Pages

Laporan Praktikum Propagasi Vegetatif (Sterilisasi Alat)

ACARA VI
STERILISASI ALAT

A. TUJUAN
  1. Mengetahui dan mempelajari cara sterilisasi alat.

B. TINJAUAN PUSTAKA
     Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri. Proses ini dilakukan dengan cara memanaskan botol pada temperature 121 derajat celcius selama 20 menit.
     Dekontaminasi adalah proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani, tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan menggunakan bakteri atau semacamnya. Tiga metode umum dalam proses dekontaminasi yaitu sterilisasi, desinfeksi dan sanitasi. Lama sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Autoklaf adalah bagian dari alat laboratorium yang digunakan untuk mensterilkan alat-alat atau benda dengan cara menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan dan antibiotic. Kelebihan dari autoklaf adalah waktu proses sterilisasi lebih cepat karena menggunakan uap panas dan tekanan, dapat digunakan untuk sterilisasi hampir semua alat, termasuk alat ukur, dan adanya tetesan uap air pada alat dan bahan yang disterilkan. Serta kekurangannya adalah sangat bergantung pada adanya kelembaban dan temperature yang ditingkatkan, uap air yang menetes dapat merusak media-media tertentu, dan terdapat tetesan uap yang mengenai alat dan bahan yang disterilkan. 




C. TEMPAT DAN TANGGAL
  1. Tempat : Laboratorium Fakultas Kehutanan 
  2. Tanggal : 6 Maret 2020

D. ALAT DAN BAHAN
a). Alat
  1. Botol
  2. Autoclaft
  3. Kapas
  4. Ent-case

b). Bahan
  1. Alkohol
  2. Aquadest
  3. Air
  4. Sabun


E. CARA KERJA
  1. Mencuci botol menggunakan sabun sampai bersih.
  2. Mensterilkan botol menggunakan aquades dan digojok serta menggunakan alkohol kemudian digojok dan dibuang.
  3. Menutup botol menggunakan kapas sampai botol tertutup sempurna.
  4. Memanaskan botol kedalam autoclaft manual dengan suhu 121 derajat celcius dan bertekanan 15-20 psi.
  5. Menarik katup autoclaft agar uap dari dalam autoclaft keluar.
  6. Memindahkan botol dari autoclaft ke dalam ruang isolasi (ent-case).



F. HASIL DAN PEMBAHASAN
     Pada kali ini praktikan melakukan praktikum dengan judul “sterilisasi alat” Sterilisasi sendiri adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri, Adapun proses sterilisasi sebagai berikut :
 
Gambar 6.1 Botol yang sudah dicuci 
     Langkah pertama yaitu mencuci botol menggunakan sabun pembersih kemudian dibilas dengan aquades dan digojok serta dibilas dengan  alcohol agar botol benar-benar bersih dan steril dari sisa-sisa kotoran dari dalam botol tersebut. Kemudian dikeringkan dan kemudian ditutup menggunakan kapas agar tidak adanya mikroorganisme yang masuk. Alcohol memiliki sifat untuk membunh microorganisme sehingga microorganisme tidak dapat hidup di alat yang di cuci dengan alcohol, setelah itu di keringkan dan ditutup kapas, kapas memiliki selulosa yang tinggi dan berkadar air rendah serta memiliki pori-pori yang kecil sehingga mikroba dari luar sulit masuk tetapi tekanan dari dalam botol saat pemanasan menggunakan autoclaf dapat keluar karena pori dari kapas tersebut.


 
 
Gambar 6.2 Penataan botol dalam autoclave untuk sterilisasi.
     Botol yang sudah dicuci dan ditutup kapas  dimasukan kedalam autoclave untuk disterilisasi dengan metode penguapan/dipanaskan dengan temperature 121 derajat celcius selama 15-20  menit hal ini dilakukan agar bakteri maupun mikroorganisme dapat mati hingga seluruh bagian permukaan alat.
 
Gambar 6.3 Menutup autoclave
     Menutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman yang terletak pada ujung-ujung bagian badan autoclave agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Kelebihan dari sterilisasi menggunakan alat autoklaf adalah waktu proses sterilisasi lebih cepat karena menggunakan uap panas dan tekanan, dapat digunakan untuk sterilisasi hampir semua alat, termasuk alat ukur, dan tekanan dan suhu yang mensterilkan sehingga mikrobanya mati.



Gambar 6.4 Menyalakan autoklaf.
     Menyalakan alat dan mengatur timer dengan waktu minimal 2 jam pada suhu 121 derajat celcius dengan tekanan 15-20 psi dengan waktu 20 menit.
 
