Pages

Laporan Praktikum Ekologi Serangga

ACARA IV
EKOLOGI SERANGGA (Berbagai Habitat)

A. TUJUAN
Mengetahui kehadiran serangga pada tipe atau bentuk habitat yang berbeda.

B. TEMPAT DAN TANGGAL
  1. Tempat : Laboratorium Hama Hutan
  2. Tanggal   : 11 oktober 2019

C. ALAT DAN LOKASI PLOT
a) Alat
  1. Alat tulis
  2. Kertas HVS
  3. Tali rafia
  4. Gunting
  5. Potongan kayu / bambu

b) Lokasi Plot
  1. Di lahan terbuka
  2. Di lahan arboretum ternaungi
  3. Di arboretum terkena cahaya



D. DASAR TEORI
     Aktivitas hidup maupun pertumbuhan populasi serangga (hama) dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu daya biotic (BP) dan resistensi lingkungan (ER). BP merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh serangga yang mendorong populasi serangga menjadi banyka pada kondisi lingkungan yang optimum dan dipengaruhi oleh daya reprosuksi dan daya survival. Daya reproduksi dipengaruhi oleh keperidian siklus hidup dan sex ratio. Apabila species serangga biseksual memiliki keperidian yang tinggi dalam siklus hidup yang pendek (sangat pendek), maka jumlah keturuanannya (populasi) pada periode tertentu menjadi sangat besar. Terlebih lagi apabila serangga tersebut bersifat pathenogenesis murni.
     ER merupakan faktor lingkungan biotis maupun abiotis yang bekerja melawan BP. ER dipengaruhi oleh  3 faktor, yaitu faktor fisis, faktor makanan, dan faktor abiotis. Faktor fisis meliputi suhu, cahaya, kelembaban udara, cuaca, angin, curah hujan dan lainnya yang dipengaruhi pada aktivitas hidup serangga. Faktor makanan meliputi kualitas makanan(kecocokan makanan) dan kuantitas makanan (jumlah makanan) yang tersedia mendukung serangga menyelesaikan siklus hidupnya. Faktor biotis meliputi predator, parasit dan patogen yang ketiganya dapat menghambat aktivitas serangga, bahkan dapat membunuh serangga yang menjadi mangsa (prey) maupun inang (host)-nya, dan kompetisi interspesifik maupun intraspesifik.
     Apabila faktor ER dalam lingkungan kuat maka faktor ini akan menghambat BP. Dan sebaliknya apabila faktor ER dalam lingkungan lemah maka faktor ini akan memungkinkan faktor BP untuk menjadi kuat.




E. CARA KERJA
  1. Menyiapkan alat dan bahan.
  2. Membuat plot ukuran 1 x 1 pada 3 tempat yang berbeda, yaitu lahan terbuka,  lahan arboretum yang ternaungi, dan lahan arboretum yang terkena cahaya.
  3. Mengamati dan mencatat serangga yang terdapat pada masing – masing plot.
  4. Mengamati aktivitas serangga, apakah sedang makan tanaman atau sedang istirahat.
  5. Menentukan serangga yang dominan dengan melihat jumlahnya.
  6. Melakukan pengamatan selama 4 hari berturut – turut, pagi, siang, dan sore.


F. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel pengamatan




2. Layout lahan pengamatan


3. Gambar lahan pengamatan

 


G. PEMBAHASAN
     Pada praktikum acara IV tentang ekologi serangga (pengaruh cahaya terhadap  kehadiran serangga pada tempat yang berbeda) praktikan menyiapkan plot berukuran 1 x 1 m untuk mengamati serangga yang berada di beberapa tempat yaitu lahan terbuka, lahan arboretum ternaungi, dan lahan arboretum terkena cahaya, kemudian mengamati selama 4 hari pagi, siang, dan sore apa saja serangga yang ada pada plot yang sudah dibuat berdasarkan lahan yang telah dibuat. Kehadiran serangga pada ketiga lahan yang dibuat berbeda – beda, karena lahan terbuka cenderung memiliki serangga seperti kepik dan semut, begitu juga dengan lahan arboretum yang ternanungi terdapat serangga seperti capung dan kupu – kupu, walaupun jumlahnya tidak banyak namun dominasi serangga setiap lahan ada, pada lahan arboretum terkena cahaya dominasi serangga siang hari pada hari pertama yaitu semut kemudian di hari kedua pagi hari didominasi kepik. Jumlah dan dominasi setiap waktu dapat berbeda – beda tergantung tempat dan waktu, pada setiap lahan dan di setiap waktu dominasi serangga seperti belalang selalu ada walaupun jumlahnya tidak banyak, kemudian semut juga selalu ada pada setiap lahan dan waktu. 
     Cahaya mempengaruhi keberadaan serangga karena serangga lebih banyak terdapat pada lahan yang terbuka dan terang pada praktikum kali ini, sehingga dominasi serangga pada lahan tersebut banyak dan mudah didapat. Seperti contohnya pada lahan terbuka selalu ada serangga seperti belalang, maupun kepik yang terbang atau bergerak pada lahan tersebut walaupun jumlahnya tidak tetap, namun setiap waktu selalu ada. Serangga yang terdapat di lahan ternaungi di arboretum lebih banyak seperti semut dan aneka macam serangga lain yang berbeda jenis tiap waktunya.




H. KESIMPULAN 
     Pada praktikum acara IV tentang ekologi serangga (pengaruh cahaya terhadap  kehadiran serangga pada tempat yang berbeda) dapat disimpulkan bahwa :
  1. Serangga pada setiap lahan pengamatan selalu ada walaupun jumlah dan jenisnya berbeda – beda.
  2. Jenis serangga yang paling dominan di lahan terbuka yaitu kepik.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. ”Cahaya untuk serangga”. Dalam https://kuliah.blogspot.com. Diakses pada tanggal 16 oktober 2019 pukul 21.00 WIB. 
Ilham. 2015. “Faktor-faktor lingkungan serangga”. Dalam https://ilham-agt08blogspot.com. Diakses pada tanggal 16 oktober 2019 pukul 20.00 WIB.
Nur, 2014. “Lingkungan serangga”.  Dalam https://nurrr.wordpress.com. Diakses pada tanggal 16 oktober 2019, Pukul 21.07 WIB.