Pages

Laporan Praktikum Pengeplotan Petak Ukur

ACARA IV
Pengeplotan Petak Ukur

A. Tujuan
  1. Mahasiswa mampu mengeplotkan petak ukur pada petak/anak petak secara sistematik 

B. Tempat dan Tanggal
  1. Tempat : Ruang C.306 Fakultas Kehutanan
  2. Tanggal : 14 Januari ....

C. Alat dan Bahan 
a) Alat:
  1. Alat tulis
  2. Penggaris
  3. Kalkulator

b) Bahan:
  1. Peta Petak 90 BDH Playen, KPH D.I. Yogyakarta (skala 1:10.000)
  2. Kertas Kalkir
  3. Kertas milimeter blok

D. Dasar Teori
     Kegiatan utama dalam inventarisasi hutan salah satunya adalah sampling dan sensus. Sampling merupakan pengambilan dan penganalisaan secara sebagian dari seluruh total populasi dengan tujuan agar data yang didapat dapat mewakili data populasi yang ada. Sensus adalah cara pengambilan dan penganalisaan data yang dilakukan secara menyeluruh, artinya tanpa melakukan pendugaan terhadap data populasi. Dalam teknik sampling juga dibedakan atas teknik sampling dengan unit contoh berukuran sama dan teknik sampling dengan unit contoh berbeda ukuran. Teknik sampling atau teknik pengambilan contoh yang menggunakan ukuran contoh sama dibedakan atas Simple Random Sampling (SRS), Systematic Sampling, dan Stratified Sampling. Simple random sampling dan Systematic sampling umumnya dipakai pada hutan yang homogen, seperti hutan tanaman. 
     Pada hutan heterogen, biasanya menggunakan metode stratified sampling. Teknik ini menggunakan ukuran contoh yang sama, misalkan semua plot contohnya seluas 0,1 hektar.Seringkali dalam melakukan teknik sampling inventarisasi hutan terhambat oleh faktor-faktor geografis sehingga tidak memungkinkan pengambilan contoh dengan ukuran sama. Oleh sebab itu, dibuat teknik sampling dengan unit contoh berbeda ukuran. Teknik ini terdiri atas metode Tree Sampling dan Line Sampling (LS). Tree sampling atau sering disebut juga n-tree distance sampling biasanya digunakan untuk hutan homogen. Pengambilan contoh pada teknik ini didasarkan atas karakteristik dari sejumlah pohon (n-tree), misal 3-tree, 10-tree, dan sebagainya. Prinsip teknik ini adalah mengukur jumlah pohon yang sama pada tiap plot contoh. Teknik tree sampling  ini termasuk dalam kategori “distance sampling” karena pada pohon ke-n yang merupakan pohon terjauh dilakukan pengukuran panjang dari titik plot contoh. Keuntungan dari teknik ini adalah lebih sederhana dan cepat dalam kegiatan sampling di lapangan, sedangkan kelemahan teknik ini adalah bersifat bias untuk tegakan yang bergerombol. 


     Line sampling adalah teknik sampling dengan unit contoh berbentuk jalur (line/strip/transect). Jalur yang dibuat biasanya memotong garis kontur agar lebih mudah melihat karakteristik vegetasi berdasarkan ketinggian. Metode ini juga biasa digunakan di hutan alam. Jenis line sampling yang biasa digunakan adalah systematic line sampling with random start. Keuntungan dari metode sampling ini adalah tidak memakan waktu banyak dan memiliki lebih sedikit border line tree. Kekurangan dari metode ini adalah kesalahan mudah terjadi karena ketidaksamaan lebar jalur dan jumlah unit contoh lebih sedikit sehingga derajat bebasnya pun kecil yang berakibat pada tingkat Sampling Error yang tinggi.

 
E. Cara Kerja
1. Menyediakan peta suatu area yang akan diinventarisasi.

2. Memindahkan peta petak / anak petak yang akan diinventarisasi ke kertas kalkir dengan pensil, beri keterangan arah mata angin, skala peta, nomor petak/anak petak, tahun tanam, luas anak petak, intensitas sampling, jari – jari petak ukur, kelas hutan.

