Pages

Laporan Praktikum Pembuatan Bentuk Lubang Tanam

ACARA I
PEMBUATAN BENTUK LUBANG TANAM

A. Tujuan
  1. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam bentuk lubang tanam.
  2. Mahasiswa dapat mengetahui teknik pembuatan lubang tanam.
  3. Mahasiswa dapat mengetahui efektivitas pembuatan bentuk lubang tanam.

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Laboratorium Penanaman Fakultas Kehutanan
  2. Tanggal : 24 Januari 2018

C. Alat dan Bahan
a) Alat
  1. Cangkul
  2. Gunting stek
  3. Stopwatch 

b) Bahan
  1. Bibit tanaman meranti (Shorea sp.)


D. Dasar Teori
     Syarat dalam budidaya atau menanam suatu tanaman adalah membuat lubang tanaman(lubang tanam). Pembuatan lubang tanam ini pada umumnya dibuat setelah selesai melakukan pengajiran lahan. Lubang tanamn dibuat tergantung akan tanaman apa yang akan ditanam, tujuanya untuk mempermudah penanaman, menyediakan tempat bagi akar tanaman, menyediakan lingkungan perakanran yang baik untuk tanaman. Tanaman yang bertumbuh dengan baik, ialah tanaman yang perakarannya baik serta cukupnya kebutuhan unsur haranya.
     Pembuatan lubang tanam bertujuan untuk menyediakan lingkungan perakaran yang optimal bagi bibit tanaman, baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Tanah di lapangan sering terlalu mampat bagi perakaran bibit tanaman  untuk berkembang dengan baik setelah dipindahkan dari tanah gembur di dalam polibag. Karena itu, kondisi yang relatif sama dengan kondisi di pembibitan perlu disiapkan di lapangan dengan cara mengolah tanah secara minimal atau dengan cara membuat lubang tanam. Dengan demikian diharapkan tanaman dapat beradaptasi dengan baik pada awal pertumbuhannya di lapangan.
     Ukuran lubang tanam setiap tanaman berbeda-beda  dan harus memadai untuk mendukung adaptasi perakaran bibit dengan kondisi lapangan. Ukuran lubang tanam di tanah-tanah yang teksturnya lebih berat perlu diperbesar agar perakaran bibit memiliki waktu untuk beradaptasi lebih lama dengan lingkungan fisik perakaran. Di samping itu, lubang tanam sebaiknya tidak dibuat ketika tanah dalam keadaan sangat basah, terutama pada tanah bertekstur berat. Dalam kondisi sangat basah dinding lubang cenderung berlumpur ketika digali dan memadat ketika kering. Keadaan ini menyebabkan terbentuknya lapisan kedap yang bisa menghambat perkembangan perakaran bibit. Selain itu, rembesan air hujan berlebih keluar dari lubang tanam sehingga kondisi kelembapan tanah di dalam lubang tanam cenderung berlebihan dan sebaliknya aerasi tanah berkurang.




     Lubang tanam dibuat 6–3 bulan sebelum tanam dengan cara membiarkan tanah galian teronggok di sekitar lubang 2–3 bulan. Tindakan ini bertujuan untuk mengubah suasana reduktif tanah menjadi oksidatif dan unsur-unsur yang bersifat racun (toxic) berubah menjadi tidak meracuni (non-toxic). Paling lambat sebulan sebelum tanam tanah galian dikembalikan ke dalam lubang agar kondisi tanah berada dalam keseimbangan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Berbagai pendapat menyatakan bahwa tanah yang hasil dari pengggalian dipisahkan  (lapisan top soil) , tapi ada juga yang berpendapat bahwa tidak perlu untuk dipisahkan. Pembuatan lubang tanam dibuat sedemikian bagus agar letak ajir tepat ditengah-tengah  lubang tanam.
     Namun, perlu diperhatikan juga bahwa dalam pembuatan lubang tanam yang dilakukan secara sembarangan akan memperbesar resiko kematian bibit, karena tanaman perkebunan termasuk tanaman yang sensitive dan peka terhadap perlakuan ceroboh. Lubang tanam untuk bibit asal perkembangbiakan vegetatif (stek) memiliki ukuran yang berbeda dengan lubang tanam untuk bibit yang berasal dari perkembangbiakan secara generative. Ada tiga bentuk utama dari lubang tanaman, yaitu yang berbentuk piring, benrbentuk bulan sabit, dan yang berbentuk cincin/lingkaran. Yang berbentk piring digali dengan radius satu meter dan membentuk sudut mengarah ke tanaman, sedangkan yang berbentuk bulan sabit merupakan modifikasi dari bentuk piring. Berbeda dari kedua bentuk sebelumnya, yaitu bentuk cinciin pada umumnya dibuat lekukan dari tanaman pokok berjarak 20 – 30 cm yang berfungsi memaso air bagi tanaman pokok.




E. Cara Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
  2. Membuat petak ukur dengan ukuran 3 × 2 m.
  3. Membuat lubang tanam dengan bentuk U dan V, dengan ukuran lubang tanam 30 × 30 × 30 cm masing-masing sebanyak 3 buah lubang tanam untuk setiap macam bentuk.
  4. Menghitung lamanya waktu pembuatan masing-masing lubang tanam dan mencatat waktunya (detik/lubang tanam)  dalam tabel yang telah dibuat.
  5. Mendokumentasi bentuk dari masing-masing lubang tanam yang telah dibuat.
  6. Menanam bibit meranti kedalam masing-masing lubang tanam.
  7. Mengukur tinggi dan menghitung jumlah daun masing-masing bibit yang ditanam, cantumkan hasil pengukuran dalam tabel yang telah dibuat.
  8. Memotong ½ bagian daun untuk mencegah penguapan berlebih pada tanaman akibat pemindahan dari polybag ke lubang tanam.
  9. Melakukan pengamatan  selama 15 hari,dengan melakukan pengukuran tinggi serta menghitung jumlah daun dalam selang 3 hari berturut – turut yaitu pada hari ke 3,6,9,12,dan 15.
  10. Mendokumentasi hasil pengamatan.



F. Hasil Pengamatan
1. Layout Petak Ukur 

2. Tabel Pengamatan 




3. Dokumentasi bentuk lubang tanam dan pengamatan pertumbuhan bibit meranti.

Gambar 1.1 Lubang tanam  bentuk U





Gambar 1.2 Lubang tanam bentuk V



Gambar 1.3 Pengamatan hari ke- 15
                                

       
                      

DAFTAR PUSTAKA
Aldi, Arpi. 2012. Laporan Pembuatan Lunag Tanam Dan Persiapan Tanam. Dalam http://pagemenu.blogspot.co.id/2012/07/laporan-praktikum-produksi-tanaman.html. Diakses pada 16 Februari 2018, pukul 21.36 WIB.  

Ariela Jasmine, Bernica. 2013. Lubang Tanam, Langkah Awal Yang Menentukan. Dalam http://leira-fruit.blogspot.co.id/2013/12/lubang-tanam-awal-yang-sangat-menetukan.html. Diakses pada 17 Februari 2018, pukul 18.45 WIB.
 
Wanggai, Frans. 201.Manajemen Hutan. Jakarta : Grasindo.