Pages

Laporan Praktikum Evapotranspirasi Langsung (Aktual)

I. ACARA III         : Evapotranspirasi Langsung (Aktual)
II. HARI, TANGGAL : Rabu, 24 Oktober 2018
III. TUJUAN         : 
  1. Mengetahui pengukuran  evapotranspirasi secara langsung.
  2. Mengetahui pengaruh evapotranspirasi terhadap kadar lengas tanah.

IV. DASAR TEORI
     Evapotranspirasi adalah gabungan evaporasi dan transpirasi tumbuhan yang hidup di permukaan bumi. Air yang diuapkan oleh tanaman dilepas ke atmosfer. Evaporasi merupakan pergerakan air ke udara dari berbagai sumber seperti tanah, atap, dan badan air. Transpirasi merupakan pergerakan air di dalam tumbuhan yang hilang melalui stomata akibat diuapkan oleh daun. Evapotranspirasi adalah bagian terpenting dalam siklus air. Evapotranspirasi dapat menggambarkan jumlah air yang hilang dari badan air karena adanya vegetasi. Jenis vegetasi mempengaruhi jumlah evapotranspirasi secara signifikan. Karena air ditranspirasikan melalui daun yang mengalir dari akar, tumbuhan yang akarnya menancap dalam ke bawah tanah mentranspirasikan air lebih banyak. Tanaman semak umumnya mentranspirasikan air lebih sedikit dari tanaman berkayu karena semak tidak memiliki akar yang sedalam tanaman kayu, dan daun yang posisinya setinggi tanaman kayu. Tanaman konifer meski memiliki daun yang tidak lebar, dapat memiliki nilai transpirasi yang lebih tinggi dari tanaman berdaun lebar, terutama di periode dormansi dan awal musim semi (Anonim, 2018).
     Evapotranspirasi adalah keseluruhan jumlah air yang berasal dari permukaan tanah, air, dan vegetasi yang diuapkan kembali ke atmosfer oleh adanya pengaruh faktor–faktor iklim dan fisiologi vegetasi. Dengan kata lain, besarnya evapotranspirasi adalah jumlah antara evaporasi (penguapan air berasal dari permukaan tanah), intersepsi (penguapan kembali air hujan dari permukaan tajuk vegetasi), dan transpirasi (penguapan air tanah ke atmosfer melalui vegetasi). Beda antara intersepsi dan tranapirasi adalah pada proses intersepsi air yang diuapkan kembali ke atmosfer tersebut adalah air hujan yang tertampung sementara pada permukaan tajuk dan bagian lain dari suatu vegetasi, sedangkan transpirasi adalah penguapan air yang berasal dari dalam tanah melalui tajuk vegetasi sebagai hasil proses fisiologi vegetasi (Pepra, 2012).
     Jika dalam evapotranspirasi potensial air yang tersedia dari yang diperlukan oleh tanaman selama proses transpirasi berlebihan, maka dalam evapotranspirasi aktual ini jumlah air tidak berlebihan atau terbatas. Jadi evapotranspirasi aktual adalah evapotranspirasi yang terjadi pada kondisi air yang tersedia terbatas. Evapotranspirasi aktual dipengaruhi oleh proporsi permukaan luar yang tidak tertutupi tumbuhan hijau (exposed surface) pada musim kemarau. Besarnya exposed surface (m) untuk tiap daerah berbeda-beda. Jadi evapotranspirasi aktual adalah evapotranspirasi potensial yang memperhitungkan faktor exposed surface dan jumlah hari hujan dalam bulan yang bersangkutan. Sehingga evapotranspirasi aktual adalah evapotranspirasi yang sebenarnya terjadi atau actual evapotranspiration (Freddie, 2013).




V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
  1. Pot bunga` : 3 buah
  2. Timbangan : 1 unit
  3. Alat tulis         : 1 unit

B. Bahan
  1. Tanah debuan : secukupnya
  2. Air         : secukupnya
  3. Bunga : 1 buah


VI. CARA KERJA
A. Teoritis
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
  2. Menimbang tiap-tiap pot kosong dan dibuat tabel.
  3. Mencatat hasil penimbangan tiap-tiap pot.
  4. Memberikan perlakuan yang berbeda pada tiap-tiap pot.
  5. Memberikan perlakuan pada pot 1 dengan menutup lubang pada bagian bawah.
  6. Memberikan perlakuan pada pot 2 dengan memberika tanaman pada pot tersebut.
  7. Membiarkan pot 3 dengan perlakuan berlubang pada bagian bawah tanpa tanaman.
  8. Mengisi tiap-tiap pot dengan tanah debu.
  9. Menimbang tiap-tiap pot beserta tanah debu kering, kemudian dicatat hasil penimbangannya.
  10. Mengisi pot dengan air hingga jenuh, kemudian menimbang pot tersebut dan catat hasilnya.
  11. Menghitung besarnya evapotranspirasi tanaman selama 4 hari dipanaskan dibawah sinar matahari.
  12. Mencatat perubahan berat pot setiap harinya.



B. Skematis
  1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan meniimbang tiap-tiap pot kosong serta dibuat tabel mencatat hasil penimbangan tiap-tiap pot. 

  2. Diberikan perlakuan pada pot 1 dengan menutup lubang pada bagian bawah. 

  3. Diberikan perlakuan pada pot 2 dengan memberika tanaman pada pot tersebut. 

  4. Dibiarkan pot 3 dengan perlakuan berlubang pada bagian bawah tanpa tanaman. 

  5. Ditimbang tiap-tiap pot beserta tanah debu kering, kemudian dicatat hasil penimbangannya. 

  6. Diisi pot dengan air hingga jenuh, kemudian menimbang pot tersebut dan catat hasilnya. 

  7. Dihitung besarnya evapotranspirasi tanaman selama 4 hari dipanaskan dibawah sinar matahari Mencatat perubahan berat pot setiap harinya. 



VII. HASIL PENGAMATAN 
A. Hasil pengamatan dan perhitungan
1. Hasil penimbangan

2. Hasil pengamatan
Tabel hasil pengamatan evapotranspirasi
Keterangan :
Pot 1 : Evaporasi
Pot 2 : Perkolasi + Transpirasi (tanaman)
Pot 3 : Perkolasi + Evaporasi
3. Hasil perhitungan 
Keterangan :
a : Berat pot kosong
b : Berat pot + tanah basah/jenuh
c : Berat pot + tanah basah (setelah evapotranspirasi)
Kadar lengas =  (b-c)/(c-a) x 100%




B. Grafik hasil pengamatan
1. Kadar lengas pot 1


2. Kadar lengas pot 2


3. Kadar lengas pot 3



 
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. “Evapotranspirasi“. https://id.wikipedia.org/wiki/Evapotranspirasi. html. Diakses pada 31 Oktober 2018, pukul 01.29 WIB.

Dewa, Pepra. 2012. “Evapotranspirasi“. http://pepradewa.blogspot.com/2012/03/ evapotranspirasi.html. Diakses pada 31 Oktober 2018, pukul  01.35 WIB.

Freddie, 2013. “Waterbending Evapotranspiration”. https://syalaladumdum.word press.com/2013/02/27/waterbending-evapotranspiration/html. Diakses pada 31 Oktober  2018, pukul 01.44 WIB.