Pages

Laporan Praktikum Okulasi

ACARA IV
OKULASI

A. TUJUAN 
  1. Mahasiswa mengetahui dan mempelajari cara okulasi dengan baik dan benar.
  2. Mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam okulasi.
  3. Mahasiswa mengetahui pertumbuhan okulasi.

B. TEMPAT DAN TANGGAL
  1. Tempat : Arboretum Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta
  2. Tanggal : 28 Februari 2020

C. TINJAUAN PUSTAKA
     Pembiakan vegetatif adalah pembiakan secara aseksual atau tanpa proses perkawinan dimana diperoleh keturunan yang memiliki susunan gen yang sama dengan induknya. Tujuan dari penggunaan pembiakan vegetatif dalam perbanyakan tanaman yaitu agar menghasilkan anakan dengan genetik yang sama dengan induknya yang bersifat baik seperti pertumbuhan, produksi dan ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit serta kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Perbanyakan vegetatif yang biasanya dilakukan adalah vegetative buatan. 
     Salah satu teknik perkembang biakan vegetative buatan yaitu salah satunya okulasi. Okulasi sendiri adalah serangkaian teknik pembiakan tanaman secara vegetatif yang telah banyak dikembangkan oleh petani. Dalam melakukan okulasi pada tanaman diperlukan ketrampilan khusus supaya tujuan okulasi dapat berhasil.
Arti batang bagian bawah yang digunakan untuk okulasi diharuskan mempunyai sistem perakarannya yang baik, sedangkan batang bagian atas biasanya dipilih yang memiliki hasil tanaman yang memiliki kualitas baik.  Terdapat dua macam teknik okulasi yang bisa diterapkan yaitu teknik okulasi tradisional dan teknik okulasi hijau.



     Okulasi disebut juga sebagai salah satu teknik perbaikan kualitas tanaman secara vegetatif buatan. Sama seperti jenis perbanyakan vegetatif buatan lainnya, okulasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bibit tanaman yang berkualitas baik. Jika dibandingkan dengan hasil tanaman melalui dari teknik perbanyakan cangkok dan stek, tanaman okulasi memiliki kualitas yang lebih baik dikarenakan okulasi dapat menggabungkan 2 sifat unggul dari masing-masing bagian tanaman asalnya yang berupa sifat unggul dari batang bawah seperti sistem perakaran yang kuat dan sifat unggul dari tanaman entres  yang dapat berupa hasil buah yang lebat. Teknik okulasi biasanya dilakukan dengan menggabungkan tanaman-tanaman yang masih dalam satu spesies. Okulasi yang dilakukan antar tanaman dengan spesies berbeda jarang dilakukan karena memiliki tingkat keberhasilannya sangat rendah karena perbedaan sifat fisiologis dari masing-masing spesies dapat menghambat penyatuan batang atas dan batang bawah.

D. ALAT DAN BAHAN 
a) Alat    
  1. Pisau
  2. Plastik
  3. Kertas
  4. Gunting pangkas

b) Bahan 
  1. Tumbuhan Asam Jawa (Tamarindus Indicus)


E. CARA KERJA 
  1. Menyiapkan alat dan bahan.
  2. Mengambil tunas tanaman dengan panjang dan lebar secukupnya.
  3. Memotong bagian kulit yang akan di tempel dengan tunas tanaman yang telah disiapkan sebelumnya.
  4. Menempelkan kulit tunas dengan batang yang telah dipotong kulitnya sesuai besar kulit batang bertunas.
  5. Mengikat kedua bagian tersebut menggunakan plastik.
  6. Mengamati pertumbuhan tunas setelah 21 hari setelah dilekatkan.

F. HASIL DAN PEMBAHASAN
     Pada praktikum kali ini memiliki judul okulasi, okulasi disebut juga sebagai salah satu teknik perbaikan kualitas tanaman secara vegetatif buatan. Sama seperti jenis perbanyakan vegetatif buatan lainnya, okulasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bibit tanaman yang berkualitas baik. Dalam praktikum kali ini praktikan melakukan okulasi pada tanaman asam jawa dengan cara mengambil kulit luar untuk di okulasi di batang pohon lain yang kurang unggul adapun tahapannya meluputi :
 
Gambar 4.1 Pemotongan bagian kulit batang yang bertunas



     Tahapan pertama dalam okulasi yaitu memilih tanaman induk yang memiliki sifat yang baik dan bakal menjadi indukan yang baik lalu baru kita melakukan pengambilan mata tempel dengan kriteria panjang mata tunas kira 4-5 cm atau sesuai dengan panjang sayatan pada batang bawah, saat membuat sayatan usahkan menggunakan pisau yang tajam dan jangan sampai melukai kambium hal itu dapat menyebabkan kegegalan pada proses okulasi.
 
