Pages

Laporan Praktikum Penanaman dan Pemeliharaan (Pendangiran)

ACARA III
PENDANGIRAN
 
A. Tujuan
  1. Mahasiswa dapat mengetahui macam - macam teknik pendangiran. 
  2. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan macam – macam teknik pendangiran.
  3. Mahasiswa dapat mengetahui efektivitas teknik pendangiran.

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Laboratorium Penanaman Fakultas Kehutanan
  2. Tanggal : 13 Februari 2018

C. Alat dan Bahan
a) Alat 
  1. Alat tulis
  2. Cangkul
  3. Stopwatch

b) Bahan 
  1. Bibit tanaman meranti ( Shorea sp.)


D. Dasar Teori
     Keberhasilan dari penanaman pohon terletak dari pemeliharaan setelah penanaman. Penanaman tanpa diikuti pemeliharaan niscaya tidak akan berhasil. Permasalahan utama yang timbul setelah penanaman antara kematian awal setelah penanaman dan pertumbuhan yang tidak normal. Selain itu, keberhasilan penanaman juga dipengaruhi adanya faktor biotik dan abiotik dari lingkungan tersebut. Pemeliharaan tanaman juga sangat penting dalam  pengelolaan taman guna menentukan keberhasilan proyek pembangunan lansekap. Aspek pemeliharaan tersebut meliputi pembersihan areal taman dan tanaman, penyiangan gulma, teknik penggemburan tanah dan aerasi tanah, serta teknik penyiraman. Teknik pemupukan tanaman, pamangkasan dan pengendalian hama penyakit. Untuk mendapatkan suatu tegakan yang mempunyai peran yang sangat besar maka setiap pohon memerlukan pemeliharaan. Beberapa kegiatan pemeliharan tanaman antara lain: penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan, pemangkasan cabang, penjarangan tanaman, dan pengendalian hama penyakit.




     Pendangiran adalah kegiatan penggemburan tanah disekitar tanaman pokok yang bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik tanah (aerasi tanah) (Daniel et al 1987). Sedangkan menurut Sumardi dan Widyastuti (2004) pendangir merupakan suatu bentuk kegiatan yang membutuhkan semacam alat yang akan mengaduk permukaan tanah sampai kedalaman yang sedikit saja dengan cara sedemikian rupa, hingga gulma yang masih kecil bisa dimusnahkan dan pertumbuhan  budidaya  dapat ditingkatkan. Pendangiran untuk mengendalikan gulma dengan pengadukan tanah dapat dimulai pada lahan siap tanam sebelum penanaman. Setelah penanaman tanah dapat didangir, yang untuk sementara tanaman dilakukan sebelum tanaman – tanaman muncul diatas permukaan tanah. Pendangiran biasanya dimulai segera setelah munculnya semaian tanaman diatas tanah, mengingat bahwa gulma juga muncul pada saat yang bersamaan


E. Cara Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
  2. Melakukan kegiatan pendangiran menggunakan teknik piringan pada petak satu dan teknik jalur pada petak dua pada tanaman yang telah ditanam menggunakan cangkul.
  3. Menghitung waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pendangiran pada masing-masing teknik yang digunakan.
  4. Mendokumentasi hasil pendangiran yang teelah dilakukan pada masing – masing petak.



F. Hasil Pengamatan
1. Layout Pengamatan 


2. Tabel Pengamatan 





3. Dokumentasi metode pendangiran.

Gambar 1. Metode piringan pada petak 1




Gambar 2. Metode jalur pada petak 2




DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Marshita. 2015. Pendangiran. Dalam http://marsithadewi.blogspot.co.id/ 2015/09/pendangiran.html Diakses pada 18 Februari 2019, pukul 18.56 WIB. 
 
Sobah, Nurus. 2016. Laporan Praktikum Manajemen Pastura Acara Penanaman dan Pemupukan. Dalam http://nurussobah.web.ugm.ac.id/2016/05/25/laporan-praktikum-manajemen-pastura-acara-penanaman-dan-pemupukan/. Diakses pada  18 Februari 2019, pukul 19.36 WIB. 

Laporan Praktikum Pembuatan Ukuran Lubang Tanam

ACARA II
PEMBUATAN UKURAN LUBANG TANAM 

A. Tujuan
  1. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing ukuran lubang tanam.

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Laboratorium Penanaman Fakultas Kehutanan 
  2. Tanggal : 24 Januari 2018

C. Alat dan Bahan
a) Alat
  1. Cangkul
  2. Gunting stek

b) Bahan 
  1. Bibit tanaman meranti (Shorea sp.)


