I. Acara V : pH Tanah Colorimetris
II. Tanggal Praktikum : Selasa, 02 April 2019
III. Tujuan :
- Menetapkan secara colorimetris dengan H2O (pH H2O)/pH actual.
- Menetapkan pH tanah secara colorimetris dengan KCL (pH KCL)/PH potensial.
IV. Metode : Colorimetris
V. Dasar Teori
Tanah adalah material bumi yang menjadi media tempat hidupnya organisme. Tanah digunakan sebagai tempat berpijak dan tumbuh. Tanaman adalah contoh makhluk hidup yang langsung berinteraksi dan bergantung hidup pada keadaan tanah. Secara umum, bagi tanaman tanah berfungsi untuk menopang tumbuh dan berdiri tegak tanaman itu sendiri. Selain itu, tanah berfungsi sebagai penyedia bahan makanan seperti unsur hara, mineral dan air. Tanah terbentuk secara alami melalui pelapukan bahan induk, seperti batu-batuan induk. Ilmu yang pembelajarannya mengenai proses pembentukan tanah dan manfaatnya adalah pedologi. Sedangkan proses pembentukan tanah serta unsur-unsur yang mempengaruhinya disebut Pedogenesis.
Unsur atau faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah, antara lain; iklim, topografi, bahan induk, waktu dan jasad hidup. Bagian-bagian tanah antara lain lapisan-lapisan tanah yang terbentuk atau tingkatan tanah, profil tanah; yaitu topsoil (tanam tempat dimana organisme tumbuh dan berkembang), sobsoil (tanah muda yang masih dalam tahap perkembangan, dan bahan induk tanah). Dalam tanah dikenal istilah kadar lengas tanah, yaitu kandungan kadar air dalam tanah yang akan dimanfaatkan oleh tanaman, kadar lengar ini dipengaruhi oleh besar kecilnya pori tanah. Tanah itu sendiri terdiri dari 3 fraksi, antara lain; pasir (fraksi yang paling kasar dan memiliki pori makro), debu (fraksi berukuran sedang), lempung (fraksi paling halus dan didominasi pori mikro). Apabila pori makro dominan maka derasenya baik sedangkan drainasenya buruk, dan sebaliknya. Tekstur geluh adalah tanah yang kadar ketiga fraksinya (pasir, debu, lempung) dalam keadaan seimbang.
Tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah dengan tekstur geluh dan berkomposisi; 20-30% air, 20-30% udara, 45% mineral dan 5% bahan organik. Tanah Vertisol adalah tanah-tanah mineral yang mempunyai warna abu kehitama, bertekstur liat dengan kandungan 30% pada horizon permukaan sampai kedalaman 50 cm dan didominasi jenis lempung montmorilonit. Lempung ini sifatnya mudah mengembang di musim hujan. Gaya ini menyebabkan jalan mudah retak, bergelombang dan rusak. Tanah vertisol/grumusol memiliki kandungan bahan organik yang cenderung rendah (antara 1,5-4%), tetapi terdifusi sempurna pada lempunnya sehingga menyebabkan warna menjadi lebih gelap. Warna tanah vertisol dipengaruhi oleh kadar humus dan kadar kapurnya. Tanah yang kaya akan kapur dan karbon berwarna hitam.
VI. Alat dan Bahan
A. Alat
- Tabung reaksi
- pH Stik
- Sprayer
- Kertas label
B. Bahan
- Contoh tanah kering angin/udara, dengan diameter : 0,5 mm.
- Indicator universal
- Aquadest
VII. Cara Kerja
- Tabung reaksi diisi contoh tanah dan H2O (aquadest) dengan perbandingan 1:1 (± setinggi 2,5 cm:2,5 cm, sehingga tinggi tanah + aquadest menjadi 5 cm).
- Larutan dikocok hingga homogen dan dibiarkan mengendap lalu warna jernih di bagian atas dicatat, misalnya kuning.
- Dimasukkan pH stik dengan hati-hati dalam tabung reaksi (seluruh indikator stik tercelup dalam larutan jernih).
- pH stik kemudian dicocokan dengan balok komparator dan dicatat pH-nya.
- Ulangi langkah 1-4 dengan menggunakan KCl.
VIII. Hasil Analisis dan Perhitungan
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry D, 1998. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Hardjowigeno, S., 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediawiyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Notohadi Perwira, I & Sri Hastuti, 1987. Dasar-dasar Fedologi. Departemen Ilmu Tanah. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.