Gambar 6.5 Mematikan autoclave dan membuka autoclave
     Setelah proses sterilisasi seesai dilakukan langkah pertama yaitu mematikan alat lalu membuka katup autoklaf saat tekanan telah mencapai 20 psi agar uap dapat keluar sehingga panas yang dihasilkan maksimal melalui katup sampai nanometer kembali ke angka nol. Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan botol dengan hati-hati. Saat membuka alat harus berhati-hati karena alat masi panas dan harus ditunggu sebentar.


   
Gambar 6.6 Pemindahan botol dari autoclave menuju ent-case atau laminar airflow
     Saat melakukan pemindahan harus dilakukan hati-hati dan juga menggunakan alat yang bersih dari mikroorganisme saat pemindahan botol dimasukan kedalam plastic lalu ditata dalam ent-case.




G. KESIMPULAN
     Berdasarkan hasil pengamatan acara 6 maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa :
  1. Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.
  2. Fungsi kapas dalam penutupan botol yaitu karena kapas memiliki selulosa yang tinggi dan berkadar air rendah serta memiliki pori-pori yang kecil sehingga mikroba dari luar sulit masuk 
  3. Alkohol memiliki sifat untuk membunuh microorganisme sehingga microorganisme tidak dapat hidup di alat yang di cuci dengan alcohol.
 






DAFTAR PUSTAKA

Dinarastikarani. 2020. Autoklaf. Dalam http://autoklaf.blogspot./2015/12/autoklaf. html. Diakses pada 28 Maret 2020, pukul 19.28 WIB.

Paembonan, Nober. 2011. Laporan Praktikum Sterilisasi Alat. Dalam http://noberan agbio.blogspot.com/2011/11/bab-i-pendahuluan_13.html. Diakses pada 28 Maret 2020 , pukul 19.30 WIB.

Laporan Praktikum Sambung Pucuk

ACARA V
SAMBUNG PUCUK

A. TUJUAN
  1. Mahasiswa mengetahui dan mempelajari cara melakukan sambungan pucuk dengan baik dan benar.
  2. Mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam sambung pucuk.
  3. Mahasiswa mengetahui pertumbuhan pucuk.

B. TEMPAT DAN TANGGAL
  1. Tempat : Arboretum dan KP2 
  2. Tanggal : 28 Februari 2020

C. TINJAUAN PUSTAKA/ DASAR TEORI
     Teknik sambung pucuk dilakukan dengan cara menggabungkan batang atas dan batang bawah. Batang bawah diharapkan menjadi batang yang tahan terhadap patogen tanah dan kokoh, sedangkan batang atas merupakan bagian yang memiliki karakter produksi yang diinginkan. Batang bawah ini biasanya menggunakan tanaman yang berasal dari biji sehingga memiliki perakaran yang kuat. Perpaduan dari bagian tanaman yang disatukan tersebut diharapkan akan menghasilkan  tanaman jenis baru dengan sifat genetis yang memiliki keunggulan, yaitu kokoh, perakaran kuat, cepat berbuah, produktif, tahan penyakit dan mutu buah baik sesuai dengan sifat genetis induknya .
     Teknik sambung pucuk dilakukan dengan membuat celah pada batang bawah dan dimasukkan batang atas (entres) yang memiliki paling tidak 3 mata tunas. Entres ini diambil dari cabang/ranting yang berasal dari tanaman lain yang memiliki keunggulan genetis. Batang bawah yang siap disambung biasanya berukuran 0,6 cm atau lebih. Syarat batang bawah dan batang atas :
1. Tanaman yang dijadikan sebagai batang bawah berasal dari pertumbuhan biji
     Tanaman bawah dipilih untuk menopang pertumbuhan batang atas. Oleh karena itu, batang bawah haruslah memiliki perakaran dan batang yang kuat. Bibit yang berasal dari pertumbuhan biji memenuhi semua kriteria itu.

2. Batang bawah harus kompatibel dengan calon batang atas
     Kecocokan antar dua sambungan batang menjadi faktor penting berhasil tidaknya teknik sambung pucuk. Ini dilakukan agar keduanya dapat mengadakan pertumbuhan dengan baik. Selama ini keberhasilan sambung pucuk terjadi pada tanaman yang memiliki kekerabatan yang dekat, misalnya mangga yang disambung dengan mangga varietas lain.




3. Batang bawah memiliki pertumbuhan yang baik sesuai dengan batang atas
     Batang bawah mempunyai akar yang menyuplai nutrisi dari tanah untuk ke semua bagian tumbuhan sehingga batang bawah haruslah memiliki pertumbuhan yang baik. Ini dimaksudkan agar batang bawah dapat tumbuh dan berkembang bersama. Selain itu, pertumbuhan yang baik berarti juga tahan penyakit dan tidak mempengaruhi sifat dari batang atas.