Gambar 4.2 Penyayatan kulit cabang sebagai lokasi okulasi.
     Lalu mencari batang yang sehat sebagai bidang tempel mata tunas, lalu menyayat kulit luar menggunakan pisau yang tajam agar tidak melukai kambium. Dan hal ini harus memperhatikan kesesuain panjang dari mata tunas sebagai bidang tempel. Atau panjang dan lebar nya sama dengan mata tunas yang diambil sebelumnya.
 
Gambar 4.3 Penempelan kulit yang bertunas pada bagian yang telah dipotong



     Lalu setelah menyayat mata tunas dan bidang tempel lalu menempelkan mata tunas pada bidang tempel cabang  yang telah dipotong kulitnya sesuai besar tunas, lalu mengikat tunas  mengunakan plastik bening dan pada bagian mata tunas tidak boleh tertutupi oleh plastik agar pada bagian mata tunas dapat tumbuh menjadi tanaman yang baru. Penempelan mata tunas dengan batang bawah bertujuan agar kambium mata tunas dan batang bawah dapat menyatu.
Gambar 4.4. Hasil okulasi selama 21 hari
     Setelah melakukan penempelan lalu dilakukan pengamatan selama 21 hari, lalu  hasil okulasi yang dicek dengan cara membuka plastic dibuka agar kita dapat mengetahui okulasi yang dilakukan berhasil atau tidak. Setelah 21 hari pengamatan hasil pada okulasi tanaman asam jawa ternyata hasil okulasi tidak terlihat pertumbuhan dan perkembangan hanya pada bagian mata tunas berwarna gelap dan tidak menempel.  Adapun beberapa factor yang harus diperhatikan dalam okulasi yairu keserasian sambungan, Keadaan fisiologis tanaman, kehalusan sayatan, persentuhan cambium, pengelupasan kulit, kesehatan batang bawah, waktu penyambungan (sebaiknya pada musim kemarau), temperatur (paling baik 25-30 derajat celcius), kelembapan (memerlukan kelembapan tinggi), cahaya (sebaiknya dilakukan dipagi hari atau sore hari), pelaksanaan penyambungan atau penempelan.




G. KESIMPULAN 
     Berdasarkan praktikum propagasi acara okulasi yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Okulasi adalah cara meningkatkan mutu tumbuhan tanaman dengan cara menempelkan sepotong kulit pohon yang bermata tunas dari batang atas pada sesuatu irisan dari kulit pohon lainnya sehingga bersatu menjadi tanaman yang baru.
  2. Tanaman okulasi memiliki kualitas yang lebih baik dikarenakan okulasi dapat menggabungkan 2 sifat unggul dari masing-masing bagian tanaman asalnya yang berupa sifat unggul dari batang bawah seperti sistem perakaran yang kuat dan sifat unggul dari tanaman entres  yang dapat berupa hasil buah yang lebat)
  3. Setelah 21 hari pengamatan hasil pada okulasi tanaman asam jawa ternyata hasil okulasi tidak terlihat pertumbuhan dan perkembangan hanya pada bagian mata tunas berwarna gelap dan tidak menempel Antara mata tunas dan bidang tempel.
  4. Beberapa factor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi :
  • Keserasian sambungan
  • Keadaan fisiologis tanaman
  • Kehalusan sayatan
  • Persentuhan kambium
  • Pengelupasan kulit
  • Kesehatan batang bawah
  • Waktu penyambungan (sebaiknya pada musim kemarau)
  • Temperatur (paling baik 25-30 derajat celcius)
  • Kelembapan (memerlukan kelembapan tinggi)
  • Cahaya (sebaiknya dilakukan dipagi hari atau sore hari)




DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. “Penyebab Okulasi Tanaman Sering Gagal”. Dalam http://merawatbunga.com/penyebab-okulasi-tanaman-sering-gagal/. Diakses pada tanggal 22 Maret 2020 pukul 20.28 WIB.
Danu, R. K. 2012. Teknik Persemaian. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan: Bogor.