lapisan setebal 10 cm, berselang – seling antara kotoran kandang dan bahan pengkaya unsur.
3.Tambahkan air secukupnya sehingga kadar lengas tumpukan mencapai sekitar 50%
4. Setelah selesai dicampr dan di buat gunduaan pembuatan kompos Aerob di tutup menggunakan karung
5. Melakukan pengamatan setiap minggu, selama 6 minggu parameter yang di amati adalah suhu, tekstur, warna, aroma dan pH.
6. Kompos akan matang sekitar 4-6 minggu. Kompos diayak dengan ayakan. Bahan yang tidak lolos mata saringan dikomposkan kembali.
E. HASIL PENGAMATAN
Untuk mengetahui hasil dari kompos yang telah kira buat dan telah kita amati, kita dapat melakukan pengamatan ini dengan cara di antaranya yaitu :
1. Kompos Aerob
Baca juga : Laporan Praktikum Pelaksanaan dan Pengisian Rintisan Inventarisasi Hutan Alam, Lengkap dengan gambarnya !!!
Deskripsi Hasil Kompos Aerob
- Tekstur : agak lembek
- Warna : Coklat tua
- Aroma : Agak Bau
- Suhu : 28OC
- PH : 5
2. Kompos AnAerob
Tabel pengamatan kompos AnAerob
Deskripsi Hasil Kompos AnAerob
- Tekstur : Gembur
- Warna : Cokelat
- Aroma : Bau
- Suhu : 27OC
- PH : 7
3. Bioreaktor Kompos
Deskripsi Hasil Bioreaktor Kompos
- Belatung : Ada banyak
- Warna : Coklat tua
- Aroma : Bau
- Kekerasan bahan : lembek
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2014. “Pengertian Kompos, dan Jenis Kompos”. Dalam https://foresteract.com/kompos/. Diakses pada 18 September 2019, pukul 20.50 WIB.
Anonim 2. 2015. “Kompos dan Pengomposan”. Dalam http://belajar-di-rumah.blogspot.com/2012/10/kompos-dan-pengomposan.html. Diakses pada 18 September 2019, pukul 22.10 WIB.
Anonim 3. 2019. Panduan Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Tanah. Institut Pertanian STIPER Yogyakarta.