4. Tanaman yang dijadikan batang bawah mempunyai usia yang tepat sebagai bibit
     Memang, semua jenis tanaman mempunyai usia bibit yang berbeda-beda agar siap dijadikan sebagai batang bawah. Namun, yang perlu diperhatikan adalah batang bawah yang digunakan telah memiliki batang yang mulai berubah warna sedikit kecoklatan, dengan kata lain mulai berkayu. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat keberhasilan sambung pucuk jika menggunakan batang bawah yang berwarna kecoklatan lebih besar dibandingkan menggunakan penyambungan pada batang bawah yang masih hijau.

5. Tanaman yang dijadikan batang atas berasal dari tanaman induk yang mempunyai sifat unggul
     Inti dalam metode sambung pucuk yaitu mendapatkan tanaman yang memberikan hasil yang baik seperti warna bunga yang cantik, buah yang manis, dan lain sebagainya. Sifat-sifat seperti itu bisa didapatkan dengan menggunakan batang atas yang berasal dari tanaman induk yang mempunyai sifat unggul tersebut sebagaimana fungsinya yang mendukung fase generatif tanaman.

6. Batang atas berasal dari cabang yang tumbuh tegak dan lurus
     Memilih cabang yang tumbuh tegak dan lurus untuk batang atas agar pertumbuhan batang atas tanaman tumbuh dalam kondisi normal.




7. Batang atas sebaiknya dipilih yang tidak bercabang
     Batang atas yang bercabang dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan tunas sehingga bisa mengurangi tingkat keberhasilan sambung pucuk. Batang atas yang tidak bercabang membuat kecepatan pertumbuhan vegetatifnya semakin baik karena pertumbuhannya terfokus.

8. Batang atas harus kompatibel dengan batang bawah
     Batang atas juga harus sesuai dengan batang bawah agar bersama-sama mengadakan pertumbuhan.

9. Cabang tanaman yang dijadikan batang atas dilakukan perontakan daun (defoliasi) terlebih dahulu atau pemangkasan daun
     Beberapa jenis tanaman seperti mangga, sebelum dilakukan penyambungan sebaiknya calon batang atas didefoliasi beberapa hari terlebih dahulu. Tujuan dari perontokan ini yaitu agar dapat merangsang pertumbuhan tunas (pecah tunas) setelah disambungkan nantinya. Sedangkan beberapa jenis tanaman seperti manggis biasanya hanya dilakukan pemangkasan daun saja untuk mengurangi penguapan yang berlebihan.

10. Diameter batang atas disesuaikan dengan batang bawah
     Agar kambium antar batang bawah dan atas sesuai, maka batang atas haruslah memiliki diameter batang yang sama atau lebih kecil dengan batang bawah agar kambium yang terdapat pada kedua batang dapat saling menempel dengan baik sehingga membantu tingkat keberhasilan sambung pucuk. Ini juga memudahkan kita nantinya saat menyambungkan antar kedua batang tanaman.

11. Calon batang atas diambil dalam kondisi yang tepat (tidak muda dan tidak terlalu tua)
    Tidak disarankan menggunakan batang muda yang mempunyai daun yang baru muncul. Kondisi yang baik yaitu daun-daun pada batang berwarna hijau tua (cukup umur dan berkembang sempurna) dan batang pada cabangnya sedikit kecoklatan. Dapat dikatakan pucuk pada cabang tersebut dalam keadaan istirahat (tunas tidur) karena tidak terdapat tanda-tanda pertumbuhan tunas baru. Hal ini bisa jadi bertujuan agar calon batang atas dari cabang tersebut jika telah disambungkan dengan batang bawah lebih cepat mencapai fase generatif. Sebenarnya, pada beberapa penelitian penggunaan kuncup aktif juga dapat dilakukan  namun pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan dengan penggunaan pucuk yang mempunyai tunas tidur




C. ALAT DAN BAHAN
a) Alat
  1. Pisau
  2. Plastik
  3. Kertas
  4. Gunting Pangkas

b) Bahan
  1. Tumbuhan Asam Jawa (Tamarindus Indicus)


D. CARA KERJA
  1. Menyiapkan alat dan bahan 
  2. Memilih pucuk tanaman yang sehat dan bebas hama yang akan digunakan dalam menyambung dan membentuk V pada pangkal pucuk
  3. Memilih cabang dan memotong cabang menjadi dua bagian sebagai tumpuan pucuk tanaman yang akan di sambung.
  4. Menempelkan atau memasang pucuk tadi pada cabang yang sudah dibelah
  5. Mengikat kedua bagian tanaman dengan plastic agar tidak lepas
  6. Memotong daun agar meminimalisir pemuaian.
  7. Menutup cabang yang disambung agar terhindar dari hama.