D. Dasar Teori
     Lubang tanam merupakan salah satu syarat yang perlu dilakukan dalam usaha penanaman atau budidaya tanaman perkebunan yang baik. Hal sama-sama bias dimengerti sebab tanaman tahunan biasanya memiliki perakaran yang sukup dalam dan cukup luas. Pembuatan lubang tanam dapat dipandang salah satu bentuk pengelolaan tanah dalam skala kecil. Lubang tanam sebaiknya dibuat 2-6 bulan sebelum saat tanam tiba. Selama menunggu saat tanam, tanah galian akan mengalami sifat-sifat fisik dan kimia tanah, sebagai hasil adanya pengaruh iklim. Dalam pembuatan lobang tanam hendaknya mempunyai ukuran yang optimal yang disesuaikan dengan sifat tanah dan jenis bibrt yang akan diatanam. Pada lahan yang gtembur dan subur ukuran lobang tanam digunakan 60 x 60 x 60 cm, sedangkan lahan yang berat dan atau lahan kurang subur lubang tanam dapat digunakan 80 x 80 x 100 cm atau 100 x 100 x 100 cm. 
     Lubang tanam dibuat sedemikian rupa sehingga latak ajir tepat di tengah –tengah lubang tanam. Sewaktu menggali lubang ada yang berpendapat bahwa tanah galian bagian bawah dan bagian atas dipisahkan dan ada juga yang berpendapat tanah galian tersebut tidak perlu dipisahkan. Lubang tanam selain memberikan manfaat tumbuh, berkembangnya perakaran tanaman pokok, juga mempermudahkan perawatan tanaman serta menjaga konservasi lahan, karena pembuatan lubang tanam biasanya disesuiakan dengan kontur lahan dan jarak tanam.




E. Cara Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
  2. Membuat petak ukur dengan ukuran 3 × 2 m.
  3. Membuat lubang tanam dengan bentuk  V, dengan ukuran lubang tanam 30 × 30 × 30 cm dan 50 × 50 × 50 cm masing-masing sebanyak 3 buah lubang tanam.
  4. Mendokumentasi masing-masing lubang tanam dengan ukuran yang telah dibuat.
  5. Menanam bibit meranti kedalam masing-masing lubang tanam.
  6. Mengukur tinggi dan menghitung jumlah daun masing-masing bibit yang ditanam, cantumkan hasil pengukuran dalam tabel yang telah dibuat.
  7. Memotong ½ bagian daun untuk mencegah penguapan berlebih pada tanaman akibat pemindahan dari polybag ke lubang tanam.
  8. Melakukan pengamatan  selama 15 hari,dengan melakukan pengukuran tinggi serta menghitung jumlah daun dalam selang 3 hari berturut – turut yaitu pada hari ke 3,6,9,12,dan 15.
  9. Mendokumentasi hasil pengamatan.



F. Hasil Pengamatan
1. Layout Petak Ukur 


2. Tabel Pengamatan 



3. Dokumentasi ukuran lubang tanam dan pengamatan pertumbuhan bibit meranti.
Gambar 1.1 Lubang tanam  bentuk V ukuran 30 × 30 × 30 cm
         
                 
Gambar 1.2 Lubang tanam bentuk V ukuran 50 × 50 × 50 cm



Gambar 1.3 Pengamatan hari ke- 9

Gambar 1.4 Pengamatan hari ke- 12



Gambar 1.5 Pengamatan hari ke- 15





DAFTAR PUSTAKA
Aldi, Arpi. 2012. Laporan Pembuatan Lubang Tanam Dan Persiapan Tanam. Dalam http://pagemenu.blogspot.co.id/2012/07/laporan-praktikum-produksi-tanaman.html. Diakses pada 16 Februari 2018, pukul 21.36 WIB.
  
Ardiansyah, Robey Ari. 2011. Laporan Praktikum Produksi Tanaman Industri Pembuatan Lubang Tanam dan Persiapan Tanam. Dalam. http://laporanpraktikumpertanian.blogspot.co.id/2011/11/laporanpraktikum-produksi-tanaman_4208.html. Diakses pada  17 Februari 2018, pukul 21.52 WIB.
 
Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Puslitbang Perkebunan. 2017. Persiapan dan Kesesuain Lahan Tanaman Kopi - Lubang Tanam. Dalam http://balittri.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-teknologi/474-persiapan-dan-kesesuai-lahan-tanaman-kopi?start=5. Diakses pada 17 Februari 2018, pukul 23.01 WIB.