3. Menghitung luas petak ukur, jumlah petak ukur dan jarak antar petak ukur.


4. Memindahkan peta kedalam kertas milimeter blok dalam bentuk sumbu absis dan ordinat.

5. Menentukan jarak (mm) sumbu absis dan ordinat dari petak ukur dari petak yang akan diinventarisasi.

6. Menghitung dan menentukan koordinat X dan Y secara random untuk menghasilkan petak ukur pertama inventarisasi.


7. Mengeplotkan petak ukur kedalam petak/anak petak secara sistematik. Penentuan petak ukur dengan sampling with random start artinya penempatan petak ukur awal dilakukan secara randomisasi kemudian petak ukur lainnya disusun secara sistematik terhadap petak ukur awal dengan jarak antar petak ukur tertentu.
  • Memasukkan hasil perhitungan titik koordinat x dan y kedalam milimeter blok.
  • Menentukan titik petak ukur lainnya pada kertas milimeter blok sesuai dengan jarak antar petak ukur hasil perhitungan.
  • Memindahkan titik-titik petak ukur dari kertas milimeter blok ke dalam peta petak/anak petak dimana seluruh titik harus berada didalam kawasan petak/anak petak

F. Hasil Pengamatan
1. Memasukkan hasil perhitungan titik koordinat x dan y kedalam milimeter blok. 
Gambar 4.1 Proses memasukkan perhitungan angka random x dan y ke kertas milimeter blok


2. Menentukan titik petak ukur lainnya pada kertas milimeter blok sesuai dengan jarak antar petak ukur hasil perhitungan.
Gambar 4.2 Proses menentukan 8 titik petak ukur dengan jarak 2 cm antar petak ukur

3. Memindahkan titik-titik petak ukur dari kertas milimeter blok ke dalam peta petak/anak petak dimana seluruh titik harus berada didalam kawasan petak/anak petak
Gambar 4.3 ke delapan titik pada kertas milimeter blok


G. Pembahasan
     Pada praktikum acara  IV kali ini yang berjudul pengeplotan petak ukur acara ini yaitu kelanjutan dari acara-acara sebelumnya dari acara sebelumnya. Hal yang perlu dikerjakan yaitu memindahkan hasil perhitungan dari angka random X dan Y yang sudah didapat di acara sebelumnya  kedalam kertas milimeter blok yang sudah kita gambar dengan garis koordinat awal X dan Y, maka dapat lah vector atau pertemuan antara garis X dan Y didalam koordinat awal kita tadi. Setelah itu kita buat 8 plot  berdasarkan hitungan jumlah PU di acara sebelumnya yang ditandai dengan titik dan diberi jarak 2 cm setiap PUnya. Pencarian titik tersebut sambil melihat peta petak a yang ada pada kertas kalkir, ke delapan titik tersebut haruslah masuk kedalam petak tersebut. Jika tidak dapat dalam sekali gambar, maka kertas kalkir tersebut dapat diputar untuk mencari titik titik selanjutnya. Hal ini berguna untuk memudahkan saat pengambilan data dilapangan.


H. Kesimpulan
     Berdasarkan praktikum kali ini dan hasil pengamatan yang ada pada acara IV maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Pengeplotan petak ukur dilakukan dengan cara randomisasi PU 70 Ha yang terdapat di koordinat x :2,4 dan y:2,9
  2. Ada 8 titik yang harus masuk didalm petak ukur tersebut
  3. Pembuatan Lokasi PU harus memerhatikan peta areal yang akan diukur







DAFTAR PUSTAKA
Ayhu, Aldhi. 2015. “Laporan lengkap praktikum inventarisasi sudah 2015”. Dalam https://aldhiayhu.blogspot.com/2015/05/laporan-lengkap-inventarisasi-sdh-2015.html. Diakses pada tanggal 16 Januari 2019, pukul 21.05 WIB.

Ardiansyah. Tomi. 2017. “Inventarisasi Hutan: Teknik Sampling dengan Unit Contoh Berbeda Ukuran”. Dalam  https://foresteract.com/inventarisasi-hutan-teknik-sampling-unit-contoh-berbeda-ukuran/l. Diakses pada tanggal 16 Januari 2019, pukul 22.35 WIB.

Wahyudiono, Sugeng. 2019. ”Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hutan”. INSTIPER Yogyakarta.