E. HASIL DAN PEMBAHASAN
 
Gambar 5.1 Memilih pucuk dan cabang yang baik dan segar
     Sambung pucuk adalah salah satu cara pengembangbiakan tanaman yang digunakan untuk menyambung salah satu bagian tanaman ke pohon lain, sehingga tumbuh menjadi satu tanaman tunggal dengan jenis yang sama yang bertujuan memperbaiki sifat tanaman sebelumnya, pada hal ini bagian tanaman yang disambung yaitu bagian pucuk tanaman yang ditempelkan pada cabang tanaman yang memiliki kekurangan kualitas lalu langkah pertama dalam hal ini yaitu Memilih pucuk dan cabang tanaman yang sehat dan bebas hama yang akan digunakan dalam menyambung tanaman dan memiliki riwayat tanaman unggul sebelumdi pindahkan . memilih pucuk yang sehat dan memotongnya menggunakan gunting stek sepanjang 10 cm atau sepanjang plastic yang dimiliki.

 
Gambar 5.2 Pucuk yang sudah dipotong dan diruncingkan.
     Selanjutnya yaitu ujung potongan pucuk tadi diruncingkan menggunakan pisau agar bisa dimasukan kedalam cabang , lalu cabang dibelah dua sepanjang atau sama panjangnya dengan pucuk yang diruncingkan . hal ini dilakukan agar kedua bagian dapat pas menemppel dan juga organ tanaman bagian dalam tanaman dapat bertemu sehingga tanaman dapat tumbuh.



 
Gambar 5.3 Pucuk dan cabang di gabungkan higga pas.
     Selanjutnya menempelkan kedua bagian tanaman tersebut  hingga menemukan posisi yang pas jika kurang maka perlu di perbaiki potongannya atau disayat kembali agar pas sehingga proses penempelan atau sambungan dapat berjalan lancar dan dapat menempel baik.

 
Gambar 5.4 Mengikat sambungan.
     Pengikat dilakukan menggunakan plastic putih pada ujung bagian tanaman hal ini penting dilakukan agar posisi dan perkembangan sambungan dapat berjalan lancar daan bebas dari gangguan beberapa factor seperti iklim seperti angina yang bisa mengganggu maupun factor biotis seperti hewan atau tersenggol manusia, dan meminimalisir ke gagalan saat penyambungan dan pengikatan ini tidak boleh menutupi bagian sayatan.



 
Gambar 5.5 Menutup bagian tanaman yang sedang disambung.
     Dalam melakukan sambung pucuk kita memerlukan plastic untuk proses penutupan bagian sambungan, hal ini bermanfaat untuk mengurangi pemuaian dan membuat lingkungan sekitar sambungan dapat selalu lembab dan juga membuat luka yang dibuat tadi terjaga dari hama dan penyakit. Dan sebagai tanda sedang dilakukan nya sambung pucuk sehingga orang-orang tidak mengganggu tanaman tsb.



F. KESIMPULAN
     Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada acara V tentang Sambung pucuk, maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa :
  1. Sambung pucuk adalah salah satu cara pengembangbiakan tanaman yang digunakan untuk menyambung salah satu bagian tanaman ke pohon lain, sehingga tumbuh menjadi satu tanaman tunggal dengan jenis yang sama yang bertujuan memperbaiki sifat tanaman sebelumnya.
  2. Sambung pucuk memiliki manfaat untuk menghasilkan  tanaman jenis baru dengan sifat genetis yang memiliki keunggulan, yaitu kokoh, perakaran kuat, cepat berbuah, produktif, tahan penyakit dan mutu buah baik sesuai dengan sifat genetis induknya.
  3. Penutupan bagian sambungan, hal ini bermanfaat untuk mengurangi pemuaian dan membuat lingkungan sekitar sambungan dapat selalu lembab dan juga membuat luka yang dibuat tadi terjaga dari hama dan penyakit. Dan sebagai tanda sedang dilakukan nya sambung pucuk sehingga orang-orang tidak mengganggu tanaman tsb.





DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. "Perkembangbiakanvegetatif". Dalam   http.propagasi/com.html. Diakses pada 25 Maret 2020, pukul 21.30 WIB.

Januar, Edi, 2019 “sambung pucuk pada tanaman alpukat”. Dalam http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/78451/sambung-pucuk-pada-tanaman-alpukat/.html. Diakses pada 25 maret 2020, pukul 21.20 WIB.